NovelToon NovelToon
Sebatas Penghangat Ranjang

Sebatas Penghangat Ranjang

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:17.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: santi.santi

NOTES!!!!
Cerita ini hanya di peruntukan untuk orang-orang dengan pikiran terbuka!!
Cerita dalam novel ini juga tidak berlatar tempat di negara kita tercinta ini, dan juga tidak bersangkutan dengan agama atau budaya mana pun.
Jadi mohon bijak dalam membaca!!!

Novel ku kali ini bercerita tentang seorang wanita yang rela menjadi pemuas nafsu seorang pria yang sangat sulit digapainya dengan cinta.

Dia rela di pandang sebagai wanita yang menjual tubuhnya demi uang agar bisa selalu dekat dengan pria yang dicintainya.

Hingga tiba saatnya dimana pria itu akan menikah dengan wanita yang telah di siapkan sebagai calon istrinya dan harus mengakhiri hubungan mereka sesuai perjanjian di awal mereka memulai hubungan itu.

Lalu bagaimana nasib wanita penghangat ranjang itu??
Akankah pria itu menyadari perasaan si wanita sebelum wanita itu pergi meninggalkannya??
Atau justru wanita itu akan pergi menghilang selamanya membawa sebagian dari pria itu yang telah tumbuh di rahimnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nyonya besar

"Elena!!"

Elena menghentikan langkahnya karena merasa ada yang memanggilnya.

"Nyonya??" Gumam Elena.

"Selamat siang Nyonya Lewis??" Wanita sosialita dengan segala barang mahal yang melekat pada tubuhnya itu menghampiri Elena.

"Siang. Apa itu makan siang untuk anak saya??" Nyonya besar itu selalu menampakkan wajah dinginnya di depan siapapun.

"Benar Nyonya"

"Ckk, anak itu memang tidak pernah memperhatikan kesehatannya. Masa jam segini baru makan siang"

"Tuan Muda baru menyelesaikan Meeting penting Nyonya. Jadi baru bisa makan siang sekarang"

"Ya sudah, cepat bawa makanan itu ke atas!!" Perintah Nyonya besar itu.

"Biak Nyonya. Mari" Elena menyingkir memberikan jalan Nyonya besar itu untuk berjalan lebih dulu di depannya.

Elena memang sudah mengenal Nyonya Lewis sejak dia masih kuliah karena dulu Adrian sering mengajak Elena ke rumah untuk mengerjakan tugas bersama teman-temannya yang lain.

Namun karena status sosial Elena yang hanya kaum rendahan di matanya, maka mereka tidak bisa di bilang akrab. Itulah alasan kenapa Elena tidak akan pernah bisa masuk ke dalam kehidupan Adrian jika tidak dengan cara kotor seperti yang dilakukannya saat ini.

Elena mengikuti Nyonya berkuasa itu dengan tetap bungkam di belakangnya. Melihat cara Nyonyanya berjalan angkuh dengan wajahnya yang selalu terangkat itu saja sudah membuat Elena tak percaya diri.

"Adrian!!"

Elena sempat melihat wajah terkejut Adrian saat Mamanya tiba-tiba muncul di kantornya.

"Kenapa Mama ke sini??" Ketus Adrian.

"Memang Mama nggak boleh kalau datang ke sini menemui kamu?? Salah sendiri berhari-hari tidak pulang. Mama kangen sama kamu tau!!"

Adrian memalingkan wajahnya malas. Dia malas meladeni Mamanya sendiri karena pasti wanita tua itu akan merecoki dirinya dengan keinginan-keinginan anehnya.

Elena yang bisa membaca situasi di ruangan itu memilih diam sambil menyiapkan makan siang untuk Adrian.

"Adrian, apa kamu sering menghubungi Kamila??"

Elena membeku sejenak karena pertanyaan itu. Dia juga sangat ingin mendengar jawaban dari Adrian saat ini.

"Emmbb" Jawab Adrian dengan mengangguk.

Elena menerima kenyataan yang ia dengar bahwa Adrian sering menghubungi Kamila. Memang itu sudah menjadi resiko yang harus ia terima karena memilih menjalin hubungan terlarang dengan pria yang hatinya sudah terpaut dengan wanita lain

"Apa kamu tidak ada niatan untuk mengunjunginya ke sana?? Mama rasa dia akan senang dengan kedatangan kamu. Apalagi minggu depan adalah hari ulang tahunnya"

Kali ini Adrian tertarik dengan apa yang Mamanya bicarakan. Dia sampai lupa jika bulan ini adalah bulan kelahiran wanita yang dicintainya itu.

"Kalau begitu aku akan mengosongkan jadwalku minggu depan untuk mengunjunginya" Ucap Adrian terdengar senang.

"Bagus, kamu ajaklah dia makan malam dan berikan dia hadiah. Jangan sampai dia berpaling dengan pria lain di luar sana karena kamu begitu kaku kepadanya"

Jangan tanyakan Elena. Perasaannya sudah tidak karu-karuan saat ini. Baru saja dia bahagia karena dua hari ini bisa memiliki Adrian seutuhnya. Tapi seakan di tampar kenyataan, Adrian yang sudah menjadi teman tidurnya itu harus kembali ke pemiliknya.

Elena mengantarkan makanan yang telah ia siapkan ke hadapan Adrian.

"Makan siang mu" Ucap Elena dengan begitu pelan yang terdengar di telinga Adrian sangat lesu. Menit pria itu memandangi perubahan wajah Elena. Namun Adrian tidak pernah bisa membaca arti dari ekspresi yang di tampakkan Elena saat ini.

"Baiklah Ma, aku akan berangkat sehari sebelum hari ulangtahunnya. Tapi aku harus mengajak Elena ke sana untuk menemaniku"

"Apa!!" Pekik Elena. Dia tentu saja tidak setuju dengan Adrian. Dia memang tidak mau membiarkan Adrian bertemu Kamila. Tapi dia lebih tidak mau lagi berada di tengah keduanya dan menyaksikan kemesraan Adrian dengan tunangannya.

"Kenapa harus mengajak dia?? Kalau kamu nggak mau sendiri, kamu bisa mengajak Aura saja Adrian!!" Nyonya Lewis melirik tajam pada Elena.

"Ma, tau sendiri kan kalau Aura itu hanya bisa merepotkan. Lagipula aku mengajak Elena karena dia bisa di andalkan. Dia bisa membantuku menyiapkan kejutan untuk Kamila Ma" Adrian tidak mau urusannya direcoki oleh Aura. Adik satu-satunya yang sering sekali menyusahkan hidup Adrian.

Elena mendelikkan matanya kepasa Adrian karena keinginannya yang tak memanusiakan hati Elena itu. Tapi Adrian seolah tak mengerti dengan hal itu, ia justru membalas Elena dengan mengedipkan satu matanya.

Elena yang kesal memilih menjauh dan kembali menghampiri laptopnya yang sempat ia tinggal untuk memesankan makanan untuk Adrian tadi.

"Ya sudah, terserah!! Tapi ingat, jangan sampai Kamila salah paham dengan kedatangannya besama mu" Nyonya Lewis akhirnya hanya bisa menerima keputusan Adrian meski dia juga membenarkan apa yang di katakan anaknya itu. Dia sebenarnya tau jika Elena bisa di andalkan.

"Kalau sudah tidak ada yang ingin di bicarakan lagi, lebih baik Mama pulang. Bisa lihat sendiri kan kalau aku saja makan sambil mengerjakan tumpukan kertas seperti ini??"

Nyonya Lewis langsung melotot tajam kepada anaknya. Meski sudah hafal dengan sifat anaknya yang selalu acuh tak acuh kepadanya, namun dirinya tentu saja masih tak terima di usir secara terang-terangan seperti itu. Apalagi di hadapan Elena. Seolah dia tidak ada harganya di mata anaknya sendiri.

"Baik Mama pergi. Tapi jangan sampai kamu membatalkan niat mu untuk mengunjungi Kamila!!" Nyonya Lewis beranjak menenteng tas mahalnya.

"Mama tenang aja. Aku juga merindukannya" Adrian tersenyum sendiri membayangkan wajah cantik Kamila.

Nyonya besar itu kemudian pergi dari ruangan anaknya tanpa sepatah kata lagi. Dia sudah cukup di buat malu oleh anaknya sendiri.

"Kau g*la ya!!" Umpat Elena setelah pintu ruangan Adrian tertutup kembali.

"Elena, ini kantor. Jaga ucapan mu!!" Adrian mulai menyendok makanannya setelah memberikan tatapan tajam pada Elena.

"Tapi Pak, saya tidak setuju mengikuti keinginan Bapak untuk pergi menemui Kamila!! Lagipula pekerjaan di sini tidak bisa di tinggalkan begitu saja!!" Tentu saja Elena memikirkan kondisi hatinya.

Adrian terlihat acuh menikmati makanan yang di belikan Elena itu. Apapun pilihan Elena memang selalu pas di lidahnya.

"PAK!!" Kesal Elena.

"Ya sudah tidak usah ikut. Tapi jangan salahkan aku kalau sampai h*srat ku naik saat aku ada di sana. Kau tau kan bagaimana caranya aku harus menuntaskannya?? Kalau masalah pekerjaan tidak usah khawatir karena Hary akan segera kembali dari luar kota" Jawab Adrian dengan santai. Elena tak habis pikir jika isi otak Adrian hanyalah hal seperti itu.

"Tidak bisa!! Kau sudah menulis perjanjian untuk tidak menyentuh wanita lain selama masih terikat perjanjian dengan ku!!"

"Itu hal yang sangat mudah. Uangku banyak, aku tinggal membayar kompensasinya kepadamu" Adrian kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya tanpa peduli darah Elena sudah mendidih saat ini.

"Lalu bagaimana kau akan menjelaskan kepada Kamila saat melihat mu datang bersamaku??" Tantang Elena malam membuat Adrian hampir tersedak makannya.

"Kenapa aku harus bingung?? Aku tinggal menjawab seperti yang ku katakan kepada Mama tadi. Lagipula kita memang tidak ada hubungan apa-apa kan?? Apa kau berharap Kamila akan salah paham dengan kita berdua begitu?? Memangnya hubungan kita lebih dari sekedar partner di atas ranjang?? Tidak kan??"

Bibir Elena tertutup rapat. Dia sudah tidak bisa menjawab Adrian. Apa yang di katakan pria itu benar, bahkan status persen benar.

1
Atoen Bumz Bums
baca LG krna seru
Ipehmom Rianrafa
mksih Thor 💪💪💪
Noul
Luar biasa
Kazugata
sedih bgt😭
Kazugata
😥😥
Kazugata
sedihhh bgt Thor 😢
Ibelmizzel
jagan2 Kamila selingkuhan papanya adrian
Ibelmizzel
klu diposisi kita liat laki2 suka main dgn perempuan biar cinta pun tetap mundur jijik aja.
Ristieriswanharti
seruuuu pura² lupa Ian
Ristieriswanharti
jangan jangannnnn
Ristieriswanharti
mulai awal cerita aq nangis terus
...sungguh cerita author bnyk yg bikin nangis
Ristieriswanharti
aq yakin sebenarnya Adrian tau perasaan elena
dia hanya emosi krn elena tidak bisa jujur
Ristieriswanharti
wanita antagonis udah muncul
Ristieriswanharti
aq mikir kalau sarmilah udah ga perawan aq yakin dia udah punya pasangan pacar atau simpanan
dia hanya pura ² lugu saja biar kelihatan baik
vita: emng kk si karmila simpanan papa nya adrian 🤣
total 1 replies
Khun Tee
aku kalau jadi temennya elena capee 😫
Nurul Mu'tia Utami
Luar biasa
Diana Puji Astuti
bagus ceritanya
Dina Fajar Pramesti Wulan
tgl lahirqw inih😘😘
Valeria Niapasa
Luar biasa
Darmawangsya Darmawangsya
sama sama Author.ma'af gak prnh komentar.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!