Sebatas Penghangat Ranjang
"Deal!!"
Elena menjabat tangan Adrian sebagai tanda di mulainya perjanjian antara mereka berdua. Perjanjian yang menurut orang lain begitu konyol namun saling menguntungkan untuk mereka. Mereka menganggap perjanjian itu bagaikan simbiosis mutualisme.
"Mulai malam ini, kau harus tinggal di apartemen ku!!" Adrian menikmati t*buh yang begitu indah di pandang mata itu dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.
"Tidak masalah Tuan Adrian. Itu sebuah kewajiban untukku karena kau sudah membayar ku dengan mahal" Jawab Elena dengan senang hati.
"Baguslah kalau kau sadar diri. Tapi ingat!! Sekali saja kau melanggar perjanjian ini, maka habislah riwayatmu!!" Ancam Adrian tak membuat lawan bicaranya itu ketakutan.
"Kau tidak percaya kepadaku??"
Adrian mengedikkan bahunya seraya memandang wanita berambut sebahu di depannya dengan tatapan remeh.
"Mungkin saja. Melihat kau yang dengan sukarela menawarkan t*buh mu itu untukku hanya demi uang, bisa saja kau melakukan hal yang sama kepada pria kaya di luaran sana" Adrian tersenyum mengejek pada sahabat yang ia kenal sejak kuliah itu.
Elena tak merasa sakit hati dengan ucapan Adrian yang begitu menusuk itu. Dia justru menunjukkan senyum kecutnya pada partner ranjangnya mulai nanti malam itu.
"Aku tidak akan mencari pria di luar sana asalkan uangmu terus mengalir kepadaku. Setidaknya kau juga akan mendapatkan kesucian ku. Jadi kau tidak akan rugi mengeluarkan banyak uang untukku daripada kau harus terkena penyakit karena berhubungan dengan banyak wanita di luar sana" Untuk apa lagi Elena menahan malu di depan Adrian karena terlihat begitu murahan. Harga dirinya saja sudah ia jual kepada pria itu.
"Aku masih ragu jika kau masih suci di umurmu yang sekarang"
Mengingat pergaulan jaman sekarang, tentu saja Adrian merasa tak percaya jika Elena masih menjaga kehormatannya di usia mereka yang kini dua puluh tujuh tahun.
"Kita akan membuktikannya nanti malam Tuan. Tapi sekarang, ijinkan aku menyelesaikan pekerjaan ku dulu sebelum nanti malam memulai pertempuran pertama kita"
Elena menyambar satu kertas yang telah mereka berdua tanda tangani sebagai perjanjian yang akan mengikat mereka sampai waktu yang belum bisa di pastikan.
"Aku menunggu bagaimana kau akan memuaskan ku Elena!!" Ucap Adrian sedikit lantang karena Elena sudah sampai di bibir pintu ruangannya.
Namun wanita yang sudah empat tahun menjadi sekretarisnya itu tak memberikan tanggapan sama sekali. Wanita yang mempunyai tubuh menggoda itu tetap melenggang keluar meninggalkan Adrian sendirian di ruangannya.
Perhatian Adrian kini teralihkan pada selembar kertas yang berada di hadapannya. Kertas yang isinya sama persis seperti yang Elena ambil tadi.
"Apa dia susah g*la??" Adrian berbicara sendiri sambil membaca kembali surat perjanjian itu.
Saat ini Adrian pun masih berada di antara percaya dan tidak percaya. Wanita yang telah menjadi sahabatnya sejak kuliah itu menawarkan suatu perjanjian yang menutut Adrian begitu di luar nalar.
Pasalnya, sejak Adrian mengenal Elena sampai detik ini, Adrian tidak pernah melihat sisi gelap Elena.
Tidak, mungkin mulai detik ini pandangan Adrian kepada Elena mulai berubah.
Bagaimana tidak, Elena tiba-tiba datang kepadanya dan menawarkan t*buhnya kepada Adrian.
"Tuan Adrian, aku tau kau adalah pria normal yang haus akan sentuhan wanita. Tapi kelak kau akan menikah dengan wanita yang kau cintai. Wanita itu tentu saja bukanlah wanita sembarangan karena dia pilihan orang tuamu. Jadi orang tua wanita itu tidak akan mau menikahkan anak mereka dengan pria yang mungkin saja tertular penyakit karena sering jajan di luar. Berhentilah melakukan hal itu dan cukup berhubungan dengan satu wanita saja Tuan. Dan aku siap menjadi penghangat ranjang mu sampai calon istrimu itu kembali untuk melangsungkan pernikahan kalian"
Adrian kembali menyeringai kala teringat ucapan Elena tadi. Sungguh di luar dugaan Adrian.
"Jangan salah mengartikan penawaran ku ini Tuan. Kita akan sama-sama di untungkan kalau kau setuju dengan tawaranku"
"Apa itu??"
"Kau akan mendapatkan kesucian ku, aku bersih dari penyakit, dan tentunya aku bisa memuaskan mu di atas ranjang. Itu keuntungan yang akan kau dapat. Lalu keuntungan untukku, tentu saja kau tau Tuan, tidak ada yang gratis di dunia ini"
Adrian tiba-tiba tertawa terbahak-bahak karena keg*laan Elena itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Adrian akui jika dirinya memang bukan pria baik. Dia b*jat karena penikmat wanita. Tapi dari dulu mengenal Elena, dia tidak pernah berpikiran untuk menjadikan Elena salah satu targetnya, meski Adrian tak menampik pesona Elena.
Sekretarisnya itu mempunyai badan yang begitu menggoda. Dada yang tak begitu besar namun terlihat padat dan berisi. Juga dua belah pan*atnya yang menonjol begitu pas dengan kakinya yang jenjang. Wajahnya yang bersih serta bulu matanya yang lentik, hidungnya yang kecil tapi mancung, kemudian bibirnya yang berisi dan berwarna merah muda alami. Jangan lupakan juga kulit putih mulusnya yang seperti susu. Tapi semua itu tak pernah menarik perhatian Adrian sama sekali, karena Adrian benar-benar menganggap Elena sebagai sahabatnya. Tentu saja dia tidak mau merusak persahabatannya itu dengan yang namanya n*fsu sesaat.
Lagipula Adrian juga sudah di jodohkan dengan Kamila. Wanita pilihan keluarganya namun juga cinta pertama Adrian.
Adrian begitu mencintai Kamila meski wanita itu masih menempuh pendidikan S2 di luar negeri. Meski cinta itu hanya untuk Kamila, namun Adrian adalah pria normal dan haus belaian seperti yang di katakan Elena tadi. Makanya dia sering menyalurkan h*sratnya itu dengan berhubungan dengan wanita malam.
"Kau menawarkan t*buhmu hanya untuk uang El?? Sungguh di luar dugaan ku"
Adrian meremas surat perjanjian itu hingga separuhnya kusut karena tertekan genggaman tangannya.
"Mari kita buktikan El. Apa benar kau bisa memuaskan ku di atas ranjang??" Tawa sinis mengakhiri monolog Adrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Sonia Putri
mampir lagi Thor,setelah kenanga dan Aditya tamat lanjut deh kesini
2024-10-05
0
al rizal
😁😁😁
2024-09-16
0
Jumria Jumi
ini karya mu yg ke 2 aku baca semoga tidak mengecewakan.
2024-09-05
1