Alinea Alexandra sangat bahagia saat orang tuanya menjodohkan dirinya dengan Diksi Galenio, pria yang selama ini diam-diam dia cintai.
Namun, kenyataan tak sesuai dengan harapannya, Alinea harus menelan pil pahit karena hanya dijadikan istri rahasia oleh Galen.
"Kamu tidak perlu bertingkah seperti seorang istri! Karena Aku menikahimu hanya untuk balas budi. Satu lagi, rahasiakan pernikahan ini dari kekasih ku!" Diksi Galenio.
Namun, saat Alinea terus memperjuangkan cintanya, Dia justru dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya.
Apakah Alinea akan terus berjuang untuk mendapatkan cinta suaminya?
Atau menyerah dan memilih mantan kekasihnya?
"Aku tunggu jandamu!" Skala Bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
"Kamu cari tahu semua tentang Diksi Galenio! Aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Aku tidak mau kedepannya ada masalah."
Asisten Skala langsung melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Bosnya tanpa banyak bertanya. "Baik, Bos!"
Skala merasa ada yang Galen sembunyikan darinya. Pada saat di ruang meeting tadi, Skala menanyakan tentang status Galen, pria itu menjawab dengan lantang bahwa dirinya masih single. Namun Skala menangkap ada raut tidak nyaman saat Galen menjawab pertanyaan itu.
Skala hanya ingin memastikan jika dirinya tidak salah memilih partner kerja sama. Karena menurut Skala kejujuran adalah modal utama dalam berbisnis. Skala tidak ingin kedepannya menimbulkan kecurigaan yang berkepanjangan akibat ketidakjujuran yang Galen lakukan saat ini.
"Satu hal lagi." Asisten Skala yang hendak memegang handle pintu menghentikan aktivitasnya saat Bosnya itu kembali bersuara. "Cari tahu lagi tentang Alinea Alexandra."
Asisten Skala menghembuskan napasnya pelan. Namun dia tetap mengangguk dan melaksanakan perintah dari Bosnya. "𝘕𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘈𝘭𝘪𝘯𝘦𝘢 𝘈𝘭𝘦𝘹𝘢𝘯𝘥𝘳𝘢?"
Ini bukan pertama kalinya Skala meminta asistennya untuk mencari tahu tentang wanita bernama Alinea Alexandra. Sudah beberapa kali Bosnya itu memintanya melakukan hal yang sama, namun selalu berakhir dengan sia-sia. Tidak ada informasi apapun yang ditemukan mengenai Alinea Alexandra.
...----------------...
"Semoga saja tidak terlambat!" Galen bergumam sambil terus melihat jam di pergelangan tangannya. "Aku tidak mau Ruby curiga saat melihat Alinea berada di rumahku."
Sebelum meetingnya dengan Skala, kekasih Galen yang bernama Ruby itu menghubungi Galen. Wanita itu mengatakan akan tiba di tanah air dalam tiga jam lagi, dan akan langsung mengunjungi rumah Galen. Ruby yang berprofesi sebagai model itu baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri selama beberapa bulan.
Ruby sengaja ingin menemui Galen begitu sampai di tanah air karena sudah sangat merindukan kekasihnya itu.
Sementara itu, Alinea baru saja sampai di rumah setelah seharian pergi berbelanja. Wanita cantik itu terlihat menenteng beberapa paperback di kedua tangannya.
Alinea mengernyitkan keningnya saat mendapati mobil suaminya terparkir di pekarangan rumah. "Kenapa Mas Galen pulang di jam seperti ini?"
Alinea masuk ke dalam rumah dengan pikiran yang masih bertanya-tanya. "Mana Mas Galen?" Alinea tidak menemukan Galen begitu sampai di ruang tamu. "Mungkin di kamar." Alinea naik ke lantai atas untuk mencari keberadaan suaminya.
"Pindahkan semua barang-barang Alin ke kamar sebelah!"
Terdengar suara Galen memerintahkan Bi Naima untuk memindahkan semua barang-barang miliknya. "Ada apa ini? Kenapa barang-barangku dipindahkan?"
"Ruby akan menginap di sini selama beberapa hari kedepan."
"Menginap di sini? Di kamarku?" Alinea tidak sadar sudah meninggikan sedikit suaranya. Dia tidak terima ada wanita lain yang tidur di kamar utama.
"Apa maksudmu dengan, kamarmu?" Galen tersenyum sinis. "Ini kamarku. Dan mulai sekarang aku tidak mengijinkan kamu tidur di kamarku, karena Ruby lah yang akan menempati kamarku," ucap Galen lantang. Pria yang berstatus sebagai suami Alinea itu sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan istrinya.
Deg
Hati Alinea begitu sakit mendengar ucapan suaminya. Galen tanpa perasaan bersalah sedikitpun membiarkan wanita lain tidur di kamarnya, sedangkan dirinya yang berstatus sebagai istri sahnya dengan tega dia usir.
Walaupun Ruby adalah kekasihnya, tetap saja dirinya yang lebih berhak karena dia istrinya, pikir Alinea. Namun Alinea hanya diam membiarkan suaminya itu berbuat sesukanya. Alinea memilih pergi ke kamar yang berada tepat di samping kamar itu.
"Alin!" Alinea menghentikan langkahnya saat Galen tiba-tiba memanggilnya. "Ingat, jangan mengatakan status kita pada Ruby! Dan buat alasan yang masuk akal kenapa kamu berada di sini?!"
Alinea hanya menganggukkan kepalanya tanpa berniat menjawab suaminya. Hatinya terlanjur sakit dengan perlakuan Galen terhadap dirinya.
Alinea masuk ke dalam kamar barunya, wanita cantik itu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Alinea terisak sambil menelungkupkan tubuhnya. "Kenapa Mas Galen tega sekali?" Ucap Alinea di sela-sela isak tangisnya.
Setelah menangis cukup lama, Alinea memutuskan untuk ke bawah karena perutnya berdemo minta diisi. "Aku harus makan, patah hati juga butuh tenaga," gumamnya.
Alinea berlari kecil saat menuruni tangga karena merasa perutnya benar-benar lapar. Saat di undakan tangga terakhir, Alinea mendengar sayup-sayup orang tertawa. Karena rasa penasarannya, Alinea mengurungkan niatnya untuk ke dapur. Wanita cantik itu pun memilih untuk melihat siapa yang berada di ruang tamu.
Deg
Pemandangan yang Alinea lihat adalah sepasang kekasih yang sedang bercumbu, keduanya tengah saling memagut sambil sesekali sang wanitanya terkikik karena ulah tangan nakal sang pria yang memainkan pucuk squishy nya.
"Sayang, kamu nakal!" Ucap Ruby manja saat tangan Galen semakin meremas kuat gundukan gunung kembarnya.
Hati Alinea sakit bercampur perih melihat pemandangan tak layak di depan matanya. Rasa lapar yang tadinya begitu menyiksa, kini lenyap berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam menggerogoti hatinya.
Alinea memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Dia tidak ingin lebih sakit lagi melihat pemandangan menjijikkan itu.
"Yaa Tuhan... rasanya sangat sakit sekali!" Alinea terus menangis sepanjang hari, air matanya seolah tidak ada habisnya dan terus mengalir semakin deras. Karena kelelahan, Alinea pun tertidur melupakan rasa lapar yang sedari pagi begitu menderanya.
Malam harinya, Galen terbangun karena merasa haus. Pria itu memutuskan turun ke bawah untuk mengambil air minum. Sampai di bawah, Galen melihat makanan masih tersusun utuh di meja makan dan terkurung oleh tudung saji.
"Alin belum makan, Bi?" Tanya Galen saat melihat Bi Naima keluar dari kamarnya.
"Belum, Mas. Non Alin dari pagi belum makan," ucap Bi Naima.
Ada rasa khawatir yang tiba-tiba menyelimuti hati Galen. Bayangan tadi siang saat dirinya mengucapkan kata-kata kasar pada Alinea, tiba-tiba saja terlintas di kepalanya. "𝘈𝘱𝘢 𝘈𝘭𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘢𝘯𝘨?"
Setelah menuntaskan dahaganya, Galen pun kembali ke kamarnya. Saat hendak menuju kamarnya, Galen melirik sekilas kamar Alinea yang tertutup rapat. "𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢?"
Galen hendak mengetuk pintu, namun bersamaan dengan itu pintu kamar pun terbuka. Bukan kamar Alinea yang terbuka, tapi kamar sebelahnya yang kini ditempati Ruby.
"Sayang, kamu sedang apa di situ?"
Galen menggelengkan kepalanya lalu berjalan menghampiri kekasihnya. "Aku hanya khawatir dengan Alin, dari siang dia belum keluar kamar," ucap Galen jujur.
Galen mengatakan pada Ruby bahwa Alinea menginap di rumahnya atas permintaan orang tua Galen. Alinea merasa kesepian di rumahnya sendirian, karena orang tuanya sedang perjalanan bisnis ke luar negeri.
Ruby yang memang tahu kedekatan Alinea dan orang tuanya Galen, percaya saja dengan yang kekasihnya itu katakan.
"Sudahlah, Sayang. Mungkin Alin sudah tidur, jangan mengganggunya! Kamu tahu kan Alin kalau tidur kaya apa?" Ucap Ruby sambil terkekeh.
Wanita itu sangat hafal dengan Alinea yang tukang tidur. Karena Ruby dan Alinea adalah sahabat sejak mereka masih kecil.
Galen pun mengangguk mengiyakan perkataan kekasihnya. "Ya sudah. Kamu tidur ya." Galen mengusap kepala kekasihnya.
Galen memutuskan untuk kembali ke kamarnya, namun langkahnya terhenti saat Ruby menarik tangannya dan membawa Galen masuk ke dalam kamar yang ditempati Ruby.
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
Nah loh mau ngapain 🫣
👍❤🌹🙏
tuh denger apa kata babang skala awas nyesel looh 🤭🤭👍❤🌹🙏