Savana Mahesa (20tahun) mencintai Adrian Santoso (27tahun).
mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya,
tak ada yang bisa menolak kesepakatan itu selain dari pada kedua belah pihak.
Adrian membenci Savana yang selalu mengejarnya, karna prinsipnya adalah sejatinya wanita adalah dikejar bukan mengejar.
Savana menghalalkan segala cara agar bersama dengannya, membujuk kedua orang tua Adrian agar dijodohkan.
orang tua Adrian yang begitu menyayangi Savana akhirnya setuju dengan sarannya.
tapi setelah hari kematiannya, jiwanya tersangkut dan tidak sampai pada alam baka,
memohon pada Tuhan agar diberi kesempatan ke dua untuk menjalani kehidupan yang baik, dan berjanji tidak akan mengusik Adrian lagi, dan pergi sejauh mungkin dari kehidupan Adrian, itu adal tekadnya.
tapi bagaimana jadinya jika Adrian malah tidak ingin melepaskannya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendadak hamil
Savana berlalu akan meninggalkan Adrian ditempatnya ia berdiri, tangan Adrian menahan pergelangan tangannya, " sayang mau kemana?" suara Adrian selembut mungkin,
Savana mengabaikannya, ia berfikir untuk menenangkan hati dan pikirannya untuk saat ini, air matanya kembali terjatuh, dengan cepat ia menyekanya
Adrian kembali melingkari perut Savana dengan kedua tangannya, dan dagunya menempel dibahu Savana, "ana kita mulai dari awal ok!"
Savana menggeleng cepat dan menolak keras. ia mengatupkan bibir setelah Adrian menempelkan jari telunjuk di bibirnya.
"Ana hanya diizinkan untuk mendengarkan dan tidak untuk protes" karna Adrian tahu, setiap kata yang terucap dari bibir ini pasti penolakan semua.
Ia mendengus mendengar pernyataan Adrian, "kenapa aku merasa saat ini kamu terdengar mengerikan"
"benarkah? heheh, kalau kamu merasa begitu harusnya kamu memahamiku dan mengerti aku, lagian aku belum melakukan apa apa sayang"
Setalah kalimat Adrian, pria itu mencium leher Savana dan bunyi letupan terdengar di keheningan malam. tangan pria itu mengusap perutnya.
Secara bersamaan, Savana merasakan hawa panas dan dingin pada tubuhnya, dia menahan nafas dan menghembus nya pelan, "apakah kamu tidak merasa malu melecehkan anak orang?"
Adrian terkekeh dan berkata, "hm kata anak ini, apakah anak yang dapat membuat anak kecil begitukan sayang? lagian aku sudah pernah melakukan hal yang lebih dari ini, seperti gesek gesek iyakan sayang? kamu lupa? aku bisa loh kembali mengingatkanmu" Adrian berucap sambil mempermainkan rambut geriting gantung nya, sesekali mendekatkan ke hidung dan mencium aromanya.
Savana menggertakan gigi dan mencegat tangan Adrian diperutnya untuk tidak bertindak lebih jauh, "apakah kamu sadar apa yang telah kamu lakukan? kenapa aku merasa kamu Seperti anjing yang nak kawin? jika begini kamu salah tempat dan salah orang, harusnya kamu cari wanita yang lebih berpengalaman ok" Savana memberinya saran yang menurut Adrian menjengkelkan.
"sayang apakah sangat jelas?" Adrian menuip kecil telinganya
"aku tidak keberatan kok sama yang polos polos banget, aku bisa mengajarinya dimulai dari hal hal kecil dulu setuju Iyya sayang?" ucap Adrian kembali tanpa dosa.
"Serly sudah sangat berpengalaman kok" ucap Adrian mengingat kekasihnya itu, "dan jangan suruh aku cari dia aku tidak suka kamu membawa orang lain dalam pembicaraan kita" kesal Adrian.
Kesabaran Savana telah habis, dia kemudian menginjak kaki Adrian dengan keras dan meninggalkannya tanpa rasa bersalah lalu tiga kata terdengar menyakitkan ditelinga serta hati, "mati saja sana" dia muak dengan kata kata mesum Adrian.
Adrian meringis dan mengumpat, "gadis sialan ini yang sayangnya aku cinta berat, tidak ada satupun kata yang terdengar manis keluar dari bibirnya, menyesakkan semua, ingin sekali aku nikahi dia. Agar aku sesuka hati menyumbat mulutnya dengan bibirku"
gerutunya meskipun begitu pria itu tetap menyusulnya menaiki tangga.
Savana masuk kedalam rumah pohon melepas alas kaki, dia duduk dilantai dan mengambil kantong keresek yang beberapa hari ia bawa untuk Rina, disana terdapat beberapa Snack kentang dan jenis lainnya, membuka bungkus dan makan perlahan.
Ketika Adrian masuk melihat itu, dia dengan cepat merampasnya dengan geram, "jangan makan makanan seperti ini mulai dari sekarang, aku tidak mengizinkannya! muntah kan!"
Adrian meletakkan paper bag ditangan kanannya, terlihat dari luarnya saja dapat ditebak itu adalah makanan bintang Lima.
Savana melotot kesal, "jangan bercanda aku lapar setelah berdebat denganmu, balikin gak!!"
"sayang dengarkan calon suamimu ini ok! makanan seperti ini tidak baik untuk pencernaan, dan akan mempengaruhi calon janin kita" Adrian mengedipkan sebelah mata dan tersenyum.
Savana melihatnya dengan jijik, "huek"
Alis Adrian terangkat dan berkata, "kenapa? kamu mendadak hamil sekarang? bagus sekali pertahankan itu" Adrian membuka paperbag mengeluarkan makanan dari sana dan menggigitnya pelan.
Savana sangat kesal melihat Adrian makan tepat didepannya, tanpa berbagi dengannya..
"Pria sia..." ucapan Savana tertelan bersama makanan yang disodorkan Adrian ke dalam mulutnya tanpa persiapan, Savana tidak terima makan bekas darinya dan akan protes, tapi Adrian menutup mulutnya dengan telapak tangan lalu berkata, "pria sialan lagi kan sayang? biar aku yang mewakili mu mengatakannya, telan saja makanannya! terbiasa lah makan bekas ku mulai dari sekarang karna kedepannya kita akan lebih sering berbagi" senyum puas tercetak di bibirnya.
Terima kasih! salam manis dariku.
@nariana.