NovelToon NovelToon
YULIA

YULIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi
Popularitas:3.1M
Nilai: 5
Nama Author: Respati

Ratu Yulia adalah pemimpin terkuat di Kerajaan. Dia berjuang dengan semua kemampuan dan kecerdasannya, karena dia mencintai Kaisar dengan dalam. Saat di medan perang dia kuat dan gigih , saat di istana dia lembut dan cerdas.
Wanita yang dicintai oleh rakyatnya ini mengalami tragedi terbesar dalam hidupnya karena kedatangan Selir Chunya. Kaisar mulai memperhatikan selir itu dan mempercayai tipuan dari selir tersebut, Kaisar salah paham dan mengira Yulia telah berbuat salah.
Yulia diburu tanpa ampun bersama kedua anaknya dan mati di bawah hujan panah.

Kembali membuka mata... Yulia menyadari bahwa waktu telah berputar kembali, dia telah kembali ke masa lalu dimana tragedi itu belum terjadi.
Sekali lagi mendapatkan kehidupan membuat Yulia yang cerdas ingin menghindari kematian terjadi kembali, dia juga ingin membalaskan dendam pada orang yang menjahatinya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PEGUNUNGAN AWAN.

"Baik yang Mulia..." Paman Tan tahu kalau kaisarnya jatuh cinta sejak saat bertemu dengan Ratu cantik itu. Tapi dia heran... kenapa wanita itu berada jauh dari kerajaan Tanlua. perjalanan menuju Tanlua dari sini bisa di tempuh hampir dua bulan . Mengingat itu, paman Tan hanya bisa menghela nafasnya . merekapun segera beranjak pergi meninggalkan restoran yang paling besar di desa itu.

Perjalanan melalui bukit memang sangat sulit. Namun karena Yulia sudah terbiasa dengan medan pertempuran, maka melalui jalan seperti itu bukan lagi halangan yang berarti. Walaupun saat ini dia dalam keadaan hamil, tapi dia yakin kalau kedua putra kembarnya tetap aman di dalam rahimnya. Seperti masa yang pernah dia lalui dulu . Saat dia belum tahu kalau dia hamil setelah pernikahan sang Kasar Suaminya sendiri, untuk menghilangkan rasa sakit di dalam hatinya, dia pergi ke medan perang yang ada di perbatasan utara , untuk melawan kerajaan tetangga yang ingin mengambil wilayah kerajaan Tanlua. Dan itu terjadi tiga bulan yang akan datang.

Jadi saat dia mengandung empat bulan lebih, dia ikut berperang melawan musuh. Kandungannya tidak terlihat , katanya karena dia yang berbadan agak tinggi dan memiliki pinggang ramping dan agak panjang, hingga saat dia mengandung empat bulan lebih tidak menyadari itu. Dan saat kembali dari peperangan barulak dia tahu. Karena dia jatuh pingsan saat turun dari atas kuda. Dan tabib istana memeriksanya.

Namun saat sang suami tahu dia mengandung , dia tetap di abaikan. Mengingat itu tanpa sadar airmatanya menetes di pipinya. Menyadari hatinya yang masih merasakan sakit, bila mengikat perlakuan sang Suami , Yulia merasa tubuhnya terlalu Bodoh. Untuk apa menangisi Suami bajingan seperti Dia. Dan dia bertekat akan membalas semua yang telah mereka lakukan . dengan cepat dia mengusap air mata yang menetes di Pipinya. Takut ada yang mengetahui kalau dia telah menangis.

Keesokan harinya mereka ternyata lebih dulu sampai di pertigaan jalan yang di katakan sang Ayah. Untuk menunggu kedatangan Canlu yang datang bersama lima belas prajurit yang membawa barang dan kereta , mereka mendirikan tenda di dekat pertigaan . dan beberapa prajurit yang sudah terlatih itu segera memasak makanan untuk makan mereka. Mereka memutuskan untuk bermalam di sana. Dan sampai malam pun Canlu belum datang juga.

"Ayah...kenapa Canlu dan lima belas prajurit itu belum datang juga...?" tanya Yulia dengan cemas.

"Jangan Cemas...besok pagi paling lambat siang mereka akan segera datang...." ucap sang Ayah.

" Apakah jalan yang di tempuh mereka lebih jauh Yah..?" tanya Yulia dengan wajah tanya.

"Benar... Jarak yang di tempuh mereka memang agak jauh dari jarak yang kita tempuh tadi. Apalagi dengan menggunakan kereta kuda..." ucap sang Ayah.

Mendengarkan ucapan sang Ayah, Yulia sedikit hilang rasa cemasnya.

"Ayah...apakah tidak ada gangguan yang akan menghadang mereka...?" tanya Yulia lagi.

"Ayah yakin tidak ada nak ..sebab tempat ini tidak ada yang mau mendekati . kau lihat saja. Hamlaran tanah yang luas itu. Di sini kau masih bisa menemukan pohon dan rumput tumbuh, tapi kau bisa menghitung dengan jarimu, begitu juga di daerah kaki pegunungan Awan..." ucap sang Ayah.

"Apakah Pegunungan Awan juga gundul...?" tanya Yulia .

."Tidak, Kau salah....pengumuman Awan sangat subur, tapi di sana tidak ada satupun manusia yang berani datang kesana..." ucap tuan Wang Yu Ran.

"Kenapa Ayah... Apakah sangat berbahaya. Apakah banyak hewan buasnya yang di takuti manusia...?" tanya Yulia dengan wajah heran.

"Benar katamu... Konon katanya Di sana tinggal seekor naga. Naga itu tidak mengijinkan manusia datang gunung Awan. Sudah banyak pembudidaya yang datang kesana. Namun tidak ada satupun manusia yang bisa kembali dari sana. Dan katanya dia memiliki pusaka yang sedang dia jaga. Dan pusaka itu juga berkaitan dengan Raja keturunan kerajaan Dongyan. Ayah juga mendengar kalau kerajaan Dongyan sudah berjanji kalau tidak akan ikut campur urusan Pegunungan Awan...." ucap tuan Wang Yu Ran menjelaskan .

"Maksud Ayah ada kejadian yang menyebabkan banyak pembudidaya yang hilang di sana, dan Kerajaan Dongyan tidak mau mengambil tindakan..?". tanya Siyue.

"Benar nak...karena itu sudah menjadi perjanjian turun temurun . dan konon siapa saja yang bisa mengalahkan Naga itu, orang itulah yang bisa menjadi penguasa daerah lereng Pegunungan Awan.." ucap Tuan Wang Yu Ran lagi.

"Apakah semua itu suatu kebenaran Ayah...?" tanya Yulia dengan wajah penasaran.

"Itu memang suatu kebenaran nak...tapi Ayah dan Bunda tidak ingin mengetahui lebih lanjut, karena ayah fikir tidak ada gunanya. Kami lebih memilih ketenangan hidup dari pada mencari yang mengandung banyak resiko ..." ucap sang Ayah .

" Apakah itu berarti jika Yulia akan hiduo fi lereng gunung itu, Yulia harus naik kegunung untuk menemui naga itu Ayah..." tanya Yulia lagi.

"Tidak...jangan kau lakukan itu... Ayah tidak ingin kehilangan dirimu Putriku..." ucap Tuan Wang Yu Ran sambil memeluk tubuh sang Putri.

Dari tempat mereka berdiri, Yulia yang memiliki mata tajam itu bisa melihat gunung yang tinggi menjulang di hadapannya. Walaupun masih di jarak yang cukup jauh, entah kenapa Yulia bisa melihat samar keberadaan gunung itu. Kata sang Ayah , mereka masih membutuhkan hampir satu hari perjalanan lahi untuk menuju Pegunungan Awan.

"Ya sudah ayo kita masuk dan beristirahat dulu. Besok kita akan segera berangkat setelah Canlu datang..." ucap sang Ayah.

" Baik Ayah..." merekapun segera melangkah masuk kedalam tenda yang memang khusus untuk Siyue dan kedua orang tuanya. Dan ketika mereka masuk, ternyata sang Kakak sudah tiduran di dekat sang Bunda.

"Cih dasat pria manja..." goda Yulia sambil tertawa.

"Yee.. Kau iri kan...?" olok sang Kakak.

"Mana mungkin...aku juga sedang bersama pacarku...."ucap Yulia sambil memeluk sang Ayah yang duduk di sebelahnya .

" Aku juga sedang bersama pacarku...?" ucap Yao Han sambil memeluk perut sang Ibu dan berbaring di pangkuannya.

"Yeee...sampai kapan kau masih bermanja pada ibu...kapan kau memberikan kakak ipar untukku..?" ucap Yulia mengolok sang Kakak.

"Hey..anak kecil..jangan memancing masalah ya...!" serunya sambil melempar Yulia dengan baju hangat yang ada di sebelahnya. Dia melakukan itu karena Yao Han merasa hawa semakin dingin di sana. Sang adik hanya tertawa mendengar ucapannya.

"Benar kata adikmu Han'er...kapan kau membawakan kami menantu ...!" ucap sang Bunda sambil mengusap kepalanya.

"Dasar anak kecil... Kau membuat masalah kan..." ucap Yao Han sambil menatap Yulia dengan tatapan kesal.

"Ye...kenapa aku yang di salahkan, Kakak sendiri yang pilih- pilih calon istri week..." ucap Yulia sambil mengejek sang Kakak dengan menjulurkan Lidah nya. Dam Dia segera berlindung di belakang sang Ayah .

"Sudah- sudah...kalian harus segera tidur, kita besok sudah harus berada di kaki pegunungan Awan sebelum malam..." ucap sang Ayah sambil menyiapkan tempat tidur untuk Yulia di sebelahnya. Akhirnya tak berapa lama terlihat Kakak dan kedua orang tuanya sudah tertidur lelap.

Satu jam kemudian, Yulia keluar tendanya dengan memakai baju hangat yang tadi di lemparkan sang Kakak. Perlahan dia kembali berdiri di depan tendanya sambil menatap kearah Pegunungan Awan. Entah kenapa dia merasa ada yang memanggilnya untuk pergi ke pegunungan itu.

Setelah berdiri hampir tiga jam sambil menatap pegunungan Awan, Yulia segera masuk kedalam tenda dan tidur kembali didekat sang Ayah. Keesokan harinya, pagi sekali Yulia sudah mendengar aktifitas para prajurit bawahannya . setelah mengikat rambutnya , Yulia keluar tendanya. Ternyata sang Kakak telah bergabung dengan mereka. Terlihat beberapa orang telah mulai memasak.

"Dari mana kalian mendapatkan air...?" tanya Yulia sambil berjalan kearah mereka yang sedang memasak.

" Kami mendapat kan air jauh dari sini Pemimpin..."ucap salah satu dari mereka

"Boleh aku minta sedikit...?" tanya Yulia .

"Tentu Pemimpin...kami memang sudah menyiapkan air untuk anda cuci muka..." ucap salah satu Prajurit sambil memberikan air di dalam wadah .

Dengan perasaan bersalah Yulia mengambil tempat yang di sodorkan prajurit itu. Dan membawannya masuk kedalam tenda miliknya .

Tak terasa waktupun berjalan dengan cepat. Dan saat mereka sedang sibuk berbeda setelah selesai makan, tiba- tiba rombongan kereta yang membawa Canlu dan lima prajurit terlihat mendatangi mereka. Tentu saja Yulia gembira.

"Kalian sudah datang...tidak ada masalah di perjalanan Kan..?" tanya Yulia sambil tersenyum menyambut kedatangan mereka.

"Hanya ada sedikit gangguan , Pemimpin... " ucap salah satu dari mereka.

"Gangguan...?" tanya Yulia lagi .

"Sedikit gimana ..yang menghadang kami lebih dari dua puluh orang..." ucap Canlu sambil keluar dari kereta.

"Lebih dari dua puluh... ? siapa mereka...?" tanya Yulia .

"Sepertinya mereka perampok Pemimpin..." ucap Salah satu dari mereka.

"Kalian tidak ada yang terluka kan..?" tanya Yulia khawatir sambil meneliti mereka. Melihat sikap Yulia yang memang selalu perhatian , membuat mereka selalu mengagumi pemimpin mereka ini.

"Tidak Yang Mulia...kami baik- baik saja..." ucap Tuoli yang menjadi pemimpin pasukan kecil itu.

"Syukurlah... " ucap Yulia dengan hati lega. Merekapun segera di suru istirahat dulu sambil makan, setelah melihat oara prajurit tekah segar kembali , mereka melanjutkan perjalanan mereka. Karena mengejar waktu agar cepat sampai di kaki Pegunungan Awan sebelum matahari terbenam, mereka memacu kuda mereka tanpa henti . Mereka tidak butuh untuk istirahat makan siang. Mereka memacu kuda mereka seharian penuh. Dan buah dari usaha mereka , mereka dapatkan. Saat hari menjelang sore, mereka telah sampai di Kaki Pegunungan Awan.

"Ayah inikah yang Ayah katakan kaki Pegunungan Awan yang tak bertuan...?" kata Yulia sambil menatap ke arah Gunung yang menjulang tinggi. Ada dua Gunung yang berjajar tinggi di kejauhan, dan di sekeliling gunung tertutup kabut awan yang tebal. Jika di lihat sepintas selalu, Gunung yang mengundang tinggi itu tidak terlihat karena terlalu tebalnya kabut Awan yang menutupi .

Namun di atas Awan terlihat puncak kecil gunung Awan yang hanya terlihat samar . sekarang hari menjelang sore, dan panas matahari masih terasa panas, tapi kabut di gunung itu masih terlihat tebal. Hanya mata tajam seseorang yang masih bisa melihat bentuk dua Gunung itu. Dan mata milik Yulia dapat melihatnya . entah apa sebabnya, sejak kecil Yulia memang memiliki mata yang sangat tajam, melihat suatu benda yang berjarak beberapa ratus meter darinya dia masih sanggup melihatnya . Mata itulah yang membuat dia mampu mengetahui jika ada musuh yang menyusup di pasukannya.

"Ada apa nak...?" tanya sang Ayah yang tiba- tiba sudah berdiri di sebelahnya .

"Tidak ada Yah...hanya saja Yulia merasakan ketenangan saat memandang puncak Gunung itu..." ucap Yulia yang masih memandang Puncak Gunung Awan.

"Kau sudah yakin kita tinggal di sini nak...?" tanya Tuan Wang Yu Ran pada Yulia yang berada di sisinya.

"Sangat yakin Ayah... aku yakin bisa hidup di sini dengan baik ..." jawab Yulia dengan senyum di bibirnya . Mendengar ucapan sang Putri, sang Ayah terlihat tersenyum .

"Baiklah Ayah , kita akan mulai membuat tenda dulu untuk tempat tinggal sementara kita . kita akan membuat rumah tinggal permanen secara perlahan ..." ucap Yulian

"Semoga sebelum musim hujan kita sudah bisa membuat rumah kita nak..." ucap tuan Wang Yu Ran lembut .

"Pasti Yah..." jawab Yulia.

Mereka mulai bergabung dengan para prajurit. dan Yulia tak segan ikut campur tangan bekerja mendirikan tenda. Dan saat hari menjelang malam lima tenda sudah berdiri dengan kuat di hamparan tanah gersang pengunungan Awan . tiga tenda besar untuk Tidur para prajurit , satu tenda tanggung untuk Yulia, Canlu dan kedua orang tua Yulia. Dan satu Tenda kecil untuk menyimpan bahan makanan dan peralatan memasak. Setelah itu Yulia di bantu Canlu dan beberapa prajurit mulai memasak . Hanya butuh dua jam, masakan telah matang dan siap di makan . Setelah makan bersama mereka segera beristirahat. Mungkin karena kelelahan perjalanan, saat tubuh di rebahkan, mereka segera terlelap dengan cepat.

###

Sedangkan Di Kerajaan Tanlua, Raja sangat marah dan Kesal, sebab sampai sekarang Jendral Cun dan kedua perwira tidak pernah bisa di ketemukan, walaupun di setiap pintu masuk perbatasan, semakin ketat penjagaaannya. Semua itu semakin membuat Kaisar sangat kesal . Dia kehilangan istri yang merupakan tombol kekuasaan, juga kehilangan prajurut khusus milik sang istri . Dan satu bulan lagi kerajaan akan menyelenggarakan pesta pernikahan Dia dengan putri She Sanly . Wanita yang Dia cintai itu sudah mendesak ingin di nikahi . walaupun pernukahan itu setatusnya masih menjadi selir bagi Kaisar. Sebab kepergian Ratu Yulia masih di rahasiakan, walaupun tanpa setahu Kaisar , prajurit khusus sudah menyebbarkannya. Dan mereka juga kembali berusaha untuk pergi dari kerajaan itu. menyusul Sang Pemimpin . Setelah prajurit pertama yang lolos pada hari kedua setelah kepergian Ratu Yulia . sekarang sudah ada 300 orang prajurit lagi yang sudah bisa pergi dari kerajaan Tanlua. Sebab satu minggu setelah hilangnya Jendral Cun bersama dua rekannya, kerajaan Tanlua benar- benar di jaga ketat.

Saat Kaisar tua mendengar kalau Kaisar Chan Yu akan mengambil seorang selir, Dia sangat marah. Apalagi mendengar kepergian sang Menantu Ratu Yulia bersama sahabatnya tuan Wang Yu Ran sekeluarga . tapi beliau tidak bisa berkata apapun, semua telah terjadi. Putranya yang bodoh telah melakukan tindakan yang akan merugikan dirinya sendiri. karena kemarahannya dia akhirnya memutuskan menutup diri dari semua masalah kerajaan. dan saat Kaisar Chan Yu ingin berjumpa dengan beliau untuk membicarakan pernikahannya dengan Putri She Sanly, beliau tidak mengijinkan Kaisar menemuinya. Kaisar Chan Hui benar- benar menutup diri .

Karena adanya persiapan pesta pernikahan Kaisar, penjahat keamanan agak sedikit di perlonggar, hingga kesempatan para prajurit Yulia semakin banyak.

##$$

Lalu bagaimana yang terjadi Di Istana Malada di Kerajaan Dongyan, terlihat seorang Pria tampan sedang duduk termenung menatap kearah kejauhan dari jendela kamar istana mewahnya. Sesekali dia akan berdiri dengan gelisa, dan akan duduk kembali dengan wajah kesal . Dia Raja Kin They Yung. Sudah dua minggu ini sejak pertemuannya dengan wanita yang mirip dengan Ratu Kerajaan Tanlua itu, Dia belum juga mendapatkan kabar dari utusannya. Ingin marah namun dia tidak bisa melampiaskan pada siapapun itu .

"Paman Tan..." ucapnya dingin. Dia sudah tak tahan ingin mendengar berita dari bawahannya itu .

berkelebat bayangan hitam masuk kedalam kamar sang junjungan melalui jendela yang ada di sebelahnya.

"Hamba yang Mulia..." ucap Paman Tan sambil berjongkok memberi hormat.

"Masih belum ada kabar lagi Paman...?" tanya Kaisar Kim dengan wajah dinginnya.

"Belum yang Mulia..." jawab Paman Tan.

"Apa saja yang kalian lakukan, ini sudah dua minggu dari saat aku memerintahkan dirimu. apakah harus aku sendiri yang pergi.." ucap Kaisar Kim semakin dingin.

"Ampun yang Mulia...mungkin dua hari lagi kita akan mendapat berita itu..." ucap Paman Kim dengan perasaan cemas.

"Bagaimana bisa cepat...perjalanan ke Kerajaan Tanlua saja harus mereka tempuh dalam satu bulan lebih, tapi ini baru dua mnggu saja, Kasar sudah menanyakan berita itu. untung saja ada burung pembawa pesan.

"Baik aku tunggu dua hari lagi , Dan aku harap dua hari lagi berita itu harus sudah ada di hadapanku...." ucap Kaisar Kim dengan nada dingin.

"Baik yang Mulia...Kalau begitu ijinkan hamba mohon diri..." ucap Paman Kim.

"Hmm..." anggung Kaisar dengan wajah masih menatap kearah kejauhan. Paman Tan segera lenyap dari tempat itu.

Sedangkan di tempat Yulia, terlihat para prajurit sedang membuat rumah yang terbuat dari Kayu. untuk tempat tinggal sementara mereka. karena sedikit demi sedikit mereka akan membuat rumah yang terbuat dari batu. Sebagai tempat tinggal permanen mereka. Sedangkan dua hari yang Lalu Yulia pamit untuk masuk kedalam hutan Pengunungan Awan . Saat Yulia pamit pada kedua orang tuanya, mereka dengan tegas menolak dan melarang Yulia masuk kedalam hutan Kematian yang ada di Kaki Pegunungan Awan. Namun karena kenekatan dan keinginan Yulia, tuan Wang Yu Ran tidak mampu menghalangi kepergian sang putri.

"Baiklah kau bisa pergi dengan Kakakmu dan Cun Ma, atau dengan siapapun yang kau pilih...." ucap tuan Wang Yu Ran.

"Tidak Yah...kali ini Yulia akan pergi sendiri. Yulia juga ingin menghibur hati Yulia..." ucap Yulia menolak keinginan sang Ayah.

"Nak... jangan membantah ucapan Ayahmu..." ucap sang ibu lembut.

"Tidak Bun... kalian berdua tahu kan kalau hati Yulia sekarang sedang sakit, jadi ijinkan Yulia pergi sendiri..." ucap Yulia beralasan.

"Tapi Lia'er..masuk kedalam hutan kematian itu sangatlah berbahaya . Dan jika kau pergi sendiri, Ayah menghawatirkan keselamatanmu..." ucap tuan Yu Ran.

"Ayah... tolong ijinkan aku pergi sendiri. Yulia yakin , Yulia akan selamat sampai kembali lagi kemari, hanya Doa Ayah dan Bunda yang selalu Yulia harapkan..." ucap Yulia kekeh.

Akhirnya tuan Wang Yu Ran dengan terpaksa mengijinkan sang Putri pergi sendiri masuk kedalam hutan itu. semua prakurit dan sang Kakak sangat khawatir melepas kepergian dia .

"Kalian jangan sekawatir .Doa kan saja aku selamat sampai tiba di tempat ini lagi, dan aku minta kalian membuatkan rumah yang bagus untukku..." ucap Yulia berusaha membuat hati saudara dan Prajuritnya tenang.

"Kau harus menjaga diri baik- baik Dek...aku tidak mau terjadi apapun padamu. dan kau harus yakin . saat kau kembali ,.. rumah kecil untukmu pasti sudah berdiri di sini..." ucap Yao Han sambil memeluk tubuh semampai itu dengan wajah berusaha terlihat tegar.

"Pasti Kak...aku akan segera kembali. dan ingat janjimu, kalian harus membuatkan rumah yang indah untukku..." ucap Yulia dengan wajah tersenyum cerah. lalu dia menatap ketiga bawahannya.

"Lia'er...biarkan kami pergi bersamamu...aku tak akan pernah merepotkan dirimu , Sumpah aku berjanji padamu..." ucap Cun Ma dengan wajah merah karena menahan tangisannya.

"Benar Kak... biarkan kami pergi mengikutimu. Aku juga ingin mencari pengalaman masuk kedalam hutan itu..." ucap Yung Si dengan. air mata sudah jatuh di pipinya.

"Ck kau ini...apakah kau sudah lupa kalau kau itu seorang prajurit, kau tidak pantas menangis seperti itu.." ucap Yulia sambil memukul pelan kepala pria tampan yang usianya hampir sama dengannya itu.

"Biar saja...pokoknya aku harus ikut denganmu. kalau perlu aku akan mengikat tanganmu agar kau tidak akan pernah meninggalkan diriku..." ucapannya dengan wajah kesal.

" Hey...kau bukan anak kecil perwira Yung...kau lupa kalau kau itu seorang perwira ...!" seru Yulia dengan gemas.

"Dan aku tidak mau di bantah...kalian masih menganggapku pimpinan kalian kan..? jadinya perintahkan kalian terap tinggal di sini, Aku tidak ingin mendengar rengekaan kalian tang ingin ikut..." ucap Yulia dengan tegas.

"Tapi Biarkan salah satu dari kami ikut denganmu Lia'er... "ucap Tanglu sambil menatap Yulia dengan wajah sedih .

"Aku akan mengajak kalian saat aku kembali masuk kedalam hutan kematian, tapi bukan sekarang...." ucap Yulia tegas . Mereka akhirnya hanya bisa diam melihat ketegasan Yulia .

"Baiklah aku aku pergi, Doakan aku cepat kembali..." ucap Yulia .

Akhirnya mereka dengan hati tak rela melepas kepergian Yulia memasuki hutan Kematian. Yulia juga berpesan agar mereka tidak terlalu dalam masuk kedalam hutan kemarin, Yulia berharap mereka mengambil atau menebang kayu yang berada di pinggiran hutan saja . Sebab dia ingat kata sang Ayah kalau hutan Kematian masih merupakan kekuasaan Naga bersisik emas .

Udahan dulu ya...aku lanjut besok lagi .

jangan lupa like, vote dan komennya aku tunggu. Maaf kalau masih ada kata yang salah.,🙏🙏

Bersambung .

1
meelove
Luar biasa
Binti
cerdas kau wan hao
Sherly Wong
keren
Shinta Dewiana
jangan lupa dgn sekte hiatu...yg cantik dan genit pemuja yulia juga
Shinta Dewiana
syirik aja ..mending buat jd sampah.
Shinta Dewiana
hmmm...masih aja ada yang iri....huh...musnahkan aja mereka semua yulia..
Shinta Dewiana
orang serakah n licik..ya pasti kalah..
Shinta Dewiana
he...he...he....yuhuiii...taruhan lagi...
Shinta Dewiana
mantap
Shinta Dewiana
ha...ha...ha....seru seru ....
Shinta Dewiana
ho...ho..ho.. .apa yg menunggu di dlm itu kaisar iblis....dan mereka akan di jadikan tumbal..
Binti
ternyata bibinya yulia toh
Binti
jangan2 sahabat ibunya yulia
Shinta Dewiana
penasaran banget ni siapa yg menyamar jadi yulia...wanita jalang..habislah...
Shinta Dewiana
ho..ho..ho...kereennn
Shinta Dewiana
hajar....
Shinta Dewiana
kaisar kim masih aja menguji istrinya....
Shinta Dewiana
mana ni zizu kenapa sih enggak di tampar aja mulut para wanita yg menjijikkan itu..
Shinta Dewiana
sungguh sayang di putri asli...hmmm
Shinta Dewiana
parah ini di putri ang rinrin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!