Apa jadinya jika kita diberikan kesempatan mengulang waktu?
Seorang gadis dan pria muda terjebak dalam pernikahan yang memusingkan. Mereka bersepakat untuk melakukan Friend with Benefit. Tanpa memasukkan perasaan dalam hubungan mereka.
Pernikahan hanya akan dilaksanakan 1 Tahun setelah itu mereka akan bercerai, kemudian melanjutkan hubungan dengan kekasih mereka masing-masing. Namun baru beberapa bulan, mereka benar-benar tidak bisa merasa cocok.
Beberapa saat tepat sebelum memasukkan berkas perceraian mereka, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Mereka terlempar tepat 1,5 tahun sebelum mereka menikah.
Apakah mereka kembali ke kekasih mereka ataukah ingin melanjutkan pernikahan kacau mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shylla dan Frans
Eva tergagap.. Inikah kekasihnya yang hanya bertahan 1 hari itu dan yang telah dijanjikannya untuk menikah? Kok begini amat..
"Eh, Rangga. Apa kabar Ngga?" ujar Astrid manis.
"Va, ini temenku yang mau aku kenalkan. Dia itu aktor yang berbakat." lanjutnya.
"Aku pernah melihatmu di kafe Va.. Entah kenapa hatiku berdegup kencang.. "
"Mas, yang berdegup itu jantung. Bukan hati!" Eva tidak tahan untuk mengoreksi perkataan Rangga.
"Bayangkan saja hati tidak berdetak namun menjadi berdegup kencang karenamu."ujar Aktor kelas teri peyek itu keukeuh merayunya..
Dulu Eva tersanjung-sanjung mendengarnya. Mungkin sampe termimpi-mimpi. Namun sekarang rasanya kok dia merasa muak mendengarnya.
Eva mencoba untuk berusaha menerima rayuan-rayuan Rangga yang serasa makanan yang terlalu banyak minyak.
Eva keheranan. Apa memang dulu seleranya seperti ini?
"Aku bisa membaca pikiram seseorang, Va.."
"Coba sekarang baca pikiranku Ngga!" kata Eva bosan setengah mati namun dia mencoba untuk bertahan. "Bukankah aku dulu begitu mengharapkan Rangga untuk mengisi hari-hariku. Namun kenapa sekarang aku melihatnya hanya seorang pemuda yang menyedihkan dengan usahanya itu.." kata hati Eva sambil melihat ke garing an lawan bicaranya..
"Di pikiranmu, cepat atau lambat akan terisi seseorang yang berinisial R, Va.. Aku serius!"
"Oh wow.."ujar Eva sambil mengernyit. "Di pikiranku ada siapa ya?" pikir dia kemudian..
Sementara Astrid terlihat antusias. Kerlingan Astrid ke Rangga tidak lepas dari perhatian Eva. "Apa Astrid menyukai Rangga sebenarnya?" pikir Eva melihat sepersekian detik itu.
"Va, maaf, aku ada kerjaan lain. Besok kita ketemu lagi kalau aku tidak ada audisi."
"OK!" kata Eva bersemangat.
"Segeralah pergi, badut!" pikir Eva.
Rangga bergegas pergi. Tanggapan Eva tidak seperti yang diceritakan oleh Astrid. Gadis ini sepertinya tidak tertarik dengan dirinya. Seperti sudah memiliki penjaga hati.
Pemuda itu langsung mengirim pesan ke Astrid.
"Nampaknya dia tidak tertarik padaku Trid.. Rencana kita mengeruk duitnya kayaknya tidak semulus yang kita kira.. "
"Ah masa sih? Ini Eva nanya-nanya tentang kamu.. Itu hanya perasaanmu aja kali, Ngga!"
Eva memang bertanya tentang Rangga karena ingin mengerti dirinya yang dulu begitu tergila-gila dengan Rangga. Setelah dia pikir-pikir, seleranya yang sekarang memang berbeda dengan yang dulu..
"Va, ke mall yuk.. Kayaknya aku mau melamar di Bank deh.. Kualifikasinya cocok. Tapi berpenampilan menarik itu gimana Va? Bahkan bedak saja aku tidak punya. Yang tadi itu yang terakhir. Va, aku pinjem duitmu untuk beli kosmetik dong...! "
Eva menarik nafas panjang. Jika Astrid bilang kalau meminjam uang itu sama saja nyuruh Eva memberikan uang.
......................
Di tempat yang berbeda, Shylla sedang menunggu mobil ojol di dekat rumah keluarga besar Subroto. Dia mengendap endap supaya tidak ada yang tau dan tidak diikuti. Wanita itu memakai jaket dan topi serta masker supaya tidak ada yang mengenali mukanya.
"Ke jalan Flamboyan Pak!" Ujarnya dengan cepat supaya dia cepat berlalu. Beberapa saat kemudian mobil ojol itu berhenti di sebuah apartemen mewah.
Dengan setengah berlari dia masuk ke dalamnya dan langsung memencet lift ke lantai 7.
Tok..Tok.. Tok...
Seorang lelaki gagah kekar yang hanya memakai celana jins panjang membuka pintu.
"Kenapa lama sekali.. Mana data perusahaan yang kamu janjikan?"tagihnya dengan ketus.
Dengan genit, Shylla melepas semua yang melekat di tubuhnya..
"Tidakkah kita minum teh dulu atau makan cemilan, Frans?"
"Hhhh.. kau menganggap aku ini apa Shyll?"
"Aku anggap kamu adalah ayah biologis anak-anakku.. "
