NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:905
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8 Teman

"Kamu sudah nambah dua kali, Annora," ujar Soren kepada seorang gadis yang sudah dua kali bolak-balik dengan nampannya.

Tampak ada yang berbeda dari makan malam kali ini. Bukan karena lauknya yang lebih enak hingga membuat Annora makan banyak. Bukan pula karena malam ini tidak terlalu banyak yang makan dari kelas G di kantin khusus kelas mereka tersebut.

"Sangat berbahaya jika ibu dapur kita memasak ini setiap hari." Annora memasukkan suapan besar ke dalam mulut. "Aku bisa gendut nantinya."

"Itu bagus. Dengan begitu kamu memiliki misi tambahan. Yaitu misi menurunkan berat badan."

Hingga makanan milik Soren dan Annora tandas, sesuatu yang biasanya rutin terjadi tak jua terlihat.

"Soren, Archie di mana?" tanya Annora yang akhirnya menyadari sesuatu yang berbeda itu. Biasanya, Archie akan melintas di depan mereka ketika mereka sedang makan. Namun, kali ini tidak ada tanda-tanda dari kemunculan gadis kuat itu.

Soren mengangkat bahu. Beranjak dari bangku dan hendak kembali ke kamar.

"Tunggu, Soren! Tidakkah kamu memikirkan Archie sebentar? Dia tidak terlihat untuk makan malam kali ini."

"Malam ini memang agak sepi, Annora. Siapa tahu, Archie juga sedang malas makan seperti orang-orang yang tidak ikut makan sekarang."

"Tapi, Soren. Kalian habis misi. Mana mungkin dia tidak butuh asupan malam untuk mengembalikan tenaganya."

"Dia memang gadis menyebalkan. Tapi kamu tidak tahu, bahwa dia gadis yang kuat. Digadang akan menjadi occhio elit di masa depan."

"Ah, aku tahu itu. Semua orang tahu akan informasi itu. Tapi itu bukan alasan untuk mengabaikan Archie."

Perdebatan yang tidak lama sebab setelah itu Soren langsung beranjak dan Annora juga membiarkan Soren pergi.

Saat Soren sudah sampai di depan pintu kamarnya, tiba-tiba seseorang berlari menghampiri Soren. Cora.

"Soren, Archie belum pulang."

Kening Soren berkerut. Tangannya yang hendak memegang gagang pintu terhenti. Namun seseorang yang merupakan teman kamar Soren membukanya dari dalam. Lalu melihat pemandangan Cora dan Soren yang hendak berbicara.

"Soren, Cora!?" ucapnya.

"Dia akan dihukum karena tidak langsung kembali ke markas setelah misi. Dasar. Dia mungkin tersesat. Siapa suruh tidak pernah ikut naik furaisafin untuk pulang." Soren berseru.

Seorang lelaki berambut gondrong yang baru saja membuka pintu itu spontan menepuk lengan Soren dengan keras. Membuat Soren mengaduh dan hendak membalas.

"Kalian tidak akan tinggal diam, bukan!? Tadi, aku mendengar bahwa kamera pengawas dari beberapa titik tiba-tiba error. Tidak mungkin ada yang dibiarkan tersesat jika alat itu berfungsi baik," ujar si lelaki gondrong.

Sesaat, mata Soren membulat dan berlari ke arah lift untuk menuju ruang tempat memantau kamera pengawas. Soren langsung mendorong pintu itu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Di sana, tinggal lima orang petugas. Yang lainnya mungkin sedang beristirahat. Sebab totalnya ada lima belas petugas.

"Ada apa, Occhio?" tanya salah satu petugas.

"Apakah kamera yang mengawasi titik K berfungsi?" Soren bertanya dengan napas tak beraturan.

Cora langsung muncul di belakang Soren setelah lelaki itu mengucapkan kata tersebut. Cora tak kalah paniknya. Lelaki gondrong bernama Alaric itu juga ikut menyusul.

Para petugas serempak menoleh.

"Iya, occhio. Lihat, masih seperti kawanan semut tanpa celah. Tidak terlihat apa-apa di titik itu."

"Hei, sudah muncul!" seru petugas di sebelahnya."

Tanpa berkata-kata, Soren, Cora dan Alaric segera masuk dan melihat layar yang di bingkainya tercantik huruf K.

☆☆☆

Soren, Cora, Alaric, Dean dan Annora menyusuri Danger Mori untuk mencari Archie. Annora, si. penglihatan tajam itu segera menjadi seseorang yang diajak untuk ikut dalam pencarian Archie. Dalam kamera tidak memperlihatkan keberadaan Archie. Namun, mereka melihat jejak darah yang berbeda dengan dadah strano. Lebih mirip darah manusia. Juga terdapat occhio mask yang tergeletak. Itu artinya, Archie memang masih ada di sana.

"Bagaimana, Annora?" Dean bertanya tak sabar.

Gadis itu masih fokus menyisir lokasi dengan mata elangnya. Furaisafin yang mereka naiki terbang rendah.

"Belum terlihat. Tapi, tolong bergerak ke sana!" pinta Annora kepala furaisafin. Kendaraan canggih tersebut bisa dikendarai dengan perintah suara.

"Occhio mask!" Cora berseru.

Furaisafin segera berhenti dan mereka segera turun untuk memungut occhio mask tersebut. Setelah dilihat lebih dekat, bahkan ada occhio eyes juga. Archie melepas semua peralatan misinya.

"Dipikir-pikir, ini pertama kalinya kita ke Danger Mori bukan untuk misi eternal fog. Bagaimana jika strano melihat kita dan langsung menyemburkan eternal fog." Alaric bertanya.

"Ada apa? Kau takut. Lihatlah, kita ada banyak di sini. Juga kita telah mengenakan peralatan misi dengan lengkap," ucap Annora.

Mereka lanjut menyusuri Danger Mori. Sambil menyenter bagian rumput yang terkena darah. Dapat diketahui bahwa Archie akan kekurangan darah dengan melihat darah sebanyak ini.

Cora mulai menangis. Semua bayangan buruk tentang Archie melintas pada kepalanya. Annora berusaha menenangkan. Sedangkan tiga laki-laki itu tetap berwajah serius. Sekali pun mereka juga sangat panik.

Jejak darah itu mulai habis. Sedangkan di depan mereka ada pohon yang sangat besar. Tanpa aba-aba, mereka berlari menuju balik pohon besar dan langsung mendapati tubuh Archie ada di sama.

"Archie!" Cora berseru lantang. Lantas memeluk perlahan tubuh Archie karena takut mengenai lukanya.

Wajah gadis itu pucat pasi. Namun matanya masih sedikit terbuka. Ia memeluk dirinya sendiri untuk menutupi luka yang tidak sanggup ditutupnya itu.

Soren juga langsung menyentuh Archie. Memastikan suhu tubuhnya. Juga memastikan letak lukanya. Wajah Soren panik sekali. Sekaligus lega. Ia tak pernah menunjukkan ekspresi seperti itu sebelumnya kepada Archie. Karena biasanya ia hanya akan mengomeli Archie. Namun, kali ini ia jelas seperti sosok teman yang peduli. Mengingat kekhawatirannya terjadi. Yaitu hal berbahaya terjadi karena Archie tidak pernah pulang bersama teman-temannya dengan menaiki Furaisafin.

Soren sendiri yang menggendong Archie untuk naik ke furaisafin. Lalu, di atas furaisafin ia diletakkan di pangkuan Cora. Cora terus membelai rambut Archie. Sementara Annora mengelap darah yang menempel pada tubuh Archie.

"Archie memang calon occhio elit masa depan. Jika itu aku, mungkin aku sudah mati kehabisan darah. Tapi lihat, dia malah sanggup membuka mata dan bersuara. Sekalipun sudah tidak sanggup berjalan," ujar Alaric.

Annora mengangguk, "Tahun lalu, teman satu misiku tewas karena kehabisan darah setelah strano mencabik-cabik tubuhnya. Padahal, lukanya tidak separah Archie."

Kota sudah terlihat. Archie ingin menangis terharu. Akan rasa syukurnya karena masih bisa selamat. Juga rasa harunya karena teman-temannya masih peduli pada occhio egois sepertinya. Juga teman-temannya yang mempercayai dirinya bisa menjadi occhio elit masa depan. Seperti Eliot tentunya. Namun, ia tidak mungkin menangis sekarang.

"Kamu tidak sendiri, Archie. Jangan pikir kami akan diam saja setelah mengetahui hal buruk menimpamu." Soren berkata lirih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!