NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9 Rahasia

Raka terpaku membisu mendengar pengakuan sang ibu tentang kepergian Kirana dari rumah mereka. Separuh jiwanya seakan ikut lenyap bersama kepergian sang adik yang paling dicintainya itu. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benaknya.

"Tapi...mengapa Kirana bisa pergi begitu saja Bu? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Raka dengan nada mengelus.

Sang ibu tampak ragu untuk sesaat. Namun dia sadar, telah tiba waktunya untuk mengungkap seluruh kebenaran yang selama ini terpendam. Baik Raka maupun Kirana berhak untuk mengetahuinya.

"Anakku...sebenarnya ada sebuah rahasia besar yang selama ini ibu sembunyikan darimu dan Kirana," ujar sang ibu dengan suara bergetar penuh keraguan.

Raka mendengarkan dengan sabar meski firasat buruk mulai menjalari hatinya.

"Sebelum menikah dengan ayahmu...ibu...ibu pernah menikah dengan pria lain dulu."

Pengakuan itu bagaikan tamparan telak bagi Raka. Ternyata kedua orang tuanya selama ini menyimpan kisah lain yang tak pernah diceritakan.

"Pria itu...dia adalah ayah kandung Kirana," lanjut sang ibu dengan kepala tertunduk lesu.

Hati Raka mengelus, seakan ada belati tak kasat mata yang menikam jantungnya kala itu juga. Berarti selama ini, rahasia terbesar itu terpendam rapat dari mereka.

"Kenapa...kenapa aku dan Kirana tidak pernah diberitahu, Bu?" tanya Raka dengan nada terluka.

Sang ibu kembali terisak dalam kepedihannya yang mendalam. "Maafkan ibu anakku...rahasia itu harus disembunyikan demi melindungi Kirana. Dan juga...karena ibu tidak ingin terjadi hal paling mengerikan jika kalian tahu bahwa kalian bukan saudara sedarah."

"Maksud Ibu?" Raka mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Selama ini ibu dan ayahmu melihat betapa eratnya hubungan kalian berdua. Bagai sepasang insan yang begitu lengket dan saling mencintai satu sama lain melebihi ikatan persaudaraan biasa. Tapi kami tidak menduga...jika ternyata kasih sayang kalian itu akan berbuah menjadi sebuah dosa besar yang tak terampuni!"

"Dosa...?" Raka menelan ludahnya getir saat menyadari ke mana arah pembicaraan ini.

Sang ibu mengangguk lesu. "Ya anakku...dosa terlarang kalian berdua yang pernah ibu saksikan dengan mata kepala sendiri. Peristiwa mengerikan di mana kau...kau telah memperkosa Kirana, adik kandungmu sendiri!"

Tubuh Raka seakan dihantam godam baja yang begitu dahsyat. Telinganya mendadak tuli seakan dunia berhenti berputar saat itu juga. Dosa terbesarnya telah terkuak oleh sang ibu sendiri.

"I-ibu tahu...?" Cicit Raka hampir tak bersuara.

Sang ibu mengangguk dalam tangisnya yang semakin pilu. "Ya...ibu melihat semuanya. Menyaksikan putra kandungku sendiri memerkosa anak gadisnya. Ibu hendak menghentikan mu, namun apa daya, tubuh ibu terlalu lemah saat itu."

Semuanya masuk akal kini. Kepergian Kirana, dan bagaimana semua barang-barangnya dilenyapkan, seolah ia tak pernah tinggal di rumah ini sebelumnya. Semua karena kengerian akibat perbuatan keji Raka padanya sebagai saudara kandungnya sendiri.

"Semenjak kau pergi mencari pencerahan waktu itu, Kirana seakan mati raga dan jiwanya. Setiap ibu mendekat, dia langsung ketakutan hebat seakan melihat hantu. Hingga pada suatu hari, dia pergi tanpa memberi kabar ke mana," jelas sang ibu dalam ratapannya.

Raka tak kuasa lagi membendung luapan kepedihannya yang membuncah. Dia menangis sejadi-jadinya sambil bersimpuh di hadapan sang ibu. Meraung penuh sesal akibat dosa paling keji yang telah dilakukannya pada darah dagingnya sendiri.

"Ibu...aku benar-benar monster...! Monster yang tak seharusnya hidup di dunia ini!! Kenapa ibu dan ayah masih sudi menganggap aku sebagai anak kalian?" raungnya dalam isak tangis.

Tak ada kata yang mampu mengobati luka di hati Raka yang telah mencederai mahkota kemuliaannya sendiri sebagai manusia dengan merenggut keperawanan saudari kandungnya. Dunia terasa runtuh di sekelilingnya...

Hanya keputusasaan abadi yang menantinya kini...

...

Pengakuan sang ibu tentang rahasia terpendam itu bagaikan sambaran petir yang menghancurkan segalanya dalam sekejap. Raka seakan terhempas ke kegelapan abadi tanpa celah secercah harapan pun. Dosa paling kejinya telah terkuak dengan cara paling mengerikan.

"Mengapa...mengapa rahasia sebesar ini disembunyikan dariku dan Kirana selama ini?" raung Raka dalam kepedihannya yang mendalam.

Sang ibu terisak pilu, "Kami hanya ingin melindungi kalian berdua, anakku. Melindungi kalian dari kemungkinan terjadinya hal paling mengerikan...yang ternyata memang terjadi juga pada akhirnya."

Raka mencengkeram kepalanya erat. Dunia serasa berputar di sekelilingnya dalam lingkaran ketidakpastian. Seluruh sendi tubuhnya mendadak kaku seolah beku tak berdaya.

"Lalu...lalu ke mana Kirana pergi? Aku harus menemuinya, menjelaskan semuanya!!"

Sang ibu menggeleng lemah. "Percuma anakku...sejak kepergiannya, ibu dan ayah telah berusaha mencarinya ke mana-mana, tapi tak pernah ditemukan jejaknya sama sekali. Seperti ditelan bumi..."

Rintihan putus asa kembali menguar dari kerongkongan Raka yang kering kerontang. Dia sungguh tak menyangka, akibat perbuatan laknat yang telah diperbuatnya itu ternyata membawa kepada hilangnya Kirana, mungkin untuk selamanya.

"Jalanan hidup macam apa lagi yang akan menghadang kita setelah tragedi keji ini, Bu?" raung Raka penuh nestapa. "Apakah masih ada secercah kebahagiaan yang menanti untuk keluarga ternoda seperti kita?"

Sang ibu menangkup wajah putranya dengan kedua tangan rentan nya yang bergetar. "Percayalah anakku...masih ada harapan selama kita mau berjuang. Sampai kapan pun, cinta dan kasih seorang ibu tak akan pernah pudar pada anaknya. Meski dosamu paling keji sekalipun..."

Dengan sorot mata nanar, sang ibu memeluk Raka erat, seakan hendak mengalirkan sebersit kehangatan di tengah tragedi memilukan ini.

"Berjuanglah, anakku...berjuanglah mencari Kirana dan membawanya pulang. Kalau memang takdir memisahkan kalian, terimalah. Namun sebagai seorang kakak, kau harus tetap menjaga dan melindunginya dari segala bahaya meski dari jauh," lanjut sang ibu dalam isak tangisnya.

Raka terpaku dalam kepedihan. Sebersit harapan miliknya seakan telah musnah direnggut oleh kenyataan mengerikan ini. Namun dalam diam hatinya masih menaruh sebuah tekad yang membaja.

'Aku pasti akan menemukanmu Kirana...entah bagaimana caranya. Lalu aku akan menjelaskan semuanya padamu. Mengembalikan senyum di wajah cantikmu sekali lagi seperti dulu. Atau jika tidak, aku akan terus melindungi mu dari jauh hingga ajal menjemputnya...'

Dengan tekad yang mengokoh, Raka bangkit dari keterpurukannya demi satu tujuan terakhir dalam hidupnya. Meski hubungan terlarang itu tak mungkin diijinkan, dia akan berusaha menebus segalanya untuk sang adik yang terlalu dicintainya. Demi mengembalikan kebahagiaan Kirana yang sempat dirampasnya.

Sebuah jalan panjang yang terjal tengah menanti di depan Raka. Namun apapun tantangannya nanti, dia harus menghadapinya demi sang adik yang kini entah berada di mana...

...

"Ja-jadi selama ini...aku dan Kirana..." Raka terbata dengan tubuh bergetar hebat. Bibirnya kelu untuk sekedar mengucapkan kata-kata selanjutnya.

Sang ibu mengangguk lesu di tengah tangisannya. "Ya anakku...kalian berdua adalah saudara sekandung. Ibu dan ayah harus menyembunyikan rahasia ini demi melindungi ikatan kalian yang terlalu dekat sebagai saudara."

Raka terhuyung lemas ke dinding terdekat. Seakan seluruh tulang dan sendinya mendadak lumpuh tak berdaya. Kedua kakinya gemetar seperti jeli, hampir tak sanggup lagi menopang bobot tubuhnya sendiri.

"Tapi sepertinya semua sudah terlambat...karena tanpa tahu kebenaran, kau justru terjatuh pada dosa terlarang dengan Kirana." Isak tangis sang ibu kian menjadi.

Ingatan Raka berkelabat pada malam mengerikan itu. Di mana dia telah memperkosa dan merenggut keperawanan darah dagingnya sendiri secara sadis dan tanpa ampun.

Semua bayangan eksplisit itu tiba-tiba terputar lagi dalam benaknya bagai rol film paling mengerikan. Jeritan memilukan Kirana, wajahnya yang bersimbah air mata dan darah, sampai tubuh telanjang mereka yang bersatu dalam ikatan dosa terlarang.

"AAAARRRRGGGHHH!!"

Raka memekik histeris seperti orang kesurupan. Seluruh isi perutnya bergolak hendak dimuntahkan.

Dia segera berlari ke kamar mandi terdekat dan memuntahkan semua isi perutnya tanpa sisa. Sesi muntah panjang itu berlangsung hampir satu jam lamanya, hingga tubuhnya lemas tak berdaya.

Berkali-kali Raka berusaha mencuci mulutnya dan berharap semua kenangan buruk itu juga ikut terbasuh. Namun nihil, bayangan naas malam penodaan keji itu tetap membayangnya tanpa ampun seperti mimpi buruk abadi.

"Aku...aku benar-benar monster rendahan yang tak seharusnya hidup!!" Raka menjerit seorang diri dengan air mata berlinang.

Kenyataan pahit ini telah menamparnya dengan brutal. Semua rasa bersalah dan keputusasaan yang selama ini dirasakannya, ternyata tidak sebanding dengan betapa mengerikannya dosa yang telah diperbuat.

Dia sungguh makhluk paling hina yang tak pantas untuk dilahirkan ke alam semesta ini. Demi memuaskan nafsu terlarangnya, dia telah ternoda sampai ke akar-akar kehidupan paling suci, melakukan perkosaan keji terhadap saudari kandungnya sendiri.

Tubuh Raka gemetar hebat diiringi isak tangis penuh penyesalan tiada tara. Jeritan histerisnya bergema di seantero rumah itu bagaikan suara setan yang menghuninya. Setelah semua upayanya untuk menemukan ketenangan jiwa, kini dia justru terjerumus sedalam-dalamnya dalam keputusasaan abadi.

Sang ibu yang hanya bisa menonton dari jauh hanya mampu terisak pilu. Anak yang disayanginya ternyata telah menanggung beban dosa paling keji setelah sekian lama hidup dalam kepura-puraan.

"Anakku Raka...maafkan ibu...semua ini memang salah kami sebagai orang tua," lirih sang ibu dalam isak tangisnya. "Tapi percayalah, bagaimanapun kami menyayangimu. Dan memohon ampun atas semua rahasia buruk ini..."

Namun Raka seakan tuli terhadap kata-kata itu. Yang terngiang hanya jeritan Kirana dan tampang nanar adiknya yang tersakiti habis-habisan. Hancur lebur baik jasad maupun jiwanya oleh tangan kekejian sang kakak.

"Kirana...adikku...maafkan aku...maafkan aku...!" Raka terus meraung pilu dalam ratapannya yang seakan tiada berujung.

Harapan satu-satunya kini hanyalah menemukan Kirana, memohon pengampunan darinya, atau setidaknya mendapat kepastian jika adiknya itu masih hidup di suatu tempat. Meski pengampunannya nanti mustahil untuk didapat...

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!