Our Secrets

Bab. 7

"Tolong jangan seperti ini, Om!" pekik Sila di saat tangannya diikat menggunakan dasi yang ada di jok belakang dan diarahkan ke atas kepala Sila sendiri. Sehingga membuat gadis itu tidak bisa bergerak dengan bebas. Di samping posisi mereka saat ini yang tengah berada di dalam mobil.

Sementara Zacky antara sadar dan tidak, pria itu terus memberi sentuhan demi sentuhan di tubuh Sila yang masih memakai baju lengkap. Meskipun roknya sudah tersingkap hingga memperlihatkan setengah kakinya.

"Jangan seperti ini, Om. Kumohon," pinta Sila.

Air matanya menetes mengalir di pelipis. Sila tidak bisa berbuat lebih dalam keadaan seperti ini. Sedangkan pria yang ia kira sebagai pahlawan nya itu kini terus memberi sentuhan di atas tubuhnya. Terlebih lagi di bagian dada. Menekan meremas dan memutar mereka, membuat Sila benar-benar seperti seorang gadis yang begitu rendah.

Tubuh yang selama ini ia jaga, meskipun ia bekerja di cafe juga selalu pulang larut, kini hancur sudah. Untuk kali pertamanya ada pria yang benar-benar kurang ajar. Memberinya pengalaman yang tidak pernah ia alami selama ini.

"Aakhhh! Sakiiiittt!" teriaknya begitu saja dengan suara yang sangat keras. Matanya terpejam semakin rapat, tangannya saling meremas satu sama lain, juga ia sengaja menggigit bibirnya hingga berdaraah demi mengalihkan fokusnya pada rasa sakit yang berpusat di bagian paling privasinya.

Sedangkan pria yang kini berada di atas tubuh gadis yang tidak dia kenal, tercengang merasakan sesuatu baru dan terasa ngilu di bagian privasinya.

'Apa dia masih perawan?' batinnya ketika kesadaran mulai kembali.

Meski begitu, tubuhnya tidak bisa berhenti sampai di sana. Karena nalurinya terus mendesak meminta untuk dipuaaskan.

"Maaf, aku akan bertanggung jawab kalau memang ini yang pertama buatmu," ujar Zacky sembari mulai menggerakkan tubuhnya.

Hatinya merasa bersalah dan kasihan kepada gadis yang menjadi pelampiasaan hasraatnya. Namun, di sisi lain ada sesuatu yang terus mendorongnya untuk melakukan lebih dari ini dan lebih gila lagi. Menggapai puncak dengan perasaan puas.

Sila sendiri tidak menanggapi ucapan Zacky. Gadis itu hanya bisa menggigit bibirnya di kala merasakan sakit yang luar biasa bercampur panas, juga tangannya yang sudah dilepas oleh Zacky kini mencari pelampiasaan kepada apa saja yang berhasil ia raih. Bahkan Sila tidak segan melukai bahu, dada, serta leher pria itu dengan kukunya yang panjang hingga berdaraah.

Semua itu bentuk kemarahan Sila yang tidak bisa melepas diri dari serigala yang tengah lapar. Di tambah lagi percuma ia teriak, karena keadaan jalan di sekitar mobil yang mereka tumpangi tampak gelap dan sepi.

Pertamanya dalam sejarah hidup Sila yang mungkin tidak akan pernah Sila lupakan. Ia dinodai di dalam mobil dan dalam keadaan dipaksa seperti ini. Bahkan pria itu tidak cukup melakukan satu kali saja.

Dua kali terhitung pria itu melenguh lega dan memeluk erat tubuhnya. Baru kemudian pria yang merobek bajunya hingga tak berwujud itu menarik diri dan duduk di kursinya setelah menutupi tubuh polos Sila dengan jas yang ada di jok belakang.

Karena ini juga merupakan yang pertama bagi Zacky, pria itu merasa tubuhnya begitu lelah.

Sebelum memejamkan mata, Zacky memakai celananya kembali lalu menoleh ke arah gadis yang terbaring di kursi sebelahnya. Napas nya terlihat belum teratur. Bohong jika Zacky tidak melihat air mata yang terus mengalir dark mata indah gadis itu. Meskipun sekarang ini dia menatap ke arah jendela dengan mulut yang terkunci rapat.

"Aku istirahat sebentar, baru aku antar pulang," ujarnya.

Ingin mengucap kata maaf lagi, Zacky pikir itu akan percuma saja. Karena semuanya sudah terlanjur terjadi. Dan dan dirinya baru teringat seseorang. Seketika perasaan bersalah pun datang melanda.