Ini kisah tentang dua insan yang awalnya saling membenci. Sebut namanya Rangga(26th) dan Mawar(20th). Rangga yang mengalami kecelakaan lima bulan lalu, mengakibatkan kakinya lumpuh. Keadaannya yang cacat membuat kekasihnya(Rena) meninggalkannya satu bulan pasca kecelakaan. Sehingga membuat Rangga semakin depresi dan putus asa. Yang membuatnya menjadi sosok yang pemarah dan emosional.
Dan hadirlah Mawar, seorang gadis desa yang sedang terlilit hutang pada seorang juragan teh, bekas biaya operasi ayahnya, membuat Mawar terpaksa harus bekerja sebagai Art di rumah Rangga, yang bertugas khusus merawat dan melayani Rangga. Dan dengan sikap Rangga yang emosional, mampukah Mawar bertahan...
Yuk ikuti keseruan kisahnya...
Selamat membaca...🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Kitty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 7
Mawar masuk ke kamarnya, untuk menjawab telepon. Karena handphonenya dia taruh di dalam kamar. Dan yang menelponnya adalah bibi nya, bi Odah, adik dari bapaknya Mawar.
"Assalamualaikum, ada apa bi? tumben telpon,"
"Wa'allaikumsallam, bagaimana kabar di kampung Mawar, semua sehat kan. Kabar Bapak gimana, apa sudah benar-benar sehat?"
"Semua sehat bi, Bapak juga sehat. Tapi dia belum boleh mengerjakan apa-apa. Dan masih harus tetap memakai kursi roda,"
"Alhamdulillah kalau gitu. Jadi gini lho Mawar..."
Bi Odah menceritakan semuanya, apa yang terjadi di keluarga majikannya. Sampai majikannya menyuruhnya mencarikan Art dari desanya.
Mendengar cerita bi Odah, Mawar pun langsung tertarik dengan gaji yang ditawarkan majikan bi Odah. Karena dia memang sedang butuh uang untuk membayar cicilan hutangnya pada Juragan Dahlan. Tanpa pikir panjang, Mawar langsung mendaftarkan diri menjadi Art dirumah Bu Wiryo.
"Bibi, aku mau bi bekerja di sana," ucap Mawar dengan girangnya.
"Tapi apa kamu beneran yakin, bibi cuma gak tega lihat kamu disini, kamu pasti akan sangat menderita Mawar,"
"Mawar gak peduli bi, lagian Mawar juga belum mencobanya kan bi. Ya siapa tau Mawar bisa betah,"
Bi Odah tidak bisa melarang ponakan kesayangannya itu, karena Mawar memang sedang membutuhkan uang. Dan dia sendiri juga tidak bisa membantu kesusahan keluarga mawar. Karena gajinya juga hanya cukup untuk makan dan menyekolahkan anak-anaknya.
Mawar menutup telponnya dan langsung bergegas menghampiri kedua orang tuanya. Dia menceritakan semua yang baru saja dia dengar. Dan kedua orang tuanya hanya bisa menerima keputusan Mawar. Karena mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk keluarga mereka.
"Tapi kalau kamu tidak betah, kamu cepat-cepat pulang ya nak. Ibu gak mau kamu bertahan hanya karena kita sedang butuh uang," ucap Bu Siti.
"Iya Bu, kalau Mawar gak betah Mawar pasti pulang,"
Dan malam itu, malam yang sangat indah. Karena akhirnya ada setitik cahaya yang menyinari kegelapan. Satu harapan, yang mampu menguatkan hati keluarga kecil itu.
Dan keesokan paginya, suasana haru menyelimuti keluarga pak Arifin. Mawar pun akhirnya berpamitan kepada adik, dan kedua orang tuanya. Dia tidak mengulur-ulur waktu lagi untuk bisa segera bekerja. Karena waktu yang diberi Juragan Dahlan sangat singkat.
"Hati-hati ya nak," ucap Bu Siti yang tidak bisa membendung air matanya. Dia peluk, dia ciumi putrinya. Seakan dia tidak sanggup melepas kepergian sang putri tercinta.
Kemudian Mawar duduk didepan sang ayah yang duduk di kursi rodanya. Mawar mencium tangan sang ayah, sang ayah pun membelai-belai rambut putrinya.
"Maafkan bapak nak, yang terpaksa harus membuatmu menderita seperti ini. Sesungguhnya Bapak tidak tega melihatmu pontang-panting mencari nafkah seperti ini. Bapak sakit sekali rasanya nak...," ucap pak Arifin yang juga tidak bisa menahan air matanya yang menetes.
"Bapak jangan bicara seperti itu pak, Mawar ikhlas dan juga senang kalau Mawar bisa meringankan beban bapak dan ibu. Kalian do'akan saja, agar Mawar selalu diberikan kesehatan dan keselamatan di manapun Mawar berada. Itu semua sudah cukup untuk Menguatkan Mawar,"
"Pasti nak, kami pasti akan selalu mendo'akan mu. Di manapun kamu berada," ucap pak Arifin sambil memeluk putrinya.
Dan Alfi pun ikut menangis tersedu-sedu. Karena seumur hidupnya, ini baru pertama kalinya dia berpisah dengan kakaknya. Kakak yang sangat dia sayangi dan menyayanginya.
"Sudah...Alfi jangan nangis ya sayang. Kak Mawar janji, kakak akan belikan mobil remote yang kamu mau. Tapi Alfi janji, Alfi gak nakal, nurut sama ayah dan ibu, dan juga jangan lupa, rajin belajar dan mengaji. Janji?" ucap Mawar sambil menunjukan jari kelingkingnya sebagai tanda permintaan kesepakatan dengan Alfi.
"Janji," ucap Alfi sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada jari Mawar, sebagai tanda menerima kesepakatan itu.
Dan akhirnya, perpisahan pun terjadi. Mawar pun berlalu pergi dengan diantarkan tukang ojek menuju ke terminal.
wah si Rena ini bener-baner minta di cekik Kaya nya 😡😡😡😡
untung ada yang liat mawar di bawa ke gudang dan kasih tau Marsel , kalo kaga aduh lagatau dah nasib mawar gye mna 😭😭😭😭😭😭😭
bener tuh feryy kata mawar , manja nya lebih baik sama cewe kamu ajah Fery 😁😁😁😁
Marcel kamu sama aku ajah , aku siapa gantiin mawar di hati kamu 😂😂😂😂😂😂😂🤭
hoalah Rena.. nasi pecel aja masih enak lohh kokya mau bundir benar2 sempit pikiran kamu Rena. untungnya ada Marsel.. selain jadi penyelamat juga jadi belahan jiwamu sekarang.
selamat juga buat Rangga Mawar.. 👏👏👏👏
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
boleh takut tapi jngan berlebihan Rangga tidak bagus juga , percaya lah Kalo mawar tidak seperti mantan mu itu 😁😁😁😁😁😁
SEMANGAT Thor 🤗
mawar ya gitu gak berusaha berjuang membersihkan namanya malah pulkam.
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗