Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 - Mengunjungi Keluarga Hyperion
“A- aku ingin mengambil barang-barangku.”
Selena kembali ke sosok pemalu dan lemahnya yang membuat siapapun melihatnya merasa kasihan, kecuali pelayan di depannya. Sejak kecil dia ikut menyiksanya karena rasa inferioritas sebab dia berasal dari latar belakang biasa dan kekuatan Guidenya yang rendah.
Sampai sekarang tidak ada Sentinel yang cocok dengannya.
Meskipun latar belakang Selena lebih bagus darinya tapi kekuatannya lebih rendah darinya. Apalagi anggota keluarganya tidak menyukainya sehingga membangkitkan rasa superioritas dalam dirinya.
“Jangan pernah berpikir mengambil barang-barang di rumah ini,” hardiknya kesal.
“Dasar pencuri! Sejak kau tinggal di rumah ini banyak sekali barang yang hilang,” rutuknya.
Selena mencibir di dalam hati dan tahu bahwa orang yang suka mencuri adalah Anne, pelayan yang berdiri di depannya.
Dia selalu menyalahkannya sehingga Selena sering mendapatkan hukuman.
“Aku hanya ingin mengambil barang milik ibuku.” Tidak banyak barang bagus yang bisa Selena gunakan di kamarnya lagipula dia sudah membeli barang baru.
“Cih alasan.” Anne menyilangkan kedua lengannya di depan dada dan akhirnya menyadari keberadaan di samping Selena.
“Siapa pria ini?” tanyanya iri karena pria itu terlalu tampan.
Selena menarik lengan baju Ares dan dengan malu-malu memperkenalkannya. “Ini adalah Sentinelku.”
Ada rasa bangga yang menyelinap di hati Ares atas pengakuan Selena.
“Sentinel? Bukankah tidak ada yang cocok denganmu?” seru Anne terkejut karena dia lebih lemah darinya dan seharusnya tidak ada yang cocok dengannya.
“Kami ditakdirkan,” jawab Selena dengan pipi memerah.
Ares kagum dengan akting Selena yang natural bahkan dia hampir tertipu.
“Tidak mungkin! Seharusnya kau-“
“Anne kenapa kau menghalangi pintu? Cepat minggir sana,” seru Cassandra marah dari balik tubuhnya.
“No- nona Cassandra.” Anne dengan cepat minggir sehingga memperlihatkan Selena dan Ares.
“Selena!” seru Cassandra terkejut dan melihat pria di sampingnya. “Apakah kau di sini ingin memamerkan Sentinelmu?” Dia sangat iri karena Ares lebih tampan dari semua pria yang dikenalnya.
Seharusnya orang sepertinya berpasangan dengan Cassandra.
“Aku ingin mengambil barang milik ibuku,” kata Selena tenang.
Mengapa dia tidak menyimpan barang milik ibunya di dalam ruang penyimpanannya?
Selena tidak tahu mengapa barang itu tidak bisa masuk ke dalam ruang penyimpanannya.
Dia bahkan tidak bisa melemparkannya ke dalam lubang hitam miliknya seolah barang itu menolak kekuatannya.
“Aku tidak akan membiarkanmu menginjakan kaki di rumah ini! Barang-barangmu sudah aku buang,” ujar Cassandra sambil menghalangi pintu.
“Dimana kau membuangnya?” Selena harus mendapatkan barang itu karena hanya itu satu-satunya peninggalan ibunya.
“Aku tidak tahu.” Cassandra sudah memerintahkan pelayan untuk menghancurkan semua barang milik Selena sebelum berangkat ke Balai Asosiasi Guide.
“Itu barang milik ibuku seharusnya kau tidak membuangnya,” seru Selena marah.
“Aku tidak peduli lagipula semua yang kau gunakan adalah sampah,” hina Cassandra.
Mata Selena memerah karena marah dan lubang hitam berukuran kecil muncul di ujung jarinya. Sedikit saja gerakan maka dia bisa memisahkan kepala Cassandra dari tubuhnya.
Ares menggenggam tangan Selena sehingga membuat lubang hitam itu menghilang.
Selena melirik Ares dan emosinya perlahan mereda. “Ayo kita pergi!” ajaknya.
Tinggal lebih lama di sini tidak akan berguna karena Cassandra tidak akan mengembalikan barang milik ibunya.
Ares menganggukan kepalanya kemudian mereka berbalik.
“Oh ya aku hampir saja lupa.” Selena menghentikan langkahnya kemudian menghadap Cassandra. “Aku menyiapkan hadiah perpisahan untuk kalian.”
Selena menekuk lututnya lalu menyetuh ujung roknya dan memberikan salam ala kerajaan. Keluarga Hyperion dulunya adalah keluarga bangsawan pada era pemerintahan monarki kerajaan. Keluarga ini masih menjujung tata krama bangsawan dan membanggakan kejayaan masa lalu.
Selena sampai muak mendengar mereka membanggakannya.
“Semoga kalian menyukainya.”
Cassandra memiliki firasat tidak enak dan ingin menayakan pada Selena tetapi mereka sudah meninggalkan kediaman Keluarga Hyperion.
“Sialan! Hanya karena memiliki partner dia berubah menjadi sombong,” seru Cassandra kesal.
“Aku akan melihat sampai kapan Sentinel itu bertahan dengan Guide rendahan sepertimu.”
oOo
“Apakah kau perlu bantuanku?” tawar Ares.
“Tidak perlu, lagipula barang itu tidak terlalu berguna.” Selena tidak tahu fungsi barang yang dimiliki ibunya dan hanya menyimpannya saja.
“Jika kau butuh bantuan bisa cari aku.” Ares ingin memanjakan Selena supaya dia bersedia tinggal lebih lama dengannya.
Wajib militer bagi Guide yang memiliki kecocokan tinggi dengan Sentinel garis depan adalah 20 tahun. Setelah itu mereka bebas pergi kemanapun atau memilih tinggal lebih lama. Mengingat kecocokan mereka yang sangat tinggi Ares ragu bisa menemukan Guide yang cocok dengannya kecuali Selena.
Bahkan sekarang dia mulai jatuh cinta padanya sehingga tidak ingin melepasnya.
“Hmmm …” Selena menganggukan kepalanya lalu mereka turun dari kendaraan pribadi.
“Aku sudah menyuruh robot untuk mengemasi semua barangmu dan memasukannya ke pesawat luar angkasa,” ujar Irene menyambut mereka. “Untungnya pesawatmu muat.”
Meskipun pesawat luar angkasa yang digunakan Ares lebih kecil dari pesawat militer tapi di dalamnya cukup luas dan bisa menampung banyak barang.
“Terima kasih nenek.” Ares membungkukan tubuhnya penuh rasa syukur.
Neneknya selalu perhatian padanya meskipun sering menyindirnya.
“Jaga dirimu baik-baik dan jangan sembrono meskipun sudah memiliki Guide,” nasehat Irene sambil menepuk bahu cucunya.
“Kakak ini untukmu.” Athena memberikan hadiah kepadanya.
“Terima kasih.”
“Ini untukmu juga.”Athena menyerahkan kotak lain sambil menghindari tatapannya.
“Terima kasih adik ipar,” ujar Selena sambil menggodanya.
“Siapa adik ipar? Kau bahkan belum menikah dengan kakakku.”Athena seperti kucing yang ekornya dinjak dan menatapnya kesal.
“Doakan saja semoga kami bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih serius,” ujar Ares sambil menatap Selena.
Selena mengindari tatapannya dan tidak membalas.
“Kalau begitu kami akan berangkat dulu.”
Mereka berpamitan pada Irene dan Athena kemudian memasuki pesawat luar angkasa. Selena duduk di kursi samping pilot dan mengenakan sabuk pengamannya. Ini adalah pengalaman pertamanya merasakan perjalanan ke luar angkasa karena sebelumnya tidak bisa dihitung.
Lagipula saat itu dia tidak sadarkan diri saat diculik dan hendak di jual ke Planet Chaos.
“Minumlah obat pereda mabuk karena perjalanan nanti tidak mulus,” kata Ares sambil memberikan botol obat.
Selena menggelengkan kepala. “Tidak perlu.” Setiap kali menggunakan lubang hitamnya dia selalu merasa pusing tapi sekarang sudah terbiasa.
Cara kerja lubang hitamnya mirip dengan lubang cacing yang bisa memperpendek jarak ruang.
“Simpan untuk jaga.”
Selena akhirnya menerima botol itu dan menggenggamnya di tangan.
Pesawat perlahan lepas landas dan meninggalkan Planet Gaia, Selena bisa melihat bulan utama planet ini yang berwarna hijau kebiruan. Di sekitarnya ada beberapa planet yang telah dikembangkan pemerintah sehingga bisa dihuni manusia.
Bahkan ada planet khusus yang dikembangkan untuk pertanian dan perternakan.
Tiba-tiba pesawat melaju dengan cepat sehingga meninggalkan berkas cahaya dan melewati beberapa planet. Ares mengemudikan pesawatnya secara manual karena medan yang akan dia lewati cukup berbahaya karena ada sabuk meteorit. Namun, rute itu bisa mempersingkat waktu karena jaraknya lebih dekat dengan garis depan.
“Akkkkkkhhhhhhhhh …… bisakah kau pelan-pelan?” teriak Selena panik dan hampir ingin muntah karena gaya manuver Ares terlalu gila.
“AKU TIDAK INGIN MATI!!!”
-TBC-