NovelToon NovelToon
Si Kembar Milik Raja Perang

Si Kembar Milik Raja Perang

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Anak Kembar / Raja Tentara/Dewa Perang / Roh Supernatural
Popularitas:672.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Risa Jey

Meng Lusi, seorang kapten wanita di ketentaraan zaman modern, kuat dan cerdas. Karena suatu alasan, dia tiba-tiba saja berpindah ke zaman kuno dan mewarisi mata air spiritual.

Baru saja tiba di zaman yang belum dikenalnya, Meng Lusi diperkosa oleh Shin Kaichen yang dibius oleh seseorang. Setelah itu, Meng Lusi memilih melarikan diri. Lima tahun kemudian, Meng Lusi yang sudah memiliki anak kembar dikenali oleh Shin Kaichen dan mencoba untuk mendapatkan hati ibu dan kedua anaknya tersebut.

Di sisi lain, klan penyihir yang sudah lama mengutuk negara untuk tidak memiliki keturunan anak perempuan, kembali berulah. Anak kembar Meng Lusi menjadi incaran mereka karena bakat bawaan luar biasa yang akan mengancam klan penyihir. Mampukah si kembar selamat dari bahaya? Akankah Meng Lusi dan Shin Kaichen memiliki kehidupan bahagia? Mari ikuti setiap kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetangga Baru dari Ibu Kota

Beberapa hari kemudian, Meng Lusi mendapat kabar baru dari orang desa yang bergosip. Sebuah rumah akan dibangun di sebuah lahan kosong yang sebenarnya tak jauh dari keberadaan rumah Meng Lusi. Lahan kosong itu sebelumnya milik kepala desa.

Menurut mereka, orang yang membangun rumah itu berasal dari ibu kota. Belum lagi, identitasnya juga tidak biasa. Jadi bagaimana mungkin penduduk desa tidak gempar saat itu terjadi?

“Siapa yang kira-kiranya pindah ke tempat kecil seperti ini?” gumamnya.

Tak lama, Cheng Ao datang untuk memberi tahu kabar ini.

“Lulu, apakah kamu sudah mendengar angin?” tanyanya.

“Ayah Angkat.” Meng Lusi mengangguk. “Siapa yang membangun rumah di sebelah?”

Cheng Ao menghela napas. “Ini raja perang negara kita yang paling mulia, Pangeran Shin Kaichen.”

“Kaichen?” Meng Lusi terkejut. Nama ini tampak tidak asing, pikirnya.

Ular putih spiritual yang ada di bahunya memberi tahu. “Tuan, ini pria yang membeli semua ikan kukusmu beberapa hari lalu,” katanya.

Ternyata dia? Meng Lusi lebih terkejut lagi. Pria bangsawan itu ternyata Shin Kaichen yang paling ditakuti oleh musuh dan rakyat. Bahkan reputasinya terkenal sebagai raja yang dingin dan terasing.

Kenapa datang ke tempat kecil seperti ini?

Sunni si ular putih spiritual berkata lagi jika pria itu memiliki racun dingin di tubuhnya. Sekarang Meng Lusi menebak jika Shin Kaichen mungkin ingin memulihkan racun dinginnya di Desa Awan.

Siapa sih yang tidak tahu tentang Shin Kaichen? Pria itu bahkan tak bisa menyembunyikan identitasnya saat datang ke desa ini. Sungguh berani.

“Pembangunan rumah sudah dimulai. Dalam waktu dekat, rumah itu akan jadi. Ketika pangeran datang, situasi desa mungkin akan berubah.” Cheng Ao memikirkan reputasi desa yang cukup baik. Bisakah menjadi lebih baik?

“Tapi membangun rumah pada musim dingin seperti ini, bukankah kurang baik?” Meng Lusi menebak.

Cuaca sangat dingin di luar, bisakah pembangunan rumah berjalan lancar.

Cheng Ao menghela napas lagi. “Orang kaya punya banyak uang. Apa yang tidak mungkin?” gumamnya.

Kali ini Meng Lusi terdiam. Benar juga. Seorang pangeran pasti punya banyak uang, apa lagi raja perang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ketika rumah baru jadi, itu satu bulan kemudian. Pengerjaannya memang agak lambat karena terhambat oleh cuaca. Rumah itu tidak terlalu besar atau megah namun masih yang terbaik di desa. Meng Shilan dan Meng Shuya penasaran dengan pemilik rumah itu hingga memperhatikannya dari halaman.

“Kalian berdua jangan sampai kedinginan.” Meng Lusi berdiri di ambang pintu dan menatap keduanya.

“Bu, kakek bilang tetangga baru akan datang hari ini.” Meng Shuya memberi tahu.

“Hari ini?” Meng Lusi juga penasaran.

Memang tak lama setelah itu, beberapa kereta kuda datang dengan banyak barang. Kereta yang lebih mewah dan berbeda pasti milik raja perang Shin Kaichen, pangeran keenam saat ini.

Meng Lusi hanya ingin memastikan apakah itu benar-benar pria yang membeli semua ikan kukus miliknya atau bukan.

Ketika seorang pria keluar kereta, tebakan Meng Lusi memang benar. Ini pria yang membeli semua ikan kukus hari itu. Ternyata dia. Karena Shin Kaichen memakai topeng, tak ada yang tahu identitasnya saat itu.

Sekarang Shin Kaichen muncul tanpa topeng, Meng Lusi juga sedikit aneh. Rasanya dia pernah melihat pria itu terutama wajahnya. Tapi ….

“Bu, apakah itu paman yang membeli ikan kukus kita sebelumnya?” tanya Meng Shilan.

“Ya.” Meng Lusi terkejut karena anaknya juga mengenali pria itu tanpa topeng.

Sejak saat itu, mereka tak pernah melihatnya lagi. Belum lagi Meng Lusi juga jarang menjual sesuatu. Semua barang yang dia masak atau buat akan dijual oleh orang lain. Ia hanya perlu menerima hasilnya.

Sekarang Shin Kaichen datang ke Desa Awan untuk memulihkan diri. Siapa tahu dia ternyata memiliki racun dingin. Bukankah agak disayangkan? Seorang raja perang yang dihormati banyak orang layaknya kaisar, memiliki racun seperti itu.

Perairan istana sangat dalam. Harimau serta serigala bercampur menjadi satu bersama ular dan tikus. Siapa yang menjadi pemenang belum tentu ada.

Shin Kaichen menoleh dan melihat Meng Lusi berdiri di ambang pintu, lalu melemparkan senyum. Mereka akan menjadi tetangga mulai sekarang dan bisa dekat dengan kedua anak itu ….

Semua barang dibereskan ke dalam rumah. Banyak warga desa yang penasaran dengan raja perang tapi tak berani mendekat. Mereka bahkan iri karena rumah baru itu begitu dekat dengan kediaman Meng Lusi.

Pada malam harinya, Meng Lusi membuat makan malam untuk kedua anaknya. Menu malam ini adalah pangsit rebus dengan kuah benih yang gurih dan segar, ditambah sayur hijau serta potongan daging sapi. Ada juga buah-buahan serta acar mentimun.

Di saat mereka makan malam, seseorang mengetuk pintu rumah.

“Bu, aku akan membukakan pintu,” kata Meng Shuya.

“Ya, hati-hati, jangan lari-lari.” Meng Lusi yang menikmati makanan di ruang makan pun tampak santai.

Meng Shuya mengangguk, pergi ke ruang depan dan membuka pintu. Melihat Shin Kaichen dengan jubah musim dinginnya, gadis kecil itu terkejut. Shin Kaichen melihat salah satu dari si kembar, ini harusnya Meng Shuya karena tidak ada gantungan giok identitas miliknya di pinggang.

“Paman! Apakah Paman mencari ibuku?” Meng Shuya melihat barang yang dibawa Shin Kaichen, tidak tahu apa itu.

“Ya, apakah ibumu ada?”

Meng Shuya tidak menjawab tapi langsung berteriak memanggil Meng Lusi. “Bu, paman tetangga datang ke pintu.”

Meng Lusi yang tengah makan terkejut dan buru-buru pergi. Ia lupa jika Shin Kaichen adalah seorang pangeran. Ketika dia menghampiri Meng Shuya, Shin Kaichen berdiri di ambang pintu. Tidak sopan untuk membiarkannya masuk karena khawatir ada gosip.

“Meng Lusi telah melihat Pangeran Chen.” Meng Lusi merendahkan tubuhnya. Seberapa enggannya dia untuk membungkuk, negara ini bukan zaman modern. Dia bukan lagi seorang kapten tim ketentaraan.

Shin Kaichen tidak memedulikan kesopanan nya. “Tidak perlu sopan di masa depan. Kita akan menjadi tetangga di masa depan. Aku mengantarkan makanan sebagai bentuk sapaan.”

Dia memberikan keranjang berisi beberapa makanan manis. Meng Lusi terkejut. Makanan ini harusnya dibuat oleh koki istana bukan?

“Kalau begitu tolong tunggu sebentar.”

Meng Lusi tak bisa menerimanya begitu saja. Dia pergi ke dapur dan mengemas sesuatu seraya mengembalikan keranjang. Memanfaatkan ibunya pergi, Meng Shuya menatap Shin Kaichen.

“Paman … apakah Paman sakit?” tanyanya ragu.

Shin Kaichen berjongkok agar tinggi badannya sejajar. Dia menyentuh kepalanya. “Ya, Paman memulihkan diri di desa ini. Jika ada waktu, datanglah ke rumah Paman untuk bermain.”

Tanpa diduga, Meng Shuya tertegun dan wajahnya memerah. Sentuhan di kepalanya sangat lembut dan besar.

Tak lama, Meng Lusi kembali dan menyerahkan keranjang itu padanya. “Tak ada makanan lain yang aku masak malam ini. Kebetulan aku membuat banyak sup pangsit. Semoga Pangeran menyukainya.”

“Tidak apa-apa. Masakanmu pasti enak. Aku masih ingat dengan ikan kukus hari itu.”

Keduanya tidak banyak bicara. Shin Kaichen segera pergi agar tidak digosipkan di hari pertama. Meng Lusi adalah ibu dua anak. Reputasinya akan buruk jika menyebar dan dituduh jikalau wanita itu merayu dirinya.

Bersabar saja dan dekati perlahan. Lagi pula, ini kesalahan pertamanya merusak wanita itu lima tahun lalu.

1
Jakaria Hidayat
Luar biasa
Binti
menarik 💪💪💪
Riva84
mampir thoorr
M27
apa ga ada karya yg baru, thor? semua karya² mu sudah clear dibaca huhuhuhhu
wakwau@manisq
cakep... banget...
ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜
auto ngakak bayangin exprezi Dazuang🤣🤣
siti fatimah
Luar biasa
RusNa ANtox DEwi
baguss
R. Kamal
cumi ... cuma mimpi yaaaa...
R. Kamal
Sirnaaaaaaa
dafa ramadhan
keren
Sonya Kapahang
Aaahhh Tamat.. Semoga secepatnya ad karya baru ya, Kak Risa.. ❤
Sonya Kapahang
Kasian jg sm An Ding.. Sebenernya baik tp krn saking baiknya itu jd dimanfaatin sm Rayu Yan..
L A
👏👏👏👏
asli keren novelnya, meskipun harus nungguin lama, tapi syukurnya author bertanggung jawab nyelesain ceritanya...terimakasih author Risa Jey
Happy New Year 2025
Hening Aryanti
Yah, udah ending aja, syedih g bisa ketemu sama Lulu lagi huhuhu 😭😭😭 Semangat kak Jey, ku tunggu karyamu selanjutnya
R. Kamal
lanjutkeun....
M27
up banyak² thor, please.. dah makin seru ini thor...
Lyvia
luar biasa 😍😍
Sonya Kapahang
Mau tempur lbh besar kyanya niy..
Sonya Kapahang
Wah.. petir ungunya malah ga nyamber Meng Lusi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!