Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan
Irene cukup sibuk hari ini, Sampai dia melupakan bahwa ada pria berhati batu yang melewatkan jam makan siang nya.
Irene terburu buru menuju ruangan bos nya dan bertepatan dengan ponsel nya yang berbunyi.
Mendengar langkah tergesa Irene dengan ponsel nya yang berdering membuat Max menatap ke arah nya.
Melihat Max yang menatap nya dengan tajam membuat Irene ketakutan, Wajah nya pucat dan mulai berkeringat.
Dia seperti tersangka saat ini, Dia lupa bahwa saat ini dia berada di ruangan seekor singa jantan yang tadi pagi mencumbu nya dengan cukup ganas.
" Kenapa kau berkeringat ?? Apa kau melakukan kesalahan ?" Irene bingung harus menjawab apa.
Dia satu sisi dia ingin melihat Bos nya, Di satu sisi dia juga takut dengan semua ini.
Apalagi Max terus menatap curiga pada nya, Lagi pula ponsel nya terus saja berdering sejak tadi.
Hal itu semakin menambah ketakutan Irene menghadapi Max.
" Aku tanya sekali lagi pada mu, apa yang kau sembunyikan dari ku, Dan siapa yang menghubungi mu ?? Kenapa sejak tadi terus saja berdering ??"
Glug...
Susah payah Irene menelan ludah nya kasar, Dia bingung harus melakukan apa saat ini, Terlebih lagi Max yang sudah bangkit dari kursi kebesaran nya.
Grep !
" Tuan..." Irene kaget saat Max merampas ponsel nya begitu saja, Dan lihat betapa menyeramkan nya Wajah Max saat ini.
" Jonathan Rhys Broiler Right ??" Tunjuk Max pada ponsel Irene.
Dia melihat nama Jonathan di ponsel Irene yang terus saja berbunyi sejak tadi.
" Tuan, Saya tidak ada hubungan apa pun dengan Tuan Nathan, Kami hanya---"
" Sssttt...." Ucap Max memberi perintah.
Dia mengangkat panggilan dari Jonathan dan meletakan ponsel Irene di telinga nya.
" Aahh...Akhir nya kau mengangkat nya Cantik, Kau sedang apa ?? Kenapa lama sekali mengangkat nya ?? " Suara Nathan langsung terdengar di telinga Max dan itu membuat nya marah.
Irene masih terikat kontrak dengan nya, Lalu berani sekali wanita ini menjalin hubungan dengan pria lain selain diri nya ?? Apa wanita ini sudah merencanakan sesuatu ?? setelah dia bosan dengan nya maka wanita ini akan langsung pergi bersama Nathan ? Atau ??
" Tuan, Saya---Aahhh..." Irene meringis kala rahang nya di cengkram oleh Max.
" Irene ? Cantik hey, Kamu kenapa ?? Irene ?? Kamu kenapa ???" Nathan panik saat mendengarkan apa yang di dengar nya tadi.
Terlebih Irene seperti tengah kesakitan saat ini.
Max memberikan ponsel nya di depan wajah Irene dan mengaktifkan pengeras suara nya.
Irene yang mengerti langsung bicara pada Nathan setelah Max melepaskan rahang nya.
" Maaf Tuan Nathan, Saya rasa ini sudah cukup, Jangan pernah menghubungi saya lagi, Karena saya tidak bisa melakukan nya. "
" Irene, Tapi kenapa ?? Aku menyukai miu, Atau mungkin saja aku sudah mencintai mu, Aku merindukan mu Irene, "
" Maaf Tuan, Tapi saya--"
Prak !
Irene kaget hingga berjengkit, Apalagi saat ini Max begitu menyeramkan dan menghancurkan ponsel nya begitu saja.
Max membanting dan memijak ponsel nya begitu saja di lantai.
" Kau puas ?? Kau berhasil menjerat pria kaya lain nya, Apa bayaran yang ku berikan kurang pada mu ? Hingga kau mencari pria lain selain aku ?? Apa dia juga bisa membuat mu mendesah hingga pagi ?? Seperti yang sering ku lakukan pada mu ??" Irene menggelengkan kepala nya.
Apalagi dia merasakan sakit di kedua pipi nya yang kembali di cengkram oleh Max.
Dia tidak bisa menjawab nya.
" Jawab aku !!! Apa kau menginginkan bayaran yang lebih besar lagi ?? " Irene menggelengkan kepala nya.
Dia tidak bisa menjawab nya saat ini, Karena pipi nya saat ini benar benar sangat sakit.
Sakit sekali rasa nya di cengkram oleh tangan besar Max.
" Katakan berapa harga mu dan puaskan aku sekarang ! Aku akan membayar mu !!"
" Tuan--Sakit...Ini sakit..."
" Aaahhh...Tuan...sakit..." Max langsung menarik tangan Irene dan menyeret nya keluar dari ruangan kerja nya.
Irene terus saja memohon dan merintih karena apa yang di lakukan Max pada nya ini benar benar sakit.
Apalagi kini mereka berdua menjadi pusat perhatian banyak orang, Max terus menyeret Irene tanpa rasa belas kasih sedikit pun, Dia sudah gelap mata, Bahkan dia tidak melihat kaki Irene yang terluka karena heels yang di pakai nya terlepas begitu saja.
Brugh...
" Tuan..." Irene semakin takut saat Max menghempaskan nya begitu saja ke dalam mobil dan membawa nya entah kemana.
Jalanan ini bukan jalan menuju apartemen, Bukan juga kerumah nya, Apa Max ingin membunuh nya ?
Atau ??
Apa ini ?? Memasuki Jalanan sepi sunyi dan seperti jalan pribadi.
Tin.....
Max menekan klakson mobil mewah nya di depan gerbang besar di depan nya, Dan tak lama gerbang besar itu terbuka dan terlihat sebuah rumah bergaya Eropa yang sangat menakjubkan bagi Irene.
" Tuan...Rumah siapa ini ??" Tanya Irene sambil menahan rasa sakit di tangan dan kaki nya.
" Aahh...Tuan...Sakit..." Irene terus saja merintih kesakitan.
Para pelayan rumah ini juga melihat pada nya yang di seret ke kamar yang lebih mewah lagi dari kamat mereka di apartemen.
Brugh...
" Aahh...Tuan..." Irene kaget saat tubuh nya di hempaskan begitu saja.
Apalagi kini melihat Max yang begitu menyeramkan membuka pakaian nya secara kasar.
" Tuan..Jangan..." Irene hendak kabur dari jangkauan Max saat ini, Tapi tubuh nya kembali di hempas kan Max ke ranjang besar itu.
" Tuan...Aku mohon, Maafkan aku, demi Tuhan aku tidak---ahhhh" Irene menjerit saat kemeja yang di kenakan nya di robek begitu saja.
Begitu juga dengan Dalaman yang di pakai nya juga sudah tak berbentuk lagi.
Tanpa aba aba, Max langsung mengisap dada Irene dengan ganas, Bukan nya merasa nikmat, Irene malah merintih kesakitan saat Max melakukan itu pada nya.
Max juga tanpa perasaan mengigit pucuk kedua benda kenyal milik nya.
" Tuan...Ampun... ini sakit...." Namun Max sudah menuliskan telinga nya hingga dia menyetubuhi Irene tanpa belas kasih.
Ruangan itu begitu panas, Panas membara dengan kemarahan Max yang melampiaskan nya pada Irene.
Sudah Barang Narkoba nya di tangkap polisi, dan mengakibatkan rugi besar.
Dia melampiaskan kemarahan nya pada wanita yang kini tertidur karena lelah habis di hajar oleh Max.
" Urus dia ! Jangan biarkan dia keluar dari rumah ! Laporkan segala nya pada ku, Dan aku tidak pulang malam ini, Satu lagi, Jangan biarkan ibu ku masuk kerumah ini ! Katakan saja rumah ini sudah ku jual !"
" Baik Tuan..." Anak buah nya mengangguk atas perintah Tuan nya.
Max langsung pergi meninggalkan rumah besar nya setelah membersihkan diri karena habis menghukum Irene dengan kemarahan nya.
" Sialan !! Siapa yang membocorkan barang ku ! Ini kedua kali nya, Jika sampai aku menemukan siapa dalang nya, Aku akan menghabisi nya !!"
...🔥🔥🔥 ...