Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Suara berisik para siswa langsung menghilang begitu sosok pemuda tampan dengan wajah serius masuk kedalam kelas.

Han Shan Yang, salah satu pengajar ilmu hukum dan pemerintahan terlihat menaikkan satu alisnya heran melihat Jiang Xia Yan duduk dibangku depan dan serius dengan buku yang ada dihadapannya.

Merasa ada yang seseorang dengan aura cukup kuat memperhatikannya, Jiang Xia Yan diam – diam mulai mengangkat kepalanya dan menatap kedepan.

“ Ini dia….”, batin Jiang Xia Yan kegirangan.

Han Shan Yang adalah pemuda cerdas yang akan menjadi tangan kanan kaisar Ming Shin dimasa depan. Melalui pemikiran cerdas dari pemuda inilah kekuasaan kaisar semakin bertambah besar.

Pemuda ini jugalah yang nantinya memiliki peran penting bagi pengeran kedua MIng Shin dalam pertempuran mendapatkan tahta.

Maka dari itu, pemuda cerdas dan berbahaya ini harus menjadi pengikutnya sebelum dia direkrut menjadi orang pangeran kedua Ming Shin.

Jika diingat lagi dalam memori yang ada, saat ini tentunya Han Shan Yang belum bertemu dengan pangeran kedua Ming Shin karena pertemuan mereka terjadi pada saat usia Jiang Xia Yan ke lima belas tahun, tepat setelah ulang tahunnya.

Itu berarti pemuda ahli hukum dan system pemerintahan itu baru bertemu dengan pangeran Ming Shin setahun lagi untuk dijadikan tangan kanannya.

Meski merasa sangat senang seperti mendapatkan jackpot, namun raut wajah Jiang Xia Yan tetap datar dan dingin agar tak ada siapapun yang bisa menyadari bagaimana perasaannya saat ini.

Jiang Xia Yan menatap kedepan dengan wajah serius, memperhatikan semua hal yang diajarkan oleh Han Shan Yang pagi ini.

Meski merasa sedikit aneh, tapi Han Shan Yang merasa cukup senang pada akhirnya nona muda ketiga Jiang tersebut memiliki semangat untuk belajar.

Tidak seperti yang biasanya dikerjakannya dimasa lampau dimana gadis itu hanya sibuk berias dan memikirkan cara untuk mengejar lelaki yang dicintainya hingga dia mengabaikan segalanya dan berakhir mendapatkan nilai buruk dihampir setiap pelajaran yang diikutinya.

Semua orang semakin merasa aneh waktu melihat Jiang Xia Yan sangat fokus mendengarkan pelajaran hingga bel waktu istirahat berbunyi, terutama Li Nuan yang duduk tepat dibelakangnya.

“ Aku harus membujuknya agar mau berpihak kepadaku….”, batin Jiang Xia Yanpenuh tekad.

Begitu punggung Han Shan Yang sudah menghilang dibalik tembok, Jiang Xia Yan mulai bangkit dari tempat duduknya untuk pergi ke perpustakaan akademik.

Ya…dia harus pergi kesana untuk mencari buku tentang bagaimana caranya agar bisa membangkitkan kekuatan yang tersegel dalam tubuhnya.

Jika dia mengingat kembali dalam memori waktu Jiang Xia Yan mencoba melatih ilmu tenaga dalamnya, semua tenang yang masuk langsung terpental keluar sebelum mengalir dan berkumpul didalam dantian miliknya.

Seolah ada suatu penghalang yang mencegah semua energy yin tersebut masuk kedalam dantian yang berada di pusat tubuhnya.

Untuk itu dia harus secepatnya  menemukan solusi atas permasalahan tersebut agar dia bisa segera melatih kekuatan yang ada dalam tubuhnya.

Karena dinegara ini yang terkuatlah yang menjadi pemenang dan disegani oleh semua orang. Untuk itu dia harus membuat dirinya menjadi kuat.

Selain untuk membuat dirinya disegani juga untuk mengembalikan nama baik kedua orang tuanya yang selama ini cukup tercoreng akibat perbuatannya yang dianggap sebagai sampah yang merepotkan keluarga Jiang.

“ Mau kemana kamu ?....”, Lin Hao langsung menghadang jalan Jiang Xia Yan.

Dalam ingatan Jiang Xia Yan, Lin Hao yang merupakan pengemar nomor satu Jiang Xiuying ini selalu menganiaya nya setiap kali ada kesempatan.

Dia juga lah yang membantu kakak tertuanya itu menyebarkan rumor tentang jatuhnya dia kedanau serta membumbuinya hingga membuat nama Jiang Xia Yan semakin tercoreng.

“ Minggir !!!....”, ucap Jiang Xia Yan dengan nada dingin dan tajam.

Meski Lin Hao terkejut dan terintimidasi dengan nada dingin dan tatapan tajam yang menusuk, demi harga dirinya dia tetap berupaya menghalangi jalan Jiang Xia Yan agar bisa dia aniaya seperti sebelum – sebelumnya.

“ Kamu sudah berani denganku ?!!!....”, teriak Lin Hao dengan tatapan nyalang.

“ Cihhh....Kenapa aku harus takut dengan anak haram keluarga Lin yang sama sekali tak dianggap keberadaannya sepertimu….”, ucap Jiang Xia Yan mencemoh.

Semua orang terlihat terkejut dengan fakta yang baru saja Jiang Xia Yan ucapkan dan mulai membicarakan hal tersebut.

Karena suara Jiang Xia Yan cukup keras, bukan hanya teman sekelasnya saja yang mendengar ucapannya tapi juga beberapa siswa yang kebetulan sedang lewat di depan kelas yang seketika langsung menghentikan langkah kakinya demi mendapatkan berita panas tersebut.

Tubuh Lin Hao langsung membeku mendengar ucapan Jiang Xia Yan. Dia sama sekali tak menyangka jika gadis bodoh itu mengetahui identitasnya.

Selama ini dia sudah sangat baik menutupi semuanya karena keluarga Lin memberikan beberapa fasilitas untuknya asal pemuda tersebut tak membuat masalah di luar yang menyeret nama besar keluarga Lin.

“ Apa yang kau katakan hah….!!!...kau akan mendapatkan masalah besar jika keluargaku turun tangan !!!....”, teriak Lin Hao penuh ancaman.

“ Benarkah…aku rasa justru kamu lah yang akan terkena masalah jika berani menantang keluargaku….bukankah kamu tahu siapa kedua orang tuaku…..”, Jiang Xia Yan bukannya takut malah balik mengancam, membuat tubuh Lin Hao sedikit gemetar dibuatnya.

Benar apa yang dikatakan oleh Jiang Xia Yan. Jika keluarga Lin tahu jika dia menyebabkan Jiang Shing marah maka justru dialah yang akan kena masalah.

Selama ini keluarga Lin mau mengambilnya dan memberi fasilitas mewah kepadanya hanya semata – mata kerena bibi yang membesarkannya merupakan selir kesayangan kaisar Ming Qin.

Semua kemewahan dan fasilitas tersebut diberikan dengan satu syarat, jika Lin Hao membuat ulah hingga membuat nama besar keluarga Lin tercoreng, maka dia akan langsung didepak dari kediaman dan tak lagi diakui sebagai bagian dari keluarga Lin.

Melihat jika Jiang Xia Yan tak takut kepadanya bahkan berani mengancamnya, Lin Hao yang sudah dipenuhi dengan emosi segera mengangkat satu tangannya hendak menampar Jiang Xai Yan yang dianggap telah lancang kepadanya.

Tapi gerakannya dapat dibaca dengan baik oleh Jiang Xia Yan yang langsung menangkap pergelangan tangan Lin Hao dan memelintirnya hingga pemuda tersebut merasa kesakitan.

“ Tangan kotormu itu tak pantas menyentuhku !!!...Enyahlah !!!....”, ucap Jiang Xia Yan sambil mengibaskan tangan Lin Hao yang dipelintirnya hingga tubuh pemuda tersebut tersungkur dilantai.

Dengan tatapan jijik, Jiang Xia Yan melewati begitu saja tubuh Lin Hao dan berjalan menuju kearah perpusatakaan.

Sedangkan Lin Hao yang malu dan marah atas semua hal yang menimpanya segera berlari meninggalkan kelas  menuju ruang pengobatan untuk mengobati tangannya yang yang sudah membiru akibat perbuatan Jiang Xia Yan.

“ Hey…apakah kalian lihat apa yang terjadi barusan ?....”

“ Bagaimana Jiang Xia Yan bisa sekuat itu ?...”

“ Kamu lihat tadi, pergelangan tangan Lin Hao memerah karena cekalannya ?...”

“ Lalu…apakah benar jika Lin Hao adalah anak haram….”

“ Aku sempat dengar jika dia adalah anak seorang pelacur….”

“ Keluarga Lin mau menerimanya karena bibi yang merawatnya adalah selir kesayangan kaisar sekarang…”

“ Ternyata hanya anak haram….”

" Cih...menjijikkan..."

“ Kenapa dia bisa sangat sombong seperti itu….”

" Tak seharusnya orang seperti itu bersekolah disini..."

Kasak – kusuk mulai terdengar disepanjang koridor menuju ruang pengobatan hingga membuat Lin Hao berlari sambil berteriak penuh amarah.

Dalam hatinya Lin Hao bersumpah akan membalas semua perbuatan dan penghinaan yang Jiang Xia Yan lakukan kepadanya hari ini.

Dia tak terima dihina dan direndahkan oleh gadis bodoh meski dia tak bisa memungkiri fakta jika Jiang Xia Yan adalah putri dari Jiang Shing, seseorang yang tak boleh disinggung oleh semua orang jika tak ingin seluruh keluarganya mendapatkan kemalangan.

Tapi Lin Hao tak perduli akan hal tersebut, untuk itu otaknya mulai menyusun rencana untuk membalas semua perbuatan Jiang Xia Yan hari ini dengan pembalasan  berkali – kali lipat.

“ Lihat saja pembalasan dariku gadis bodoh !!!.....”, gumannya mengeram marah.