Raisya adalah seorang istri yang tidak pernah diberi nafkah lahir maupun batin oleh sang suami. Firman Ramadhan, adalah seorang arsitektur yang menikahi Raisya setelah empat tahun pertunangan mereka. Mereka dijodohkan oleh Nenek Raisya dan Ibu Firman. Selama masa perjodohan tak ada penolakan dari keduanya. Akan tetapi Fir sebutan dari seorang Firman, dia hanya menyembunyikan perasaannya demi sang Ibu. Sehingga akhirnya mereka menikah tanpa rasa cinta. Dalam pernikahannya, tidak ada kasih sayang yang Raisya dapat. Bahkan nafkah pun tidak pernah dia terima dari suaminya. Raisya sejatinya wanita yang kuat dengan komitmennya. Sejak ijab qobul itu dilaksanakan, tentu Raisya mulai belajar menerima dan mencintai Firman. Firman yang memiliki perasaan kepada wanita lain, hanya bisa menyia-nyiakan istrinya. Dan pernikahan mereka hanya seumur jagung, Raisya menjadi janda yang tidak tersentuh. Akankah Raisya menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Patah hati lagi
Malam hari seperti biasa kami bertiga sholat isyak di masjid setelah mengajar ngaji. Pulang dari masjid kami makan malam bersama di posko. Menu malam ini tempe tahu goreng, ikan pindang,sambal tomat dan sayur bayam. kami menyantap dengan nikmat. Setelah makan bersama kami musyawaroh sebentar untuk membicarakan masalah penyuluhan anti narkoba besok di sekolah SMP yang ada di desa ini.
Selesai musyawaroh teman- teman berpencar ada yang tiduran, main catur, telponan, nonton TV dan ada juga yang ngobrol. Saat ini aku sedang duduk di teras sambil berkirim pesan dengan Sofi.
"Rai belum mau tidur?" Taufik menghampiriku, dan duduk tak jauh di sebelahku.
"Belum Fik, ini masih SMS an sama adikku. Ada kabar lagi Fik? tanyaku to the point.Taufik melihat HP nya seperti mencari sesuatu.
"Ini Rai kamu lihat sendiri saja, tadi Fajar ngirim aku foto." Taufik memberikan HP-nya kepadaku, dan Aku mengambilnya.
deg, rasanya perasaanku semakin tidak enak. Aku melihat Foto Mas Andi sedang duduk berpakaian baju batik dan membuka kotak cincin.
"Geser saja Rai, ada lagi fotonya." ucap Taufik, dan aku pun menggesernya. Dan kulihat foto itu Ada seorang wanita ber make up dengan baju kebaya dan sedang dipakaikan cincin oleh seorang wanita. aku menggeser lagi kulihat ada kue Tart lamaran yag bertuliskan 'Happy Engagement Taufik dan Laras' sejenak pikiranku ngeblank.
"Jadi benar Fik, mas Andi tunangan beneran?" aku bertanya dengan mata msih menatap layar HP taufik.
"Iya Rai, itu acaranya tadi sore. Fajar tadi ikut dan langsung mengirimkan fotonya " jawab Taufik hati-hati.
dengan mata berkaca-kaca dikembalikan HP itu pada Taufik. " Makasih Fik sudah ngasih info, aku jadi tidak perlu berharap kabar darinya lagi. Apa pun alasannya dia sudah menyakiti aku, mungkin perasaan ini belum terlalu dalam. Tapi untuk memupuknya sangat sulit bagiku, dengan susah payah aku mencoba membuka hati." Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku.
"Kamu tidak mau bertanya alasan dia meninggalkan kamu Rai? mungkin saja dia terpaksa."
"Terpaksa atau tidak, dia sudah tidak jujur kepadaku Fik. Lalu untuk apa lagi aku mendengar alasannya."
"Maaf Rai aku tidak tau kalau akan begini jadinya, kamu yang sabar ya Rai. Besok aku akan hubungi Andi. kalau pun kamu tidak butuh penjelasan, tapi sebagai sahabatnya aku butuh penjelasan. ini udah malam, sebaiknya kamu istirahat. besok kita ada penyuluhan."
"Aku nggak papa fik, kamu tenang saja.kalau kamu mau tanya sma Mas Andi tolong jangan libatkan namaku. ya udah aku masuk dulu, mau tidur. sekali lagi makasih fik." aku beranjak dari dudukku.
"Oke sama-sama."
Aku masuk ke dalam dan menuju tempat tidurku, aku memang tidur di barisan paling pojok. kulihat teman-temanku sebagian sudah tidur, sebagian ada yang masih telponan. Aku mengambil posisi miring. Tak bisa kupungkiri, kalau hati ini merasakan sakit kembali.
" T**idak Rai*, kamu nggak boleh nangis lagi. Bodoh kalau kamu menangisi laki-laki yang tidak menghargai kamu. Tapi sakit ya Allah, sakit banget. Astaghfirullah 'adzim ini ujian Rai banyaklah istighfar, mungkin Tuhan tidak mau kamu menambah dosa dengan mencintai laki-laki yang belum halal untukmu*" batinku dalam hati.
Karna susah untuk tidur, aku main HP. Kulihat foto-foto bersamaku dengan Mas Andi. Meski tidak mesra tapi moment kebersamaan itu cukup memberi bekas dalam ingatan.Foto ini bisa saja aku hapus, tapi kenangan tak kan bisa dihapus.
Tuhan sayang kepadaku, sehingga dengan kejadian ini Tuhan menegurku.Dua kali aku merasakan patah hati okeh orang yang berbeda. Dan dua-duanya bukan yang terbaik bagiku menurut Tuhanku.
Aku tidak tau semalam jam berapa aku terlelap, namun ketika bangun HP ku sudah tergeletak. Seperti biasa aku bangun jam 3 dini hari. Bertahajjud mencurahkan segalanya kepada Allah.Sambil menunggu waktu subuh aku mengaji. Aku sholat di dalam rumah, karna di musholla masih pada tidur.
Saat waktu subuh, kubangunkan teman-teman perempuan untuk sholat. Jadi pagi buta mereka antri di kamar mandi untuk ambil wudhu'. Setelah sholat subuh aku sempatkan untuk membaca surat Al-waqiah.
Setelah itu biasanya kadang ada yang tidur lagi, ada uang lari pagi dan mengerjakan piketnya.
Pagi ini aku memutuskan untuk berdiam lari pagi bersama Lina.kami berjalan di pesawahan, beberapa kali kami mengambil phose foto.
"Bagus nggak Rai hasilnya? wajah-wajah belum mandi ini."
"Lumayan sih, view nya bagus jadi menunjang sekali untuk hasil fotonya, nih coba lihat." Aku memberi HP ku kepada Lina.
"Wah iya keren juga, tapi beda lagi kalau aku yang ambil fotonya pasti gak sebagus ini. kurang ahli sih hehe. Eh Rai kayaknya ada Pesan masuk nih." Lina mengembalikan HP-ku.Kulihat memang benar ada pesan masuk yang ternyata dari Mas Andi.
💌 Mas Andi
Assalamu'alaikum dek, maaf baru bisa membalas. Maaf juga sudah bikin adek cemas karna tidak mengabari sama sekali. Tolong maafkan aku, mungkin setelah ini aku tidak akan menghubungimu lagi. Dan mulai saat ini kita jalan masing-masing. Kamu terlalu baik untukku.Aku tidak pantas untuk mendampingi kamu. sekali lagi maafkan aku dek, semoga adek diberikan kebahagiaan.
Setelah membaca pesan itu, sulit kugambarkan perasaanku saat ini. Kecewa sudah pasti, tapi aku harus bisa menerima.
"Rai serius amat sih bacanya, pesan dari siapa?"
"Eh, itu dari temanku. Balik yuk Lin sudah mau jam 7. kita penyuluhan jam 9, belum antri mandinya ini."
"Kamu nggak jadi foto di sini, bagus lho pemandangannya."
"Nggak jadi Lin, udah gak pingin, balik aja yuk."
"Ya sudah yuk came on!" kami berlari kecil kembali ke posko.
Aku belum membalas pesan dari mas Andi. Rasanya tak ada keinginan mau membalas,
udah terlanjur sakit.
Saat nunggu antrian kamar mandi kadang kami membawa HP agar tidak jenuh. Kamar mandi ada dua bersebelahan. satu khusus laki-laki dan satu khusus perempuan, kalau sepi masuk mana saja boleh. kami yang membuat aturan. Aku kebagian antrian terakhir, kebetulan Taufik baru datang mau ngantri di sebelah.
"Tumben Rai baru mandi?"
"Iya tadi masih lari pagi sama Lina."
"Oh pantesan, em Andi SMS kamu nggak?"
"Iya ada tadi, tapi belum aku balas."
"Tadi habis sholat subuh aku telpon dia, aku basa basi ngasih dia selamat. terua nanya masalah pertunangannya. Katanya dia dijodohin Rai."
"Oh ya, kamu percaya? ada ya orang dijodohin tapi mukanya sumringah bahagia gitu Fik?
"Hah! eh iya juga ya Rai, aku kurang memperhatikan itu." Taufik menjeda perkataannya."Tapi nih mohon maaf banget Rai, emang sih aku dapat bocoran dari Fajar katanya Andi pernah minta izin sama ibunya untuk bawa kamu ke rumahnya mau mengenalkan kamu gitu, tapi ternyata Ibunya gak setuju. Tunangan Andi itu teman kakaknya, ya 2 tahun lebih tua dari Andi katanya. Jadi yang ngenalin itu kakaknya, dan ibunya Andi setuju Rai."
"Mungkin ibunya tidak setuju karna statusku janda, begitu?"
"Maaf Rai bukan maksudku...." ucapan Taufik terhenti karna melihat Lina keluar darimana mandi. "Eh, ada si manis". bedanya pada Lina.
" Masuk gih Rai, aku udah selesai nih."
"Ah iya Lin. Aku masuk dulu Fik, jangan digoda terus anak orang. Kalau serius datangin rumahnya." aku masuk ke kamar mandi meninggalkan Mereka berdua.
-
-
See you again kakak, maaf kalau karyaku ngebosenin. Terima kasih atas supportnya.