NovelToon NovelToon
Nadif - Casanova Time Traveler

Nadif - Casanova Time Traveler

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Time Travel / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fernicos

Nadif, seorang pria tampan berusia 30 tahun yang hidupnya miskin dan hancur akibat keputusan-keputusan buruk di masa lalu, tiba-tiba ia terbangun di Stasiun Tugu Yogyakarta pada tahun 2012- tahun di mana hidupnya seharusnya dimulai sebagai mahasiswa baru di universitas swasta ternama di kota Yogyakarta. Diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya, Nadif bertekad untuk membangun kembali hidupnya dari awal dan mengejar masa depan yang lebih baik.

Karya Asli. Hanya di Novel Toon, jika muncul di platform lain berarti plagiat!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernicos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nadif - Bab 11: Nadif di Culik!

Libur semester akhirnya tiba setelah UTS selesai. Nadif, yang kini semakin sibuk dengan karir di dunia hiburan, akhirnya bisa bernapas lega. Meski begitu, jadwalnya tetap padat karena kontraknya sebagai artis baru mulai berjalan.

Suatu malam, Nadif mampir ke kamar Ryo di kost-kostan. Mereka sudah lama tidak nongkrong bareng, jadi malam itu Nadif memutuskan untuk melepas penat bersama sahabatnya.

Saat mereka sedang asyik ngobrol, pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan kasar. Alex, teman sekost Ryo yang juga satu angkatan dengan Nadif di Teknik Informatika, masuk dengan langkah tegap dan senyum nakal di wajahnya.

"Yo! Nadif! Apa kabar, bro?" Alex menyapa penuh semangat.

"Eh, Alex! Baik, bro. Lo sendiri gimana?" balas Nadif sambil berdiri untuk menyambutnya.

"Gue? Luar biasa, seperti biasa!" Alex terkekeh, lalu duduk di kursi dekat jendela.

"Gue baru dapet kabar dari anak-anak, katanya ada party seru di salah satu villa malam ini. Lo mau ikut nggak? Lo juga, Ryo?"

Ryo, yang sejak tadi duduk di kasurnya dengan wajah penasaran, langsung menoleh ke arah Alex.

"Party? Villa? Seru banget, cuy! Ada cewek-cewek cantik nggak?"

Alex tertawa keras.

"Ya jelas ada lah, Yo! Cewek-cewek dari fakultas tetangga juga pada datang. Lo nggak mau ngelewatin kesempatan ini, kan?"

Mendengar kata "cewek cantik," mata Ryo langsung berbinar.

"Wah, kayaknya seru nih! Gimana, Dif? Lo ikut nggak? Biar rame, dong!"

Nadif berpikir sejenak. Dia sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan party semacam itu, tapi melihat antusiasme Ryo dan Alex, dia merasa tidak enak kalau menolak.

"Yaudah, gue ikut deh. Tapi jangan lama-lama ya, gue ada kerjaan besok pagi."

"Nah, gitu dong, Dif! Udah, nggak usah pikirin kerjaan dulu. Nikmatin aja malem ini," sahut Alex sambil menepuk punggung Nadif dengan keras.

Mereka bertiga pun berangkat ke villa yang terletak di pinggiran kota. Suasana malam itu ramai dengan alunan musik yang menggelegar dari dalam villa. Lampu-lampu warna-warni menari-nari, menambah kesan megah pada pesta tersebut.

Begitu mereka masuk ke dalam, mata Ryo langsung melotot melihat deretan cewek-cewek cantik yang berseliweran.

"Bro, ini surga! Hahaha!" Alex tersenyum puas.

"Gue udah bilang, kan? Lo nggak akan nyesel ikut ke sini."

Nadif hanya tersenyum tipis, mencoba menikmati suasana. Dia melihat Alex yang langsung meluncur ke bar, memesan minuman dengan gaya liar seperti biasanya. Tidak butuh waktu lama bagi Alex untuk menghilang di tengah kerumunan, sudah jelas dia akan berburu kesenangan malam itu.

Ryo, sepertinya sudah tenggelam dalam alkohol. Dia berdansa dengan gaya konyolnya di tengah kerumunan, menarik perhatian semua orang.

"Woi, Nadif! Lo kenapa duduk aja? Ini pesta, bukan perpustakaan!" teriaknya dari kejauhan, sebelum tertawa terbahak-bahak tanpa alasan yang jelas.

Nadif tersenyum tipis, menggelengkan kepala sambil menikmati pemandangan konyol Ryo. Namun, suasana hatinya tetap tidak berubah. Dia lebih memilih menyendiri di sudut ruangan, menjauh dari keramaian yang semakin memanas.

Alex, yang tadi sibuk mencari Ryo yang hilang dari pengawasannya, akhirnya muncul dengan wajah cemas.

"Bro, lo liat Ryo? Orang gila itu udah gak kelihatan lagi."

Nadif menunjuk ke arah Ryo yang sedang tertawa lepas dengan dua cewek di sebelahnya.

"Gue rasa lo perlu cepet-cepet bawa dia balik ke kost. Sebelum dia bikin masalah."

Alex menghela napas, setengah kesal dan setengah khawatir.

"Dasar bocah, nggak bisa diem banget."

Di saat yang sama, Jessy, seorang cewek cantik dengan penampilan memukau, rambut panjang tergerai dan berbadan bodygoal, melangkah mendekati Nadif. Dia membawa segelas minuman di tangannya, senyum manis di wajahnya.

"Hey, Nadif," sapanya lembut. "Kok lo sendirian di sini? Pesta lagi seru-serunya."

Nadif menoleh, sedikit terkejut. "Jessy? Kok lo di sini? Ada apa?"

Jessy duduk di sebelahnya, meletakkan gelas minuman di meja kecil di depan mereka.

"Temenin gue minum yuk Dif, biar lo juga bisa lebih rileks."

Nadif menatap gelas itu dengan ragu.

"Gue nggak mau minum banyak-banyak, Jes."

Jessy mendekatkan gelas itu ke tangan Nadif, senyum yang tak bisa diabaikan.

"Cuma sekali ini aja. Biar lo bisa nikmatin malam ini."

Nadif yang malas karena terus diganggu Jessy akhirnya dengan enggan dia mengambil gelas itu dan meneguknya. Rasanya pahit, tapi dia mencoba mengabaikannya.

Beberapa menit kemudian, kepala Nadif mulai terasa berat, dan dunia di sekitarnya seolah berputar. Suara-suara di sekitar mulai terdengar sayup-sayup, semakin jauh. Dia berusaha tetap duduk tegak, tetapi pandangannya mulai kabur.

"Jessy, lo taruh apa di minuman ini?" tanya Nadif dengan suara bergetar.

Jessy hanya tersenyum samar, menatapnya dengan mata penuh rahasia.

"Santai aja, Nadif. Gue cuma mau lo lebih rileks."

Nadif mencoba berdiri, tapi tubuhnya terasa sangat berat. Kepalanya semakin pusing, dan kakinya lemas. Dia tahu ada sesuatu yang salah.

Dengan susah payah, dia berusaha mencari Alex, berharap temannya itu bisa menolongnya. Tapi Alex tidak terlihat di mana-mana, mungkin masih sibuk dengan Ryo yang sudah mabuk berat.

Akhirnya, Nadif menyerah dan jatuh terduduk di sofa. Rasa pusing semakin menjadi-jadi, membuatnya sulit berpikir jernih. Dalam kondisi seperti itu, Jessy duduk di sampingnya, mendekatkan tubuhnya ke arah Nadif.

"Nadif, ayo kita keluar dari sini," bisik Jessy sambil menyentuh lengan Nadif dengan lembut.

"Gue bisa bantu lo."

Nadif mencoba menyingkirkan tangannya, tapi tenaganya terlalu lemah.

"Enggak, Jes... Gue nggak mau..."

Namun, Jessy tidak peduli. Dia meraih tangan Nadif, mencoba menariknya berdiri.

"Ayo, Nadif. Kita pergi dari sini. Gue janji nggak akan ada yang tahu."

Nadif terlalu pusing untuk melawan. Dunia di sekitarnya semakin kabur, dan satu-satunya yang dia rasakan adalah tangan Jessy yang terus menariknya, memaksanya untuk mengikuti kemauannya.

Dalam kepanikannya yang semakin memuncak, Nadif berusaha mencari celah untuk melarikan diri, tapi tubuhnya terlalu lemah untuk bertindak.

Jessy, dengan kekuatan yang tidak terduga, akhirnya berhasil menyeret Nadif keluar dari villa, melalui lorong gelap menuju tempat parkir.

Di luar, mobil Jessy sudah menunggu. Dia memasukkan Nadif ke kursi penumpang dan mengemudikan mobil dengan cepat.

Setelah beberapa menit berkendara, mereka tiba di sebuah hotel kecil yang letaknya tidak jauh dari villa tempat pesta. Jessy mengeluarkan Nadif dari mobil dan membawanya masuk ke lobi hotel, menyeberangi meja resepsionis dengan langkah tergesa-gesa.

"Selamat malam. Saya ingin check-in," kata Jessy dengan cepat kepada resepsionis, sambil menunjuk ke arah Nadif yang tampak sangat lelah dan bingung.

Resepsionis, sedikit terkejut melihat kondisi Nadif, segera memberikan kunci kamar tanpa banyak tanya. Jessy membawa Nadif ke lift, lalu ke lantai atas menuju sebuah kamar. Dia membuka pintu dan memasukkan Nadif ke dalam ruangan.

Setelah pintu kamar tertutup, Jessy membantu Nadif duduk di tepi tempat tidur. Nadif, dalam keadaan setengah sadar, hanya bisa memandang sekitar dengan tatapan kosong. Rasa pusing yang sangat membuatnya sulit bergerak.

"Nadif, lo baik-baik aja?" tanya Jessy dengan nada lembut, tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang terasa tidak tulus.

Nadif menggelengkan kepala, berusaha untuk berbicara tapi hanya menghasilkan suara yang tidak jelas.

"Gue... pusing..."

Jessy duduk di sampingnya, tangan lembutnya menyentuh dahi Nadif.

"Lo cuma butuh istirahat. Gue di sini buat lo."

Nadif, yang semakin kehilangan kesadaran, hanya bisa menatap Jessy dengan campur aduk rasa bingung dan ketidakpercayaan. Dalam benaknya, dia berusaha memahami apa yang sedang terjadi.

1
Azis
Ceritanya relate banget, si author jadi kaya cenayang yg bisa tau ini itu
Kita sebagai pembaca seolah dibawa oleh penulis buat ngerasain apa yg Nadif alamin. Keren bangettt 🌟🌟🌟🌟🌟
Fernicos: makasih mas aziz 🥰
total 1 replies
... Silent Readers
Luar biasa
Anna🌻
aku mampir thor, Ceritanya menarik
semangat berkarya ya thor🙏🏽
Fernicos: Hai kak Anna salam kenal, makasih dah mampir yaa
total 1 replies
Aurora79
"Dif....Nadif!" jiwa dari MASA DEPAN, tapi kenapa NAIF banget sich?! Katanya mau memperbaiki diri???? Koq malah mendekat ke.perempuan2 yang HAUS HARTA?!

#Gemes aku bacanya klw MC-nya Naif kaya gini.

Harusnya MC lebih Cool dan benar2 fokus memperbaiki diri, bahagiain keluarga, memantapkan karirnya. Jangan diajak2 RUSAK, malah mau...🙄
Aurora79: oke..👍
Fernicos: Hehe udah nikmatin aja ya alur ceritanya, bakal makin seru kok. Ini cerita udah sampe bab 80 loh, tapi sengaja aku update sehari satu aja /Smile/
total 4 replies
Fa🍁
gak tau ya kesini gak suka tuh sama Jessy. kalau ada aku empat mata nih maki maki ni orangnya biar mikir !! seru Cerita nya tapi lelah aku.
Fa🍁
ya jelas dong dia suka cinta ama Vonzy gimana sih pikiran lu, gak mungkin si Nadif mau mencuri? kalu gak mencuri perhatian nya neng
Fa🍁
jelas terganggu lah Nadif, helo gak mungkin gak akan terganggu tau tau dia hamil aja kan lucu
Fa🍁
bacot lu Jessy kalau gue jadi Nadif tinggalin dia salah sendiri, bjir bgt ada cewek kek gitu dasar
Fa🍁
hahaha kok gini sih? lu gak mesti ngerasa bersalah kalau si Jessy yg bilang dia menyesal, lu nyeselin apa Dif heran gue. tapi sekarang gue paham.
Fernicos: Nyeselin ilang perjaka wkwkw
total 1 replies
Fa🍁
cinta gak mikir 2 kali, sama kayak udah kerasukan setan mana sadar
Fa🍁
ciaaaa nyalahin diri sendiri, ngaku ya neng
Fa🍁
waw aku terkejut mamah
Fa🍁
hahaha
Fa🍁
tuh kan si Alex nih kayak gini, bikin minta dipukul tau gak sih Elx
Fa🍁
terus semangat Dif bukan km yg salah kok,
Fa🍁
aku baru tau kalau cowok bisa gini, sekarang paham kenapa banyak odgj cowok,
Fa🍁
namanya kek nama anabul aku Vino Vony
Fa🍁
punten, tolong doang pake otak neng mikir nya, udah di jelasin gak suka masih aja kek gitu heran cinta Lo mati ya neng!! kebawa emosi wkwk
Fa🍁
jadi ini toh, hmm
Fa🍁
Dasar lu cewek!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!