Tidak ada yang menyangka bahwa dirinya masih hidup, semua orang menganggapnya sudah mati. Padahal dia telah tumbuh dewasa menjadi seorang pria yang berbahaya.
Adam Alvarez atau pria bernama asli Marvin Leonardo, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang mafia berdarah dingin, karena kepiawaiannya dalam menaklukkan musuh membuat dia mendapatkan julukan A Dangerous Man. Namun, ada sebuah luka di masa lalu yang membuat dia bisa berbuat kejam seperti itu.
Saat dia masih kecil, dia dan ibunya diterlantarkan oleh sang ayah, hanya karena ayahnya sudah memiliki wanita lain, bahkan wanita itu membawa seorang anak perempuan dari hasil hubungan gelap mereka. Hingga berakhir dengan peristiwa pembunuhan sadis terhadap ibunya.
Karena itu Adam memanfaatkan Nadine Leonardo, putri tercinta ayahnya sebagai alat untuk membalaskan dendam terhadap ayahnya. Adam tidak akan memaafkan siapapun yang telah tega membunuh ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merayakan Kemenangan
Malam itu juga Markus kembali ke rumah Bu Rena, dia nampak kebingungan karena harus ada jasad Marvin untuk meyakinkan bosnya kalau dia telah membunuh Marvin.
Markus teringat dengan tiga mayat anak di dalam mobilnya yang akan dia kubur, dia memang bergabung dengan gangster The Bloods, dalam transaksi perdagangan manusia, salah satunya kasus penculikan anak dan mengambil organ tubuh anak yang telah dia culik. Dan ketua gangster itu siapa lagi kalau bukan Erza.
Markus membuka bagasi mobil, dia memperhatikan tiga mayat anak yang sudah tak bernyawa lagi karena organnya sudah diambil. Dia memilih mayat anak laki-laki yang badannya hampir sama besarnya dengan Marvin, agar orang-orang meyakini Marvin telah meninggal.
Markus membawa mayat anak laki-laki itu, dia membaringkan tubuhnya dia samping Bu Rena yang sudah tak bernyawa lagi. Lalu dia membawa jerigen berisi bensin, menumpahkan bensin ke tubuh Bu Rena dan anak itu.
Kemudian dia menumpahkan sisa bensin ke sekeliling rumah kumuh itu, sebuah rumah yang memiliki banyak kenangan antara Marvin dan ibunya selama tiga bulan tinggal disana.
"Semoga kamu tenang di neraka, anakmu sangat merepotkan sekali!" Markus mengatakannya sambil memandangi jasad Bu Rena, dia sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang telah dia perbuat kepada Bu Rena dan Marvin.
Markus kemudian menyalakan korek api gas, setelah korek api gas itu menyala, dia melemparkannya ke tubuh Bu Rena dan anak itu. Markus segera pergi ke luar sebelum api itu menyala lebih besar.
Dari luar, Markus melihat api berkobar-kobar begitu besar, melahap semua yang ada disekitarnya, bahkan rumah itu kini telah dikuasi api, bisa dipastikan mayat Bu Rena dan anak yang tidak diketahui namanya itu akan menjadi abu.
Besoknya...
Peristiwa kebakaran rumah itu kini telah sampai ke telinga Tuan Rama, dia hanya bisa menghela nafas mendengar kematian mantan istri dan putranya. Bahkan dia tidak diberikan kesempatan untuk melihat mayat mereka karena mayat mereka telah menjadi abu, yang tersisa hanya tulang belulang.
"Kasihan mereka, Mas. Mereka harus mati dengan cara yang mengenaskan seperti itu." Sonya pura-pura sedih di depan suaminya.
Tuan Rama hanya diam, bagaimanapun juga dia seorang ayah, pasti ada rasa terpukul dihatinya mendengar kematian mantan istri dan putranya dengan cara tragis seperti itu.
Dalam hati Sonya, dia tertawa puas, karena akhirnya Bu Rena dan Marvin telah meninggal, itu artinya tidak akan ada lagi yang mengusik Leon Grup, Leon Grup akan menjadi miliknya suatu saat nanti.
Tuan Rama melihat Nadine yang sedang bermain sepeda di halaman rumah, dia tersenyum memandangi Nadine, dia beruntung masih memiliki Nadine, setidaknya dia bisa melupakan rasa bersalahnya kepada mantan istri dan putranya yang telah tiada.
Nadine anak yang penurut, itu yang membuat Tuan Rama makin sayang padanya. Sementara Marvin dari dulu selalu berada di pihak ibunya, membuat dia merasa tidak dihargai. Padahal itu semua karena kesalahannya sendiri, anak mana yang akan diam saja jika ibunya disakiti di depan matanya, meskipun orang yang menyakiti itu adalah ayahnya sendiri.
...****************...
Sementara itu Markus masih tidak tenang karena belum juga menemukan mayat Marvin, setelah situasi aman, dia menyusuri sungai, siapa tau menemukan mayatnya Marvin, bahkan dia tidak mendengar kabar dari orang-orang di kampung sana kalau mereka menemukan mayat seorang anak laki-laki di sungai.
"Kemana perginya anak itu?" Markus mendengus dengan kesal.
"Hmm... apa mungkin dimakan buaya atau binatang buas?" Markus merasa itu masuk akal, secara sungai disana masih liar, jarang terjamah manusia. Konon katanya di sekitar sungai itu masih ada habit buaya tinggal sana.
Hari sudah mulai sore, Markus terpaksa harus menghentikan pencarian, dia yakin Marvin tidak akan selamat, sangat mustahil anak itu bisa berenang di sungai yang memiliki kedalaman mencapai puluhan meter.
Setelah sampai di ibukota, Markus bertemu dengan Sonya dan Erza, di Markas The Bloods.
Sonya memberikan uang 100 juta pada Markus, sebagai bonus karena telah berhasil membunuh Bu Rena dan Marvin, jadi total yang telah dia berikan kepada Markus mencapai 300 juta.
"Kerja yang bagus, Markus. Aku selalu puas dengan pekerjaan kamu." puji Sonya.
Sementara Erza terus memeluk Sonya, menciumi pipinya, padahal sebelum Markus datang, mereka sudah berhubungan badan sepuas mereka.
Markus terkekeh, dia membawa tas berisi uang itu, "Tentu saja, aku akan selalu bersedia jika disuruh olehmu lagi. Hmm... bagaimana kabar anak itu?" Tiba-tiba Markus menanyakan Nadine pada Sonya.
Sonya sebenarnya malas untuk menjawab pertanyaan dari Markus tentang Nadine, "Kadang anak itu membuat aku kesal, namun harus aku tahan sampai aku bisa menguasai Leon Grup. Suatu saat nanti aku membutuhkan kamu untuk menyingkirkan dua orang lagi, namun belum saatnya."
"Tentu saja aku selalu siap, aku tidak mungkin menentang perintah bos Erza." Markus memang patuh kepada bosnya, apalagi dia selalu mendapatkan keuntungan besar dalam menjalankan misinya.
Leon Grup adalah perusahaan nomor satu di negeri ini, terdiri dari beberapa rumah sakit, hotel mewah, dan restoran.
Erza terkekeh, dia meraih botol berisi vodka di atas meja, lalu menuangkannya ke dalam gelas seloki, dia mengajak Markus dan Sonya untuk bersulang. "Mari kita rayakan kemenangan kita, menghantarkan ibu dan anak itu ke neraka hahaha..."
Sonya tertawa mendengar candaan kekasihnya, dia mencium bibir Erza, mereka tak malu berciuman di depan Markus.
Mereka pun bersulang.
Criing...
Lalu sama-sama meneguk segelas kecil vodka itu.