Mencintai Suami Kakak (Cinta Terlarang)

Setibanya di rumah

Aku langsung merebahkan tubuhku di atas sofa, dengan perasaan yang lega aku melepas kan segala ketegangan ku sebelumnya

Ku lihat Kak Nira berjalan menghampiri ku dan duduk di samping ku, dia menatapku dengan tatapan yang aku sendiri tidak bisa menebaknya

"Lea!... Maafin kakak yang udah ngerepotin kamu kali ini, kakak benar-benar gak tau harus gimana lagi dan cuma kamu satu-satunya yang bisa menolong kakak" katanya sambil menggenggam tangan kiriku dengan lembut

Akupun segera membenarkan dudukku dan menatap kak Nira dengan penuh tanda tanya

"Kakak, tolong jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi, kanapa kakak begitu takut untuk bertemu mereka?!"

"Lea, sebenarnya....-

"Sebenarnya apa kak?!" tanya ku yang sudah tak sabar menantikan penjelasan dari kak Nira

"Lea... Sejujurnya permasalahan ini sangat rumit dan aku tidak bisa menjelaskan padamu satu-persatu, tapi satu hal yang jelas, Keluarga Sanjaya tidak akan membiarkan ku melahirkan keturunan untuk mereka" kata kak Nira

"Mereka tidak mau aku hamil anak Daniel Sanjaya, dan kau tau vitamin yang kau bawa barusan, terdapat jenis obat kontrasepsi yang sudah di modif sehingga tampilan nya akan terlihat sangat mirip dengan vitamin pada umumnya" sambung nya

Aku menjadi bingung ketika mendengar cerita dari kak Nira, satu hal yang tidak bisa ku mengerti, mengapa keluarga Sanjaya tidak mengijinkan kak Nira melahirkan keturunan untuk mereka, yang aku tau kebanyakan orang-orang kaya pada umumnya pasti akan menginginkan keturunan untuk menyambung generasi selanjutnya nya, tapi ekspektasi ku sangat jauh berbeda tentang keluarga konglomerat yang satu ini "Maksud kakak... Aku tidak mengerti?!" tanyaku

"Lea, bolehkah kakak jujur tentang satu hal padamu?!" tanya kak Nira dengan sangat hati-hati

Aku pun mengangguk mengiyakan nya tanpa merasa keberatan sedikit pun

"Sebenarnya... Beberapa hari yang lalu kakak melakukan pemeriksaan di salah satu rumah sakit, dan dokter bilang, kemungkinan kakak untuk memiliki keturunan sangat kecil, itu semua di sebabkan karna obat kontrasepsi yang kakak konsumsi sebelumnya"

"Tapi jika boleh aku tau, sejak kapan kakak mengetahui kalau di dalam salah satu vitamin itu terdapat obat kontrasepsi..?!" tanyaku

"Beberapa bulan yang lalu, aku meminta bantuan pada salah satu temanku untuk meneliti obat itu, dan ternyata kecurigaan ku benar, mereka melakukan sesuatu pada obatnya, pantas saja selama empat tahun aku menikah dengan mas Daniel, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kalau aku akan mengandung"

"Dan sejak saat itu, diam-diam aku telah berhenti mengonsumsi obat yang mereka berikan, aku tau mereka tidak pernah menginginkan aku melahirkan keturunan bagi mereka, tapi kamu tau sendiri bukan! Wanita b0d0h mana yang ketika menikah tidak menginginkan punya anak!"

Aku menatap lekat wajah kak Nira yang sendu, kini aku mengerti, saat ini dia telah menanggung begitu banyak penderitaan dan tekanan batin dari keluarga suaminya, aku yang merasa tidak tega dengan keadaan kak Nira saat ini, akupun dengan penuh keberanian dan keyakinan, memantapkan diriku sendiri untuk berjanji selalu melindungi kak Nira dan meluangkan waktu untuk nya, setiap kali dia membutuhkan maka aku akan dengan siap berada di garis depan untuk nya

"Kakak, maaf jika sebelumnya aku telah lancang, bukan aku bermaksud untuk ikut campur dalam urusan rumah tangga mu, jika kakak tidak bahagia dalam pernikahan kalian, mengapa kakak tetap mempertahankan nya?!"

"Lea, kamu tidak mengerti mas Daniel, dia sangat mencintaiku begitu juga dengan aku yang sangat mencintainya, meski sikapnya yang terkadang egois dan tempramental, namun sejujurnya kami saling mencintai satu sama lain"

"Ku pikir, Daniel tidak ingin memiliki anak denganku itu bukan atas keinginan nya, melainkan....-" kata kak Nira yang tiba-tiba menghentikan cerita nya

"Maksud kakak?!" tanyaku yang tidak sabar ketika melihat kak Nira terdiam

"Ah sudah lah, kakak rasa tidak perlu membahasnya lagi, sekarang yang terpenting adalah, bagai mana caranya kakak bisa berobat agar bisa hamil dan memiliki anak"

"Lalu apa yang kakak rencanakan untuk kedepannya nya?!"

"Untuk kedepannya, kakak masih belum memikirkan nya, yang pasti jalani saja"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV author

malam hari pun tiba

Setelah dari rumah Alea, Yunira pun kini telah kembali ke kediaman keluarga Sanjaya, di sana sudah ada Daniel yang menunggunya sejak tadi sore

"Kemana saja kamu, kenapa baru pulang sekarang, tidak lihat kah sekarang sudah jam berapa?!" tanya Daniel yang mengejutkan Yunira

Rupanya Sejak tadi sore, Daniel sudah kembali ke rumah terlebih dahulu dan ia menunggu kedatangan Yunira yang tak kunjung datang

"Mas Daniel, kamu udah pulang?!" tanya Yunira yang tiba-tiba merasa canggung

"Sejak jam empat tadi sore aku sudah menunggumu, dan sekarang sudah hampir jam sembilan malam tapi kau baru kembali,.. Kemana saja kau?!" tanya Daniel yang seperti sedang menahan amarahnya

"Udah lah bang, ngapain coba mesti nanya lagi, entar juga ujung-ujungnya dia akting lagi, udah keliatan banget dia pasti abis jalan sama selingkuhannya,,, iya kan kak Nira?!" kata Dita (adik perempuan Daniel satu-satunya)

"Diam kamu!!!"

Semua orang yang berada di ruang tamu itu terlonjak seketika saat mendengar Daniel yang marah dan membentak Dita agar tidak ikut campur dengan urusan pribadi nya dengan Yunira

"Alaahhh... Baru ngomong gitu doang udah ngegas aja kamu bang, ya udah kalo gak percaya, makan tuh aktingnya kakak ipar!"

Setelah mengeluarkan uneg-uneg nya, Dita berlalu begitu saja tanpa rasa bersalah sedikitpun pun

Terlihat kini raut wajah Yunira sedang tidak bersahabat, dia sangat membenci adik iparnya itu karna menurut nya adik iparnya itu selalu saja ikut campur dalam urusan rumah tangga nya

"Mas... sekarang kamu ngerti kan! kenapa aku selalu gak betah di rumah lama-lama,?!" kaya Yunira yang menatap lekat pada Daniel

"Kamu yang setiap hari hanya tau kerja, kerja dan kerja, sedangkan adik mu itu juga tidak membiarkan ku tenang walau sebentar saja, setiap kali dia selalu mencari celah untuk berurusan dengan ku, tapi kami....-

Kamu bahkan tidak pernah membelaku sedikitpun, padahal jelas-jelas Kamu tau kalua Dita lah yang selalu mencari alasan untuk menyalahkan ku!". Yunira yang merasa dirinya telah di sakiti berulang kali sehingga membuatnya sedih, ia pun meluap kan segala yang ada di hati nya di hadapan sang suami

"Aku benar-benar gak habis pikir ya mas! Selama empat tahun kita menikah dan kamu sama sekali tidak bisa membedakan antara adik dan juga istri mu, dan kamu juga tidak bisa membedakan yang mana kesalahan dan yang mana kebenaran" sambung nya dengan penuh emosi dan mata yang mulai berkaca-kaca.

.

.

.

BERSAMBUNG