TERJEBAK DUDA ANAK SATU

" Mommy." Kavin menarik tangan Maysa karena Maysa diam saja.

" Ka..

" Dia bukan mommy kamu Kavin. Biarkan dia pergi! Daddy akan mencari mommy kamu yang sebenarnya." Sahut Ilyas.

" Tidak mau! Kavin mau Mommy Maysa bukan yang lain." Sahut Kavin kukuh.

" Sayang mengertilah, dia hanya orang asing yang kau anggap sebagai mommy kamu. Dia bukan mommy kamu, dia saja masih sekolah. Lalu bagaimana bisa dia mempunyai putra sebesar dirimu. Jadi biarkn dia pergi." Ujar Ilyas memberi pengertian.

" Kavin nggak mau tahu, Kavin maunya mommy Maysa yang menjadi Mommyku." Kukuh Kavin.

" Kavin jangan keras kepala Nak!"

" Kavin tidak mau." Teriak Kavin.

" Kavin!!!" Bentak Ilyas membuat kedua orang di depannya berjingkrak kaget.

" Mommy, Daddy jahat hiks... " Isak Kavin memeluk perut Maysa.

" Jangan membentaknya Pak! Kasihan Kavin, lagian itu tidak baik untuk pertumbuhannya." Ujar Maysa mengelus kepala Kavin.

" Tau apa kau tentang dia? Semua ini terjadi karena salahmu. Kalau kau tidak mau menjadi mommynya, lalu kenapa kau peduli padanya? Harusnya kau biarkan saja dia hilang di mall waktu itu. Biarkan dia menganggap orang lain sebagai mommynya, setidaknya hatinya tidak akan patah dan hancur karena penolakanmu. Kau membuat semuanya menjadi rumit." Ucap Ilyas menohok hati Maysa.

" Maafkan aku!" Ucap Maysa.

" Aku akan memaafkanmu kalau kau mau menuruti permintaan Kavin. Menikahlah denganku dan jadi mommynya Kavin yang sesungguhnya. Kalau kau tidak mau, pergilah! Dan jangan pernah temui Kavin lagi apapun yang terjadi." Ucap Ilyas.

" Ucapanmu mengandung ancaman Pak." Ucap Maysa menatap Ilyas.

" Aku tidak peduli, yang aku peduliin adalah kebaikan Kavin. Dia prioritas utama dalam hidupku. Jadi apapun akan aku lakukan termasuk menikahi wanita yang membuatnya nyaman berada di dekatnya seperti dirimu." Sahut Ilyas.

" Apa kau akan menikahi semua wanita yang membuat Kavin nyaman?" Tanya Maysa.

" Kavin tidak pernah dekat ataupun nyaman berada di dekat orang lain. Hanya dengan kamu dia mau memanggilmu mommy. Bahkan dia mau makan masakanmu, ini hal yang sangat langka. Sebelumnya tidak pernah terjadi hal seperti ini. Itulah sebabnya aku merendah di depanmu dan berharap kau mau menikah denganku." Jelas Ilyas.

" Apa kau tahu resiko menikahi gadis remaja sepertiku? Aku tidak tahu apa apa tentang pernikahan dan rumah tangga. Aku tidak tahu bagaimana caranya memasak apalagi mengurus anak. Masa depanku juga masih panjang, aku harus menjadi wanita hebat yang mandiri dalam karier. Biarkan aku dekat dengan Kavin tanpa pernikahan." Ujar Maysa.

" Aku tidak akan membiarkan putraku semakin bergantung padamu jadi kalau kau mau dekat dengannya maka menikahlah denganku, kau bisa belajar semuanya sambil berjalan. Masalah pekerjaan rumah ada pembantu yang mengerjakannya, kau hanya mengurus Kavin dan aku saja saat aku membutuhkan bantuanmu." Ujar Ilyas.

" Tapi...

" Ya atau tidak sama sekali." Tekan Ilyas.

Maysa menjadi semakin bingung. Sepertinya ia harus benar benar memikirkan hal ini. Entah kenapa ia tidak mau kehilangan Kavin.

" Beri tahu dimana alamatmu, aku akan datang melamarmu." Titah Ilyas memaksa.

" Tau ah." Kesal Maysa.

Maysa menatap Kavin, ia menangkup wajahnya.

" Kavin, sekarang kamu istirahat dulu ya sambil nunggu infus kamu habis. Kakak mau pulang dulu, kalau tidak orang tua Kakak pasti akan mencariku." Ujar Maysa.

" Kavin tidak mau Mommy pergi, tetaplah bersama Kavin Mom! Kavin mohon." Pinta Kavin dengan mata memelas.

Maysa menghela nafasnya pelan.

" Baiklah Kakak akan menemanimu di sini." Sahut Maysa membuat Kavin nampak senang.

Tak lama Kavin di pindah ke ruang rawat. Kavin terus menggenggam tangan Maysa seolah tidak mau kehilangannya. Maysa duduk di kursi samping ranjang sambil mengelus kepala Kavin.

Ilyas duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

" Maysa Anggara."

Maysa menoleh ke arah Ilyas.

" Aku tidak menyangka ternyata kau dari keluarga Anggara. Sejak kapan kau menjadi yatim piatu? Perasaan kemarin siang aku bertemu dengan tuan David Anggara di pertemuan bisnis." Ucap Ilyas tersenyum simpul.

" Darimana kau mendapatkan data pribadiku? Selama ini aku menutupnya dengan sangat rapat." Ucap Maysa.

" Ya aku akui kau pandai menyembunyikan identitasmu. Bahkan aku baru mendapatkannya setelah satu minggu lebih. Biasanya aku bisa mendapatkan biodata seseorang hanya dalam waktu lima menit saja." Ujar Ilyas.

" Katakan bagaimana kau bisa meretas data pribadiku!" Ucap Maysa.

" Ya aku punya peretas yang handal di perusahaanku." Sahut Ilyas.

" Oh ya, by the way bagaimana reaksi tuan Anggara setelah tahu kalau putrinya mengaku sebagai yatim piatu?" Goda Ilyas.

" Sialan!! Awas aja kalau berani ngomong ke bokap gue, gue tonjok mukamu sampai babak belur Pak." Ancam Maysa.

" Kau bar bar sekali." Ucap Ilyas terkekeh.

" Sudah tahu bar bar masih mau di jadikan istri." Cebik Maysa.

" Demi putraku." Sahut Ilyas.

" Dan demi diriku." Lanjut Ilyas di dalam hati.

Ilyas sendiri tidak tahu mengapa ia merasa nyaman berada di samping Maysa yang berkelakuan bar bar seperti itu. Ada rasa tersendiri yang membuat hatinya menjadi hangat saat melihat kedekatan Maysa dan Kavin.

" Oh ya bagaimana dengan hubungan kita? Apa kau mau menikah denganku?" Tanya Ilyas butuh kepastian.

" Kau yang memaksa dan aku tidak berdaya. Temui orang tuaku, jika mereka setuju aku akan menerimamu dan putramu." Sahut Maysa.

" Setelah orang tuamu setuju maka kau tidak bisa beralasan lagi untuk menolakku." Ucap Ilyas.

" Kita lihat saja Pak." Sahut Maysa.

" Ganti panggilanmu! Aku tidak nyaman kau panggil Pak, aku belum setua itu." Ujar Ilyas.

" Baik Om."

" Apa? Om? Memangnya aku terlihat seperti om om begitu? Panggil Mas kek biar kelihatan seperti sepasang kekasih." Ucap Ilyas menatap Maysa tidak terima.

" Dih sepasang kekasih, kaya' ABG saja. Kau itu seumuran dengan omku. Jadi aku akan memanggilmu Om. Lagian usia kita terpaut jauh kan?" Ujar Maysa.

" Usia kita hanya terpaut sepuluh tahun, bukan dua puluh tahun. Mungkin jika aku punya adik, kau seusia dengannya. Jadi jangan panggil Pak atau Om, biasakan panggil Mas! Biar pas udah nikah nggak kagok." Sahut Ilyas di balas anggukkan kepala oleh Maysa.

" Hmm." Maysa hanya bergumam saja.

Setelah cairan infus Kavin habis, Ilyas membawa pulang Kavin ke rumah. Maysa menggendong Kavin ke kamarnya.

" Sekarang istirahat dulu di sini!" Ucap Maysa merebahkan Kavin di ranjangnya.

" Apa Mommy mau pergi lagi?" Tanya Kavin menatap Maysa.

Maysa menatap Ilyas di balas anggukkan kepala oleh Ilyas.

" Kakak harus pulang Kavin." Ujar Maysa.

" Tapi Kavin masih mau sama Mommy, apa Momy tidak kasihan melihat Kavin sakit seperti ini." Ujar Kavin.

" Baiklah Kakak akan di sini menemanimu, tapi nanti malam Kakak harus pulang. Oke?"

" Kapan Mommy akan tinggal di sini?" Tanya Kavin polos.

" Secepatnya mommy kamu akan tinggal di sini bersama kita." Sahut Ilyas.

" Yei... Kavin dan mommy akan tinggal bersama. Setiap malam Kavin mau bobok di peluk sama mommy. Terus ke sekolah Kavin mau di antar sama mommy biar semua teman teman Kavin tahu kalau Kavin punya mommy. Biar mereka tidak mengejek Kavin lagi." Sorak Kavin bahagia.

" Memangnya ada yang mengejek Kavin di sekolah?" Tanya Maysa.

" Ada Mom, teman teman Kavin bilang kalau Kavin anak nakal. Itu sebabnya mommy meninggalkan Kavin sama Daddy. Mereka juga bilang kalau mommy tidak menyayangi Kavin." Sahut Kavin sedih.

Hati Maysa mencelos mendengar curhatan Kavin.

" Tapi Mommy sayang kan sama Kavin?" Tanya Kavin menatap Maysa.

" Iya sayang, Mommy menyayangimu." Sahut Maysa mencium pipi Kavin.

Ilyas tersenyum melihatnya.

" Ya Tuhan semoga keputusanku untuk menerima pernikahan ini sudah benar. Bantu aku menjadi ibu dan istri yang baik untuk mereka." Batin Maysa.

" Semoga kau yang terbaik Maysa, aku yakin walaupun usiamu masih sangat kecil, kau mampu menjadi ibu dan istri yang baik. untuk kami." Batin Ilyas menatap Maysa.

Di tunggu like koment vote dan 🌹nya

Terima kasih

TBC....