Di tinggal berselingkuh beberapa hari sebelum pernikahan oleh calon pengantin prianya, gadis itu tentu saja sedih dan kecewa, tapi Ayahnya datang dengan seorang pria tampan membuatnya menjadi pengantin pengganti, ah! tapi dia sangat bodoh!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 : Menikahi Pria Super Tampan
Mimu tersenyum begitu bahagia karena pada akhirnya dia benar-benar menikah dengan Tama. Bukan karena begitu mencintai Tama, itu karena dia merasa bahwa dia tidak perlu merasakan bagaimana malunya gagal menikah, juga bagaimana terhinanya dia setelah diselingkuhi oleh calon suaminya juga teman dekatnya.
Banyak sekali ucapan selamat yang di dapatkan Tama juga Mimu, tak jarang dari mereka mengagumi wajah Tama yang nampak sangat tampan, bahkan bisa di bilang Tama adalah pria tertampan di beberapa desa yang mereka tahu. Rata-rata dari mereka mengatakan bahwa Mimu beruntung menikahi pria sangat tampan setelah memutuskan untuk membatalkan pernikahan dengan Osan yang menikah juga di hari itu. Yah, kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa Tama yang tampan itu juga pasti memiliki sikap yang baik. Yah, mari doakan saja memang seperti yang sebenarnya.
" Selamat ya, Mimu? Aku tidak menyangka loh kalau kau akan menikahi pria setampan ini, dia juga dari kota lagi. " Ujar salah satu tetangga Mimu yang usianya juga tak beda jauh dari Mimu. Wanita itu juga adalah sahabatnya Nita, jadi tidak heran kalau tatapan matanya seperti tidak suka karena jelas lah Nita banyak menjelek-jelekkan Mimu di belakangnya.
Mimu tersenyum miring, sungguh dia sebal sekali melihat dua wajah dari wanita itu, tapi karena ini adalah hari pernikahannya, mau tidak mau dia hanya bisa menahan diri dan menunjukan saja rasa tidak sukanya dari tatapan matanya meski mulutnya mengatakan terimakasih dan masih bisa tersenyum.
Setelah pernikahan itu selesai, Tama dan Mimu kini berada di dalam kamar mereka yang sudah dihias oleh perias pengantin yang digunakan jasanya oleh mereka. Sederhana sekali, tapia setidaknya Mimu benar-benar merasa bahagia dan lega karena dia tidak perlu sedih karena pernikahan yang gagal.
" Kita apa akan tidur di tempat tidurmu yang jelek dan kecil ini? "
Mimi melotot kaget seraya membenahi posisi duduknya untuk menatap Tama yang masih berdiri di dekat pintu dengan tatapan tidak rela. Iya, mungkin dia tidak rela harus berbagi kamar yang kecil itu bersama dengan Mimu.
Mimu membuang nafasnya, kesal sih sebenarnya mendengar kalimat yang keluar dari mulut Tama. Tapi, kalau di ingat-ingat lagi selama tinggal di rumahnya Tama selalu di utamakan oleh Ayahnya dan dia juga tidak keberatan sebelumnya. Mulai dari kamar yang di tempati Tama adalah kamar yang paling besar, kasur yang di gunakan Tama adalah kasur terbaik yang di miliki oleh mereka. Makanan juga Ayahnya selalu menuruti selera Tama yang menurut Mimu sangat aneh. Kentang bakar, sayuran dikukus saja, juga tidak ketinggalan buah-buahan. Yah, untung saja Mimu dan Ayahnya menanam beberapa jenis sayuran di pelayanan rumah, di samping dan di belakang rumah. Di sana juga adalah beberapa jenis buah tropis yang sengaja di tanam oleh Mimu dan Ayah Gito untuk mereka konsumsi setiap harinya.
" Tama, mulai sekarang kau harus membiasakan diri. Rumah ini memang jelek, kecil, dan juga dindingnya dari anyaman bambu. Tapi ini adalah rumah kita, jadi jangan menghina dan nikmati aja hidup dengan baik. "
Tama tak menjawab, sebenarnya dia benar-benar tidak nyaman dengan rumah Mimu. Padahal jelas tidak ada bahaya, tapi hampir setiap malam Tama selalu merasa ketakutan sendiri, apalagi membayangkan tipisnya dinding yang melindungi tubuhnya, Tama hampir setiap malam kesulitan untuk tidur. Belum lagi dia selalu bermimpi aneh yang semakin membuatnya waspada saat akan tidur.
" Sudahlah, lebih baik kita tidur saja ya? Aku benar-benar sudah sangat lelah. "
Mimi keluar dari kamar untuk membersihkan dirinya menuju kamar mandi yang terletak di area dapur. Tama, pria itu hanya bisa terdiam karena tiba-tiba merasa menikahi Mimu adalah hal yang seharusnya tidak dia lakukan. Bukan karena Mimu tidak begitu cantik, hanya saja dia takut kalau masa lalunya adalah sesuatu yang buruk dan suatu hari nanti akan membuat Mimu dalam keadaan sulit, atau bahaya. Tapi dalam hitungan jam mereka kini sudah menikah, mereka sudah sah menjadi suami dan istri meski negara bum mencatat adanya pernikahan mereka, maklum saja, semua itu karena tidak jelasnya asal usul Tama yang sebenarnya.
" Kau tidak mau mandi dulu? "
Pertanyaan Mimu barusan membuat Tama menoleh ke arahnya dengan mimik datar. Aneh, karena saat tatapan mereka bertemu tadi Mimu malah merasa gugup dan takut. Iya, dia tiba-tiba ingat kalau malam ini adalah malam pertama mereka sebagai pengantin baru yang biasanya akan melakukan hubungan suami istri kan?
Mimi menekan salivanya sendiri, kalau iya beberapa hari lalu dia begitu berani terhadap Tama sampai ingin membuka celananya itu karena wajah Tama yah begitu tampan, kulitnya yang begitu putih dan mulus nampak tidak seperti manusia biasa yang sering dia jumpai di desa dia tinggal. Mungkin saja jika ada sesuatu yang berbeda itu bisa di gunakan sebagai bukti bahwa Tama bukan manusia biasa, tapi beberapa waktu tinggal bersama Tama jelas dia tidak bisa menolak bahwa Tama adalah pria biasa, orang biasa atau manusia yang pasti juga memiliki keinginan untuk itu kan?
Selama aku tinggal dengannya aku kan terlalu cablak dan kasar, tidak mungkin dia memiliki keinginan seperti itu kan?
Tama kembali melihat ke bawah sebelum bangkit untuk mandi membuat tatapan mata mereka berhenti saling bertemu.
Beberapa saat kemudian.
Tama dan Mimu kini sudah berbaring di ranjang yang sama, mereka benar-benar berdekatan karena ranjang yang sempit, bahkan kaki Tama lebih panjang di banding panjang ranjang yang mereka gunakan. Mimu benar-benar begitu gugup, jantungnya juga berdegup kencang karena ini adalah kali pertama dia tidur dengan seorang pria, ditambah lagi pria itu adalah Tama yang super tampan.
Tama sebenarnya agak tidak nyaman dengan posisi tidur mereka, tapi mau bagiamana lagi suami istri memang tidur di ranjang yang sama kan? Yah, pengetahuan ini di dapatkan Tama dari Ayah Gito beberapa jam sebelum dia dinikahkan dengan Mimu.
Cukup lama mereka hanya terdiam sebelum tidur tak melakukan apapun karena hati mereka berdoa jelas belum siap hingga kelamaan mereka tertidur.
" Hentikan, jangan lari! Kau tidak boleh melakukan itu! Aku akan datang, aku akan kembali untuk membalas. Sakit, ini sangat sakit, aku tidak bisa bergerak. "
Mimu mengeryit karena mendengar suara dari mulut Tama. Perlahan Mimu bangkit, dan benar saja Tama mengigau dengan dahi mengeryit, keringat di wajahnya juga sangat banyak.
" Kau tidak boleh membunuhku, kau tidak boleh mengkhianatiku. Kau seharusnya tidak boleh melakukan itu, aku tidak pernah memikirkan kau seperti ini, jangan menabrak truck itu! Hentikan atau kau juga akan mati! "
Mimu terdiam mendengarkan apa yang di katakan Tama.
" Aku tidak sanggup menerima kenyataan ini.... "
Mimi merebahkan kembali tubuhnya, dia memeluk Tama karena merasa begitu kasihan entah apa yang di alami Tama tapi dia seperti bisa merasakan sakitnya.
" Tidak apa-apa, Tama. Kau sudah baik-baik saja kan? "
Ucapan Mimu rupanya begitu berpengaruh terhadap Tama dan membuat pria itu langsung tenang sembari memegangi tangan Mimu.
Bersambung.
aq kan jdi mau juga 🤣🤣🤣