NovelToon NovelToon
Kode Rahasia Di Hati

Kode Rahasia Di Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.

Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.

Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuai Ekspetasi

Lucy berdiri di depan pintu ruangan VIP, tangannya dengan lembut mengetuk pintu seperti yang diarahkan oleh Brandon melalui pesan sebelumnya. Ia menarik napas panjang, memastikan dirinya tetap tenang meskipun malam ini ia harus memainkan peran yang sangat berbeda dari biasanya.

Tak lama kemudian, pintu terbuka, dan Brandon yang membukanya. Namun, alih-alih sambutan biasa, Brandon hanya terpaku beberapa detik, matanya membesar dengan ekspresi tak percaya. “Wow...” gumamnya tanpa sadar.

Lucy menatap Brandon dengan tatapan dingin yang biasa ia tunjukkan, mencoba mengabaikan reaksi tersebut. “Apakah, Tuan Evans sudah didalam?” tanyanya dengan nada tenang.

Brandon mengangguk dengan sedikit gelagapan sebelum melangkah ke samping, mempersilakan Lucy masuk. "Silakan, Nona Lucy," ucapnya, masih sedikit terguncang.

Saat Lucy melangkah masuk, Evans yang tengah menyesuaikan dasinya di depan cermin besar menoleh. Seketika, dia membeku di tempatnya. Matanya tertuju langsung pada Lucy, yang tampak berbeda dari sosok sekretaris yang ia lihat setiap hari di kantor.

Lucy yang biasanya tampil rapi namun sederhana kini berubah menjadi sosok yang benar-benar memukau. Gaun hitam elegan dengan aksen perak membalut tubuhnya dengan sempurna, memancarkan aura keanggunan dan kepercayaan diri. Rambutnya yang disanggul dengan gaya modern membuat wajahnya terlihat lebih tegas namun tetap lembut. Cahaya lampu ruangan bahkan memantulkan kilau halus dari makeup sempurna di wajahnya, membuatnya semakin bersinar.

Evans terdiam, dan sejenak ruangan itu dipenuhi keheningan. Bahkan Brandon, yang berdiri di samping, masih sulit mengalihkan pandangannya.

Lucy memiringkan kepala sedikit, menatap Evans yang tampak tak bisa berkata-kata. “Tuan Dawson, apakah semuanya sudah sesuai dengan ekspetasimu?” tanyanya dengan nada netral, berusaha tetap profesional meski merasakan tatapan intens dari keduanya.

Evans akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Ia berdeham, mencoba menguasai dirinya kembali, meskipun nada suaranya sedikit lebih rendah dari biasanya. "Lucy, kau... terlihat luar biasa malam ini. Aku bahkan hampir tidak mengenalimu. Ini sangat pas untuk pendamping ku malam ini."

Lucy menatapnya dengan senyum tipis, sesuatu yang jarang ia tunjukkan dalam rutinitas sehari-harinya di kantor. "Terima kasih, Tuan Dawson. Ini juga karena pakaian dan makeup & hair stylist dari Tuan yang profesional."

Brandon, yang akhirnya mampu berbicara, ikut menambahkan, “Nona Lucy, saya harus mengatakan bahwa Anda benar-benar menakjubkan. Saya pikir seluruh pesta nanti akan terdiam melihat Anda berjalan bersama Tuan Dawson.”

Lucy hanya mengangguk kecil, mengabaikan pujian itu. Ia tahu malam ini adalah bagian dari pekerjaannya.

Evans akhirnya melirik Brandon, memberi isyarat. "Brandon, pastikan semuanya sudah disiapkan. Aku tidak ingin ada kekacauan di pesta malam ini."

Brandon mengangguk cepat, lalu keluar dari ruangan dengan membawa dokumen yang sebelumnya ia persiapkan.

Kini hanya ada Evans dan Lucy di dalam ruangan. Evans melangkah mendekat, matanya masih memancarkan kekaguman yang sulit ia sembunyikan. “Aku tidak tahu kau memiliki sisi seperti ini, Lucy. Kau benar-benar membuatku... terkesan.”

Lucy menatapnya dengan tenang, lalu berkata dengan nada serius, “Tugas saya adalah memastikan segalanya berjalan lancar malam ini, termasuk menjaga penampilan sesuai peran yang Anda inginkan.”

Evans tersenyum tipis, menggelengkan kepala. “Kau benar-benar profesional. Ayo, kita pergi. Waktunya menunjukkan kepada semua orang siapa kita malam ini.”

Lucy mengangguk, lalu meraih tas kecilnya. Dengan langkah penuh percaya diri, mereka berdua berjalan keluar dari ruangan, siap menghadapi malam yang penuh tantangan di pesta tersebut.

Ketika pintu besar ruangan pesta terbuka perlahan, suasana yang sebelumnya riuh seketika berubah hening. Semua mata tertuju ke arah pintu, di mana dua sosok yang tampak luar biasa tengah berdiri.

Evans Dawson, dengan setelan formalnya yang sempurna, memancarkan aura keagungan dan ketegasan. Di sampingnya, Lucy berdiri anggun dengan gaun hitam elegan yang memukau. Keduanya berjalan beriringan, menciptakan pemandangan yang membuat hadirin terpaku.

Brandon, yang sejak tadi menunggu di depan pintu, memberikan isyarat kepada keduanya untuk masuk. Dengan senyum tipis dan penuh kepercayaan diri, Evans melangkah lebih dulu, diikuti oleh Lucy yang menjaga langkahnya tetap tenang dan anggun.

Di dalam ruangan yang dipenuhi lampu kristal megah dan dekorasi mewah, bisik-bisik mulai terdengar. Para tamu pesta saling berbisik, mencoba menebak siapa wanita luar biasa yang mendampingi CEO Dawson Corporation malam ini.

“Siapa wanita itu? Dia terlihat seperti seorang bangsawan,” bisik salah satu tamu kepada temannya.

“Apakah itu kekasihnya?” sahut tamu lain, masih terkejut.

Evans dan Lucy terus melangkah, melewati meja-meja yang dihuni oleh para tamu penting dan pebisnis kelas atas. Senyum tipis tersungging di wajah Evans, menandakan rasa percaya dirinya. Lucy, meskipun merasa semua perhatian tertuju padanya, tetap menjaga ekspresi tenang.

Ketika mereka sampai di tengah ruangan, seorang pembawa acara yang berdiri di podium menyambut kedatangan mereka. “Selamat malam, Tuan Dawson. Kami senang Anda bisa hadir di acara malam ini. Kehadiran Anda selalu menjadi kehormatan besar bagi kami.”

Evans mengangguk ramah, membalas sapaan tersebut. “Terima kasih atas undangannya. Saya senang bisa berada di sini bersama Anda semua.”

Lucy hanya berdiri di samping, menjaga profesionalitasnya. Namun, tidak sedikit tamu yang terus memandanginya dengan rasa penasaran. Evans kemudian menoleh sedikit ke arahnya, memberi isyarat agar ia tetap di sisinya sepanjang acara.

Brandon, yang mengikuti dari belakang, menyadari situasi tersebut dan memberikan senyuman kecil pada Lucy.

Malam itu, di meja kehormatan dengan dekorasi megah yang mengelilinginya, Evans duduk bersama Brandon dan Lucy. Mereka bertiga menempati kursi yang disediakan untuk para tamu penting. Di meja bundar itu, tersedia berbagai hidangan mewah yang disajikan dengan sempurna, sementara para pelayan terus berlalu-lalang membawa nampan berisi minuman dan makanan pembuka.

Lucy, yang duduk di samping Evans, menunjukkan sikap yang tenang dan anggun. Saat seorang pelayan mendekat, ia mengambil gelas berisi minuman berwarna merah cerah. Dengan gerakan halus, ia memainkan gelas itu, memutar-mutar isinya dengan perlahan, seperti seorang bangsawan kelas atas yang sangat memahami tata cara di pesta mewah.

Evans memperhatikan Lucy dari sudut matanya. Ia mengenal banyak wanita yang menginginkan perhatian atau berusaha terlihat menarik, tetapi cara Lucy membawa dirinya terasa berbeda. Ada keanggunan alami dalam setiap gerakannya, sesuatu yang tidak dibuat-buat. Dia bahkan minum dari gelas itu sedikit demi sedikit, tanpa terburu-buru, seolah menikmati setiap detiknya.

Brandon menoleh ke arah Evans, berbisik, "Tuan Dawson, kekasih palsu Anda ini benar-benar tahu caranya membawa diri di acara seperti ini. Saya tidak menyangka dia bisa begitu… berkelas."

Setelah beberapa saat, rasa penasarannya menguasai dirinya. Evans mencondongkan tubuh sedikit dan bertanya dengan nada pelan, "Lucy, kau tampak sangat terbiasa dengan pesta seperti ini. Apakah kau pernah menghadiri acara semacam ini sebelumnya?"

Lucy menoleh ke arahnya, memberikan senyum kecil yang misterius. Matanya bersinar dengan kepercayaan diri. "Tentu saja, Tuan Dawson. Pekerjaan sebelumnya sering kali melibatkan situasi seperti ini."

Evans mengangkat alis. "Pekerjaan sebelumnya? Apa itu ada hubungannya dengan agensi yang mengirimmu ke sini?"

Lucy tersenyum lebih lebar, menyandarkan tubuhnya sedikit di kursi. "Betul sekali. The Cupid Agency bukan hanya tempat biasa. Kami dilatih untuk semua situasi, termasuk menghadiri pesta formal dan berbaur di kalangan elit. Ini bukan hal baru bagi saya."

Brandon, yang mendengar percakapan itu, tertawa kecil. "Jadi, Anda benar-benar seorang profesional? Tidak heran Anda terlihat seperti nyonya besar malam ini. Kalau saya jadi tamu di sini, saya pasti mengira Anda salah satu anggota keluarga Dawson."

Lucy hanya mengangguk ringan, tidak terlalu menanggapi pujian itu.

Evans, di sisi lain, merasa semakin penasaran. Dia memang tahu Lucy adalah agen profesional, tetapi sikap dan kemampuannya di lapangan jauh melampaui ekspektasinya. Wanita ini bukan hanya pandai beradaptasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendominasi suasana dengan caranya sendiri. Dalam hati, Evans berjanji untuk mencari tahu lebih banyak tentang siapa sebenarnya Lucy dan sejauh mana kemampuannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!