Seorang wanita bernama Arabella Gwenevieve berusia 22 tahun.. Hidupnya begitu kelam setelah dijual oleh kedua orang tuanya dan menikah dengan seorang pria yang dijodohkan dengannya.. Namun pernikahan tersebut hanya berlangsung selama beberapa bulan dan suaminya kembali mencampakkannya.. Hidupnya berubah setelah bertemu dengan seorang mafia yang sangat kejam dan di takuti di kota tersebut..
penasaran seperti apa kisahnya?
Ikuti Kisah nya terus.. jgn lupa like and vote sebanyak banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Sebuah bayangan masa lalu terlintas di benak charles. Dimana pada saat itu ia memiliki seorang ayah yang hebat, meskipun ia selalu sibuk namun ia adalah ayah yang baik. ayah nya selalu hebat dalam menguasai strategi pasar. Sayangnya ia kalah, kalah dalam hal percintaan.. Ia mengalami gangguan mental setelah mengetahui istrinya selingkuh. Ibunya charles.
Kejadian itu bukan hanya menghancurkan ayahnya saja.. Namun juga menghancurkan charles kecil yang manis. Sehingga membuat anak laki laki itu membangun tembok yang tebal di hatinya.
Semenjak hari itu, ia berjanji tidak akan mencintai seorang wanita bahkan memuja nya seperti yang dilakukan oleh ayahnya.
"kau tau.. Rokok itu bisa mem b u n u h lebih cepat dari bisnis kita.. " ucap kakek javas yang tiba tiba berada di belakang charles membuat lamunan nya buyar. charles menoleh, ia melihat kakek nya itu berdiri dengan jaket tebal yang melindungi dirinya dari dingin malam.
"kau pun masih minum es jeruk dingin itu kakek.. Tidak ada yang benar benar sehat dalam keluarga kita.. " balas charles tersenyum tipis, lalu kakek javas tertawa kecil dan mendekati charles.
"aku tau kau tidak menyukai ide pernikahan ini charles. Akan tetapi kau harus mendengarkanku.. Aku sudah hidup lebih lama darimu, jadi aku lebih mengetahui apa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di dunia ini.. " ujar kakek javas.
"apa kakek berpikir aku lemah jika tidak menikah?? " tanya charles dengan datar.
"tidak.. Kau kuat.. Bahkan lebih kuat dari ayahmu.. Tetapi kekuatanmu saja tidak cukup. Kau butuh sesuatu yang bisa menopangmu.. Keluarga, aliansi, dan sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri.. " jelas kakek javas.
Charles kembali menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya ke udara.. ia tidak setuju dengan ucapan kakeknya, namun ia juga tidak mau memulai perdebatan.
"aku akan mempertimbangkan ucapan kakek. " ucap charles kemudian.
"kau punya waktu satu minggu untuk memutuskannya nak.. Jangan kecewakan aku.. " ucap kakek javas menepuk nepuk pundak charles lalu kembali masuk ke dalam mansion.
Dalam perjalanannya kembali ke kota, charles menatap kembali amplop coklat yang berada di tangannya.. Kepalanya pusing karena memikirkan banyak hal.. Disatu sisi ia tau jika kakeknya tidak sepenuhnya salah..
Dunia bisnis dan kriminalitas tempat keluarga aldridge bernaung memang membutuhkan aliansi yang kuat. Dan pernikahan adalah salah satu jalan untuk mencapainya, namun disisi lain, pikirannya tentang keterikatan dengan seseorang terutama seseorang yang tidak ia inginkan membuat nya merasa terjebak dan muak, bahkan itu semua belum terjadi.
"leo.. " panggil charles kepada asistennya yang duduk di depan bersama sang sopir.
"ya tuan.. ?" jawab leo.
"berhenti di kantor sebentar, aku perlu mengambil beberapa dokumen" ucap charles kepada asistennya itu.
"baik tuan.. "
Rolls royce la rose nya melaju menuju kantor pusat eldridge enterprises, sebuah gedung pencakar langit yang berdiri megah di tengah kota manhattan..
Charles keluar dari mobilnya, beberapa bodyguard langsung datang untuk mengawalnya. Charles langsung menuju lantai teratas dimana kantor nya berada dengan menggunakan lift khusus untuk dirinya.
Ketika pintu lift terbuka, charles langsung disambut oleh stevi. Asisten pribadinya yang selalu tampak rapi dengan stelan kerja formalnya.
"selamat malam tuan eldridge. Ada yang bisa saya bantu?? " sapa stevi.
"tidak perlu stevi. Aku hanya ingin mengambil beberapa berkas. Kau bisa pulang sekarang..! " ucap charles. Stevi mengangguk dan beranjak pergi.
Charles masuk ke dalam ruangannya, ia menyalakan lampu dan menuju ke meja kerjanya.
ia dengan mudah mendapatkan berkas berkas yang ia butuhkan.
Saat melihat ke bawah mejanya, ia tertarik untuk membuka laci paling bawah meja nya tersebut, lalu ia mengambil sebuah kotak kecil yang terbuat dari kayu mahoni. Di dalamnya terdapat foto ayahnya, kalung kecil milik ibunya. Dan buku harian yang ia tulis saat masih remaja.
Charles membaca salah satu halaman dari buku harian tersebut, isinya hanyalah sebuah luapan emosi seorang anak laki laki yang kehilangan arah.. Bahkan di sana juga terdapat sebuah kalimat yang bertuliskan 'aku tidak akan pernah mempercayai cinta, karena cinta hanya akan membuat orang menjadi lemah.! '.. Charles menutup buku itu dengan kasar, dan melemparkannya kembali ke dalam kotak tersebut.
Charles berdiri dan menghadap keluar jendela yang terdapat kaca yang sangat luas, memandangi gemerlap lampu kota jakarta yang tak pernah tidur.
"apakah aku benar benar ingin hidup seperti ini selamanya..? Dingin, tanpa emosi, hanya fokus kepada kekuasaan dan keuntungan?? " pikir charles.
"kurasa kakek ada benarnya.. Mungkin sudah waktunya aku untuk memikirkan hal yang lebih besar dari diriku sendiri.. Tapi apakah aku mampu melakukannya tanpa kehilangan jati diriku sendiri??" gumam charles dalam hati.
Charles menarik nafas dalam. Ia kembali memandangi amplop yang berada di tangannya. Ia mencoba membuka isi amplop tersebut dan membaca satu persatu profil para wanita wanita tersebut.
"jika aku harus menikah, maka aku akan memilih yang tidak hanya cantik tapi juga cerdas dalam memahami dunia ku..dan cukup lemah untuk tidak menghancurkan aku seperti penyihir itu menghancurkan ayah.. " lirih charles.
"leo..! " panggil charles.
"ya tuan..? " jawab leo yang masuk ke dalam ruangan charles lalu berdiri di depan meja charles.
"bagaimana kalau malam ini kita ber j u d i.? " ucap charles.
Charles memasuki sebuah tempat megah dengan lampu lampu kristal yang bergelantungan di langit langit.. Disana banyak orang orang kalangan atas yang hadir. Charles bukan hanya tamu di tempat itu, melainkan ia adalah sosok yang dihormati dan dianggap berbahaya.
Charles mengenakan stelan jas hitam yang mahal, begitu rapi tanpa cela, dilengkapi dengan dasi merah maroon berbahan satin yang serasi dengan aura yang penuh percaya diri yang memancar darinya.
Di tengah kerumunan orang orang kelas atas yang tengah tertawa dan berbincang, charles dengan langkah tegapnya menuju meja permainan. Disana sudah ada sahabatnya yang menunggu dan menyambutnya dengan senyuman yang lebar.
"akhirnya kau datang juga.. " ucapnya sambil menjabat tangan charles.. Lalu mereka duduk ditemani oleh beberapa pemain yang lain dan tokoh tokoh yang berpengaruh.
Permainan dimulai dengan begitu tenang hingga saat charles melakukan taruhan besar membuat semangat para pemain tergugah. Saat kartu kartu dibagikan dengan taruhan yang semakin tinggi, segerombolan orang masuk ke dalam tempat tersebut. membuat semua orang menoleh.
Segerombolan orang orang yang mengenakan pakaian hitam, yang di pimpin oleh seorang pria yang auranya tak kalah mengintimidasi dari pada charles.
Dialah kaivan chevalier,. Pria itu tersenyum tipis saat tatapan matanya bertemu dengan charles. Sorot matanya yang tajam membuat charles kembali mengingat seorang penghianat yang menghancurkan ayahnya.
"apa kabar charles..? " sapa kaivan menatap charles.
Charles membalas tatapan kaivan dengan tatapan yang tajam melalui mata birunya itu. Dimata tersebut menampilkan begitu banyak kebencian.
HAPPY READING♥
Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe Sayangku♥