Berkisah Tentang Rizan Penerus DCN corp yang kesal dengan seorang Gadis hingga membawanya pada sebuah pernikahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fonzo manek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjuangan Mengambil Hati Ibu
Arka cukup lega melihat perhatian besar yang di berikan Rizan pada Dokter Riska mengingat saat ini ibunya berusaha menjodohkan Rizan dengan Sandi.
Rudy yang mengabarkan Dokter Riska akan ke ibu kota menggunakan Pesawat Pribadi membuat Dokter Riska kesal .Dokter Riska yang merasa Rizan sudah berlebihan kembali menghubungi Rizan
"Apa yang sudah kamu lakukan ?" Tanya Dokter Riska melalui sambungan telepon
"Apa maksudmu ?" Tanya balik Rizan
"Kenapa kamu begitu berlebihan menyiapkan pesawat pribadi untuk keberangkatanku ke ibu kota ?" Protes Dokter Riska
"Apa kamu lebih menyukai aku menyewa pesawat komersial buatmu ?" Tanya balik Rizan
"Bukan itu maksudku Zan, aku malu sama ibu dan ayah kalau harus pergi menggunakan pesawat pribadi" keluh Dokter Riska
"Itu sudah yang terbaik, jangan membangkang dan menurut saja. Aku akan menjemputmu nanti" sahut Rizan
"Baiklah.... terserah, kamu memang susah di bilangin" ucap Dokter Riska dan langsung memutuskan sambungan.
Kedatangan Dokter Riska membuat Rizan menjadi tidak fokus. Dia cemas dengan ibunya yang saat ini ngebet menjodohkannya dengan Sandi.
Rizan takut ibunya menolak kedatangan Dokter Riska. Hal itu sangat mengganjal di pikiran Rizan.
Sepulang dari kantor Rizan langsung menemui ibunya mengabarkan Dokter Riska akan datang ke rumah.
David yang Dewasa dan pengertian menerima baik kedatangan Dokter Riska berbeda dengan Arindi yang dengan sewot mengatakan jika Sandi juga akan datang bertamu ke rumah mereka besok.
Arindi juga mengatakan pada Rizan kalau Sandi lebih pantas buat Rizan ketimbang Dokter Riska.
David sudah mencoba memberi pengertian pada Arindi namun Arindi tetap kekeh mengundang sandi.
Rizan hanya bisa pasrah dengan keputusan ibunya. Dia tidak ingin membuat ibunya semakin kesal.
Rizan mengosongkan semua jadwalnya besok hanya untuk menjemput kedatangan Dokter Riska.
Tepat pukul 10.00 waktu ibu kota, Dokter Riska tiba di bandara di antar oleh Rudy. Disana sudah di tunggu oleh Arka dan Rizan.
Dokter Riska langsung berhamburan memeluk Rizan tanpa mempedulikan Arka yang sejak tadi tersenyum manis padanya.
"Heiii... apa kamu tidak ingin menyalami paman Arka ?" Ucap Rizan sambil menepuk pelan bahu Dokter Riska.
"Kenapa kamu selalu menangis ?" Tanya Rizan sambil membantu melap Air mata Dokter Riska
Dokter Riska hanya menggelengkan kepala sambil menyalami Arka yang saat ini ada di sampingnya. Arka langsung berbisik pada Dokter Riska
"Jangan menangis Gadis kecilku. Kamu harus tegar dan kuat jika ingin terus berada disisi Rizan. Paman akan selalu ada buat kalian" hibur Arka hanya di balas anggukan Dokter Riska dan langsung kembali ke sisi Rizan.
Rizan langsung merangkul Dokter Riska dan mengucup keningnya dengan mesrah
"Apa kamu merindukanku ?" Tanya Rizan sambil merangkul Dokter Riska menuju mobil di ikuti Arka dan Rudy
Dokter Riska hanya mengangguk sambil mengeratkan rangkulannya pada Rizan.
Arka dan Rudy mengantar Rizan hingga ke rumah Rizan sekaligus ingin memberi pesan jika Dokter Riska dalam pengawasan mereka.
David sangat hangat menerima kedatangan Rizan berbeda dengan Arindi yang sangat culas pada Dokter Riska.
"Ambil lagi hati ibu" bisik Rizan hanya di balas anggukan Dokter Riska.
Setelah menyapa semua di rumah, Dokter Riska di ajak ke dalam oleh David. Dokter Riska sedikit canggung sehingga Dia terus menggandeng tangan Rizan.
Mereka membahas tentang pencarian Dokter Farhan yang hingga saat ini belum menemui titik terang mengenai keberadaan Dokter farhan.
Berbagai cara sudah di lakukan Arka namun tidak kunjung menemukan Dokter Farhan. Dia seperti hilang di telan bumi.
Perusahaan yang bekerja sama dengan Robert juga bodong sehingga David sangat sulit menemukan keberadaannya.
Tanpa mereka sadari, Dokter Farhan sudah menyusup beberapa orang ke dalam lingkaran Arka.
Pembicaraan mereka cukup serius sehingga Arindi harus mengingatkan mereka untuk makan siang.
Kekecewaan Arindi pada keluarga Dokter Riska membuat kehangatan yang dulu di berikan Arindi kini sirna meninggalkan amarah.
Tatapan tidak suka di layangkan Arindi pada Dokter Riska membuat Rizan langsung merangkul Dokter Riska.
Arka dan Rudy yang melihat itu hanya Diam. Mereka hanya berharap Dokter Riska dapat mengambil kembali hati Arindi.
Sehabis makan siang Arka dengan berat hati pamit kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan, Dia mengajak serta Rudy membantunya.
Rizan yang hari ini tidak ke kantor menghabiskan waktu bersama Dokter Riska di ruang keluarga.
Dokter Riska sejak tadi terus saja menempel Rizan dan tidak ingin melepaskannya. Saat sedang bersantai Sandi datang bersama Arindi.
Sandi sangat kaget melihat Dokter Riska ada disana sehingga Dia langsung menghampiri Dokter Riska dan menyapanya.
"Kalian sudah saling mengenal ?" Tanya Arindi sedikit kaget melihat keakraban yang di tunjukan Sandi
"Iya tante, Dokter Riska sahabatku sejak SMA" sahut Sandi dengan polos
"Hmmm.... Baguslah. Itu lebih baik" sahut Arindi ikutan duduk.
Kehadiran Sandi dan Arindi membuat Dokter Riska sedikit menjauh dari Rizan.
Sandi yang bawel dan cerewet terus saja berbicara pada Arindi dan Rizan juga pada Dokter Riska.
"Bagaimana bisa om Benny dan tante Rika mengijinkanmu sendirian kesini ?" Tanya sandi dengan heran
"Aku bosan terus berada di rumah" Keluh Dokter Riska
"Apa kamu tidak ingin bekerja lagi ?" Lanjut Sandi
Dokter Riska tidak menjawab melainkan melihat kearah Rizan yang saat ini ada di sampingnya.
"Sepertinya Dia hanya akan menjadi Dokter pribadi" jawab Rizan dengan santai
"Kak Rizan jangan mengekang Dokter Riska. Masah mudanya hanya di habiskan di rumah karena ayahnya yang terlalu protektif" protes Sandi
"Sandi.... kamu ini bagaimana sih. Rizan akan menjadi calon suamimu. Kenapa kamu malah membelanya" Protes Arindi yang sejak tadi hanya mendengar obrolan mereka.
"Ibu.... jangan membuat kegaduhan seperti itu" sahut David yang datang tepat pada waktunya
"Ibu serius ayah. Ibu cukup kecewa dengan perlakuan keluarga mereka kemarin" kesal Arindi
"Biarkan mereka yang menentukan masa depan mereka bu" nasehat David
"Terserah ayah" sahut Arindi berlalu pergi di ikuti David
Kecanggungan kembali terjadi setelah kepergian Arindi dan David namun Rizan kembali mencairkan suasan.
Dokter Riska yang mendengarkan langsung apa yang di sampaikan Arindi membuat langsung Down.
Bagaimana mungkin Dia bisa bersaing dengan Sandi sahabat akrabnya sendiri juga masih keluarga dekat Rizan.
Sandi dengan bawel meminta Rizan mengajak mereka berkeliling ibu kota mengingat Dokter Riska tidak pernah di ijinkan keluar Rumah oleh orang tuanya.
Arindi kembali bergabung bersama mereka. Dia membawa Snack di tangannya dan hanya memberikan pada Dokter Sandi.
Dokter Riska hanya diam sambil menunduk sehingga Rizan langsung mengambil Snack dan memberikannya pada Dokter Riska.
Sandi sedikit Risih dengan perlakuan Arindi terhadapnya juga Riska namun Dia berusaha untjk tetap biasa saja.
Meskipun di perlakukan seperti itu, Dokter Riska tidak berniat untuk pergi dari sana. Dia memilih untuk tetap disana bersama Rizan.
auto ikut kecewa le 🤭