(Sedang dalam proses perbaikan kata)
Ketika semua teman-temannya sudah menikah dan memiliki keluarga, Aldo seorang pria yang usianya hampir mencapai 30 tahun masih berjuang dalam urusan percintaannya. Ia telah bergonta-ganti pasangan lebih dari 100 kali dengan hubungan yang hanya berjalan selama beberapa Minggu dan tidak pernah lebih dari 1 bulan.
Di tengah sakit hatinya ketika kembali diputuskan oleh pacarnya yang entah sudah ke berapa kalinya, sebuah system kemudian datang untuk membantunya.
[Saya adalah system yang akan membantu Anda untuk menjadi seorang pria sejati, anda terpilih oleh system karena anda merupakan orang paling menyedihkan di dunia ini.]
Kedatangan system dengan banyak kemampuan spesial yang bisa ia dapatkan dengan mudah memanglah mengubah kehidupan Aldo 360 derajat, tapi misi yang diberikan oleh system juga sangatlah tidak masuk akal.
[Menikah dan membuat 10 anak. Hadiah: 1 miliyar Poin System, 1 miliyar Poin Kemampuan, 100 Miliyar Dollar, 100 tahun t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 7: Menyelesaikan Misi Harian (Revisi)
Keesokan harinya, Aldo terbangun dengan perasaan lebih segar dibanding biasanya. Kasur dan bantal yang empuk, serta minimnya nyamuk di kamar, membuat tidurnya begitu nyenyak.
Bahkan, tidak ada suara tikus di atas plafon yang biasa mengganggu malam-malamnya. Ini adalah salah satu momen langka di mana Aldo benar-benar merasa bahagia saat membuka mata di pagi hari.
Setelah bangkit dari tempat tidur, Aldo membuka jendela kamar. Sinar matahari pagi yang lembut dan udara segar langsung menyapanya, memberikan energi baru. Ini sangat berbeda dari tempat tinggalnya sebelumnya, di mana setiap pagi ia harus mendengar suara gaduh rubah betina.
Saat sedang menikmati pagi, layar transparan muncul di depannya, menampilkan tugas rutinnya:
- Joging sejauh 1 km
- Push-up sebanyak 30 kali
- Sit-up sebanyak 30 kali
Hadiah yang dijanjikan adalah 10 poin sistem, 10 poin kemampuan, dan uang tunai Rp10.000,00.
"Sepertinya ini akan menjadi kebiasaanku setiap hari," pikir Aldo sambil tersenyum kecil. Dia merasa sedikit menyesal telah melewatkan misi hari sebelumnya karena kesibukannya.
Pintu kamarnya diketuk tiga kali, diikuti suara Myra dari luar.
"Aldo, kau sudah bangun? Saatnya sarapan!"
"Baik, aku segera ke sana!" balas Aldo.
Aldo bergegas menuju ruang makan. Di sana, Pak Suman dan Myra sudah duduk, menunggunya.
"Maaf kalau aku terlambat," ucap Aldo sambil tersenyum canggung.
"Tidak masalah. Anggap saja ini rumahmu sendiri," jawab Pak Suman dengan ramah.
Mereka bertiga menikmati sarapan bersama. Seperti biasa, Pak Suman yang menyiapkan makanan karena kemampuan memasak Myra tidak terlalu baik. Meski begitu, Myra senang bisa membantu ayahnya di dapur.
Setelah sarapan selesai, Myra bersiap pergi ke sekolah. Saat Aldo menawarkan bantuan untuk mencuci piring, Myra menyambutnya dengan senang hati.
"Kalau begitu, aku berangkat dulu, Pa," ucap Myra sambil mencium tangan ayahnya. Dia lalu menghampiri Aldo dan mengulurkan tangannya.
"Salim!" katanya, mengingatkan Aldo yang terlihat bingung.
"Oh, baiklah."
"Terima kasih, Om," ucap Myra dengan ceria sebelum pergi.
Aldo mendengus kesal. "Lagi-lagi aku dipanggil Om," gerutunya, meski sebenarnya dia tidak bisa marah pada gadis itu.
Sebelum pergi, Myra sempat bertanya, "Pa, nanti Papa ke rumah sakit juga kan?"
"Tentu saja. Papa harus membawa sarapan untuk ibumu," jawab Pak Suman lembut.
Melihat interaksi hangat itu, Aldo merasa penasaran.
"Memangnya Bibi sakit apa, Paman?" tanyanya hati-hati.
Pak Suman tersenyum sedih. "Istriku menderita penyakit jantung koroner. Seharusnya dia bisa dioperasi saat kondisinya belum parah, tapi keadaan keuangan kami waktu itu..."
Dia tidak melanjutkan, namun Aldo sudah memahami betapa beratnya situasi keluarga itu.
"Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Bibi," ucap Aldo tulus.
Pak Suman tersenyum. "Kau orang baik, Aldo. Seandainya putri pertamaku masih ada, aku yakin kalian berdua akan cocok."
Aldo hanya mengangguk, merasa canggung dengan ucapan itu.
Setelah berpamitan dengan Pak Suman yang hendak ke rumah sakit, Aldo bersiap menjalankan misi hariannya. Ia memakai kaus putih, celana pendek, dan sepatu lamanya sebelum memulai joging di sekitar lingkungan.
Matahari masih ramah, sehingga joging sejauh 1 kilometer terasa menyenangkan. Setelah itu, Aldo melanjutkan dengan push-up dan sit-up di taman dekat rumah. Meski tampak sederhana, latihan ini cukup melelahkan karena sistem menghitung setiap gerakan dengan sangat teliti.
"Ugh, melelahkan..." gumam Aldo sambil meneguk air mineral. Meski capek, ia merasa puas berhasil menyelesaikan misinya.
Setelah beristirahat sejenak, Aldo memutuskan untuk memeriksa statusnya.
"Tampilkan statusku, Sistem," pintanya.
Sistem langsung menampilkan data di layar transparan:
Nama: Aldo
Usia: 27 tahun
Atribut:
- Kekuatan: 21
- Ketahanan: 27
- Kelincahan: 25
- Kecerdasan: 35
- Kharisma: 41
Kemampuan Spesial:
- Taekwondo Lv1
- Tentara Lv1
- Gitar Lv1
- Memasak Lv1
- Menyanyi Lv1
Poin Sistem: 160
Poin Kemampuan: 460
Aldo terkejut melihat peningkatan atributnya, terutama kekuatan dan ketahanan yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
"Sepertinya kemampuanku meningkat sejak kejadian terakhir," pikirnya.
Setelah membaca deskripsi kemampuan Taekwondo, Aldo merasa ini adalah investasi yang baik untuk masa depan. Ia memutuskan menggunakan sebagian poinnya untuk meningkatkan kemampuan bertarung.
Dengan semangat baru, Aldo bertekad menghadapi hari-harinya dengan lebih baik.
kapan2 dukung karya abal2ku ya suhu...judule 'Psikiater, psikopat dan Pengkhianatan... trmksh...
itu pun kalau gak keikut arus 🤭🤭🤭
apa author gak tahu harga kos sederhana dan layak 😂😂😂🤣🤣
maaf thoor