Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon madu
Di kediaman ibunya Hendri. Di ruang tamu ada Hendri,ibunya, kakak-kakaknya dan Siti.
Mereka saling debat apa lagi Siti,sudah marah kepada keluarga Hendri.
Siti, selalu memberikan uang kepada ibunya Hendri,dengan iming-iming rayuan maut,hingga Siti rela mengeluarkan uang banyak.
"Sudah satu minggu bu,tidak ada hasilnya.aku sudah banyak mengeluarkan uang kepada kalian, pokoknya besok kita menikah Hend,". Tegas Siti.
Ibu dan kakaknya Hendri,hanya diam menciut melihat Siti,sudah marah menatap tajam ke arah mereka.
"Ibu,tega sekali menjual ku kepada Siti bu,". Tanya Hendri.
"Kok nyalahin ibu sih Hend. Yang salah itu istri mu yang tidak becus, nganggur aja kerjaan nya,". Sahut Ambar
"Kamu berani ha, membela istri durhaka seperti Ayunda,lebih baik kamu besok menikah dengan Siti. Ibu tidak mau tau itu,". Ucap sang ibu dengan lantang
"iya Hend,kami semua setuju bahkan istri kamu saja tidak keberatan untuk menikah lagi,". Sahut Neli kakak kedua Hendri.
Karena sudah terpojok Hendri, mengiyakan jika dia mau menikah besok.
Betapa girangnya hati Siti, mempunyai suami muda dan tampan. Walaupun hanya seorang bengkel.
"iya bu, Hendri. mau menikah dengan Siti,". jawab Hendri dengan pelan.
"Bagus,kalau begitu besok kita menikah,gitu aja kamu banyak mikir sayang,". Kata Siti,tengah bergelut manja di lengan Hendri.
Terpaksa lah aku menikah dengan dia,lagian aku juga tidak kehilangan Ayunda,bukan.sepertinya enak punya istri dua, batin Hendri
"Ibu jadi senang dengarnya,kalau kamu jadi mantu aku sit,". Kata sang calon mertua.
"Iya,mba juga senang dengarnya,".
*****
Semua orang sibuk menyiapkan pernikahan Hendri dan Siti.
Karena permintaan Hendri,hanya pernikahan biasa ijab Kabul tanpa pesta-pesta segala.
Ayunda, tersenyum kecil saat melihat rumah calon madunya itu tengah di rias bunga-bunga. Rumah Ayunda dan Siti sangat dekat tinggal berseberangan jalan. Dia melihat dari halaman rumah.
Sangat cepat tersebar tentang berita pernikahan Hendri dan Siti. Bahkan para tetangga sudah mengetahui nya jika mereka mau menikah siapa lagi kalau sang ibu Hendri,menyebar luaskan gosip anaknya.
Entah mengapa Ayunda, hanya menganggap semua itu tidak lah penting baginya.
"Yang sabar ya yu,". Ucap Salah satu tetangga Ayunda.
Karena ingin mencari simpati kepada orang-orang,tentu saja Ayunda ekting sesedih mungkin tapi dalam hati ia tertawa lepas.
"aku sabar kok bu,". Jawab Ayunda kepada tetangganya yang sudah berumur.
"Iya yu,aku heran aja sama mereka padahal kamu itu menantu yang baik, selalu bekerja keras dan memberi kan uang kepada mertua mu,tapi mereka memperlakukan kamu dengan buruk,".
Sekarang di teras rumah Ayunda,sedang rame.biasa ibu-ibu kumpul gosip.
"Kamu mau aja yu di madu,kalau aku ogah,".
"Aku juga gak mau bu, tapi mas Hendri,gak mau menceraikan saya,". Jawab Ayunda, dengan mata berkaca-kaca
"Mertua mu itu baik kepada Siti,pasti dia sudah memberikan uang yang banyak, sehingga mertuamu mendukung hubungan mereka,aku geram sekali kepada mertuamu tu yu,". Sahut salah satu ibu-ibu di situ
"Coba aja Siti,itu miskin mana mau mertuamu merestui anaknya menikah dengan Janda,".
Dan banyak lagi guncingan dari ibu-ibu lainnya, Ayunda tersenyum puas mendengar perkataan ibu-ibu karena telah membela dia.
Banyak juga para tetangga nampak tak suka dari keluarga Mertuanya termasuk suami Ayunda.
Akhirnya semua orang nampak tak suka kepada kalian,batin Ayunda.
Karena lelah menghadapi para ibu-ibu, Ayunda pamit untuk masuk kedalam rumah.
Tak berselang lama sang suami datang menemui Ayunda,di dalam kamar.
"Kamu apakan ibu-ibu diluar sana yu, mereka nampak tak suka kepadaku,". Tanya Hendri.
"Itu semua karena kamu mas,kamu telah menikah lagi tanpa menceraikan aku,". Jawab Ayunda
"kan aku sudah bilang yu, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan kamu, paham ha,".
"Iya aku paham,". Jawab Ayunda dengan santai.
"Aku lapar, cepat masak sana,". Suruh sang suami
"Mie instan nya habis mas,sudah aku masak untukku tadi,".
"Ck, terus aku makan yu,aku lapar. Aku ini masih suami kamu jadi wajib melayani aku,".
"Iya,tapi mana uangnya untuk beli bahan makanan biar aku masak,".
"Gak ada, seribu rupiah pun juga tidak di dompet ku,". Bentak Hendri.
Ia kesal kepada Ayunda.
"Ya sudah,gak jadi masak aku,".
"Kamu ini yah yu,sudah aku bilang kerja-kerja malah nganggur, bukannya menenangkan pikiran suami malah di tambah jadi beban,". Geram Hendri kepada istrinya tanpa memikirkan dirinya
"Sabar mas,ini belom seberapa,apa lagi di tambah sama siti, istri mudamu nanti, jangan-jangan kamu cepat tua banyak pikiran,". Kekeh Ayunda.
Ia sengaja mengejek suaminya itu
Hendri, langsung bergidik ngeri saat membayangkan perkataan Ayunda,apa yang di katakan istri nya emang benar. satu saja sudah pusing apa lagi dua.
menurut harus yang betul.