NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhirku (Kamu Bukan Pembawa Sial)

Pelabuhan Terakhirku (Kamu Bukan Pembawa Sial)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Berondong / Nikahmuda / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa
Popularitas:437.6k
Nilai: 5
Nama Author: Melisa

Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial


Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.


Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.


Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??


Ataukah Gilang akan mundur??


Inilah kisahnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita berjumpa lagi

Saat hidup memaksa kita menjadi lebih dewasa dari umur maka terjadilah pergulatan batin dan pikiran agar sejalan.

Mudah ketika diucapkan tapi sulit untuk dikerjakan.

🌸

🌸

🌸

Alisa pulang dari pasar dengan wajah yang lelah, karena baru saja selesai belanja untuk persiapan jualan besok.

Dari jauh Ia melihat ada sebuah motor sport bewarna merah. Ia heran siapa yang sedang bertamu kerumahnya disaat dirinya sedang tak ada dirumah.

Alisa berjalan cepat sampai keringat membasahi tubuhnya. Sejenak ia berdiri terpaku didepan pintu. Ia melihat ada sepasang sepatu seperti sepatu anak sekolahan.

Alisa sudah berpikir macam-macam. Ia mengira kalau anak gadisnya membawa teman lelakinya bertamu kerumah. Ini tidak bisa dibiarkan!

''Assalamualaikum...''

Matanya tertuju kearah pemuda yang sedang duduk lesehan dilantai rumahnya. Dirinya kaget bukan main.

Mengapa pula pemuda ini ada dirumahnya? Dari mana ia tau rumah mereka?? Alisa diam terpaku memandang Pemuda itu begitu juga Pemuda itu.

Ada rasa aneh yang menjalar dihatinya saat menatap matanya, tak mau berlama-lama lama Alisa memutus kontak mata nya. Ia menunduk kemudian melihat anaknya.

Putrinya merasa takut melihat Mak nya berubah, raut wajah datar nan dingin membuat aura disekitar nya terasa mencekam.

Membuat bulu kuduknya berdiri. Putrinya hanya menunduk demikian juga putranya Ia tak berani memandang wajah Mak nya.

Sungguh mereka saat ini sangat takut. Mak nya wanita yang lembut ketika berbicara. Tapi dibalik lembutnya itu, ia sangat tegas. Membuat anak-anak nya tak berkutik sama sekali.

Gilang melihat perubahan diwajah anak anak Alisa, Ia jadi heran mengapa anaknya sebegitu takut terhadap Mak nya.

Apa yang tersembunyi didalam diri ibu mereka. Sungguh ini membuat rasa penasaran Gilang, makin bertambah dengan sosok Alisa.

''Kak?'' panggil Alisa.

Putri sulungnya berjalan dengan menunduk, tak berani menatap. Ia tau Mak nya sedang dalam mode disenggol bacok.

''Semoga Mak nggak marah ya Allah...'' Batinnya.

''I-iiya Mak..''

''Bawa ini kebelakang! Udah buat minum untuk tamunya kak?'' tanya nya

''U-uudah Mak...'' sahutnya.

Gilang diam saja, ia hanya memandang saja interaksi antara ibu dan anak itu.

''Adeknya nangis nggak Bang?'' tanya Alisa pada putra nya.

''E-e-enggak Mak.. a-aadek anteng kok..'' jawabnya terbata, sambil terus mengayunkan adiknya dalam ayunan tanpa memandang Alisa.

Alisa yang melihat Gilang disana berbalik dan bertanya.

''Maaf.. ada apa ya kamu datang kemari? Apakah uang yang saya tinggalkan kemarin kurang?''

Gilang yang mendengar suara Alisa yang begitu lembut, namun ada ketegasan didalamnya, bertambah jatuh hatinya pada wanita dewasa itu.

''Nggak kok Mbak, kebetulan saja saya lewat dan mampir kesini,'' ucap Gilang dengan senyum manisnya

Alisa hanya memandangnya tanpa ekspresi.

''Oh.. saya kira kamu mau menagih lagi uang kamu! Lain kali jangan bertamu, disaat saya tidak ada dirumah! nanti akan menimbulkan fitnah oleh warga.'' Ujarnya, tetap dengan wajah datar.

Gilang hanya tersenyum, dia tak menyangka wanita ini mengusirnya dengan cara halus. Tapi itu tidak menyurutkan niat Gilang untuk lebih mengenal Alisa. Malah ia merasa tertantang dengan wanita ini.

''Maaf sekali Mbak, saya tak bermaksud tadi, saya sedang melewati jalan ini untuk kerumah teman saya, tak disangka saya melihat anak Mbak sedang jemur pakaian diluar. Jadilah saya mampir kesini! Maaf Mbak, jika kedatangan saya mengganggu Mbak.. saya hanya ingin bersilaturahmi saja apa salah ya Mbak?'' tanya Gilang dengan sopan.

''Kamu nggak salah, hanya wajahmu yang membuatku tak nyaman..'' gumam Alisa tapi masih bisa didengar Gilang.

"Aneh! ada apa memangnya dengan wajahku?''

"Apakah ada beleknya?''

"Ada apa dengan wajahku Mbak ?" bisik hati Gilang.

''Baiklah silahkan diminum tehnya! saya kebelakang dulu..''ujarnya seraya berlalu.

Walaupun ia tidak menyukai Gilang, tapi ia tetap menghargai tamunya.

Setelah Alisa kebelakang, Lana celingak celinguk memandang kebelakang, Gilang yang sedang duduk sambil minum teh melihatnya terkekeh geli.

''Abang kenapa celingak-celinguk begitu??'' tanya Gilang dengan sedikit senyum di bibirnya.

''Ssssstttt.. diem dulu Om nanti Mak denger bisa berabe! Abang bisa dimarahin!''

Gilang semakin terkekeh.

''Marah kenapa memangnya??'' tanya Gilang dengan suara pelan sambil berpindah duduk dekat Lana.

''Om nggak tau aja! Mak kalau ngomong memang lembut, tapi dibalik lembutnya itu tersimpan sisi lain Om..'' ujar Lana.

''Maksudnya??''

''Iya, Mak kalau udah marah kayak singa ngamuk Om! Takut Abang! Mak orangnya akan baik jika orang itu baik, Mak akan berubah jadi singa ngamuk kalau dirinya terganggu Om..'' jelas Lana.

Seru nih kayaknya mengorek informasi tentang ibunya dari anak sendiri, pikir Gilang. Bukan bermaksud lain, hanya ingin tau seperti apa sisi lain dari wanita pujaan hatinya ini.

''Contohnya?''

''Contohnya, ya.. kemarin aja saat Abang ditampar dan dipukul oleh Abang-abang tawuran, Mak ngamuk membalas tampar dengan lebih banyak lagi! ngeri Om, lihatnya! sebenarnya Abang kaget sih, lihat perubahan yang terjadi pada diri Mak! kok bisa Mak Abang yang nggak pernah marah-marah bisa jadi garang kayak begitu.'' Ujar Lana seraya menerawang Alisa dari jauh.

Gilang tersenyum.

''Terus apa yang Abang takutkan dari Mak nya Abang? beliau kan lembut dan sopan pula! Tadi contoh nya sama Om nggak marah marah tuh!'' imbuh Gilang. Membuat Lana menggeleng.

''Sebenarnya Mak itu selama ini sakit Om..'' lirih Lana.

''Sakit?? Sakit apa?? Tapi kayaknya nggak mungkin deh, Om lihat baik baik aja!''

''Bukan fisiknya Om, tapi hatinya...''

Gilang melihat perubahan diwajah Lana menjadi sendu.

''Hoo.. maaf ya Om, udah banyak tanya-tanya sama kamu..'' Gilang tak jadi bertanya lagi karena melihat perubahan diwajahnya Lana menjadi sendu. Ia yakin pasti ada sesuatu yang terjadi dengan ibunya.

''Tak apa Om..'' sahutnya.

Sesaat setelahnya, mereka diam tanpa kata. Hening, itulah yang terjadi saat itu. Berbeda dengan yang dibelakang, Ira merasa dirinya sekarang dalam masalah.

Ia menarik nafas dalam-dalam mempersiapkan diri sebelum di interogasi oleh Mak nya. Ibarat kursi pesakitan yang sedang menyidang tersangka nya.

''Ada yang mau dijelaskan Kak??'' tanya nya, tanpa melihat putrinya dia terus saja mengeluarkan bahan bahan untuk membuat risoles dan es dawet.

''Om Om itu datang disaat Mak tak lama keluar dari rumah untuk kepasar..''

Alisa membalikkan badannya menghadap Ira yang menunduk tak berani memandang dirinya

''Om ??''

''I-iiya Mak, ia mau dipanggil Om saja katanya..''

Alisa menghela nafasnya.

''Ya sudah, lain kali jangan seperti ini lagi ya. Mak takut, kita kan baru di komplek ini. Kakak kan tau apa yang Mak takutkan??''

''Iya Mak, kakak paham..'' balasnya.

''Sekarang temani adikmu sampai tamu itu pulang.'' Imbuhnya, kemudian ia mengusap kepala anaknya yang tertutup hijab dengan sayang.

''Iya Mak .. Kakak kedepan dulu ya!''

''Hem..''

Ira keluar dari dapur menuju adik-adiknya. Dia masih melihat pemuda tadi masih terduduk disana sambil melihat adiknya yang masih kecil.

''Lucu ya Bang, ia tersenyum senyum sendiri..''

''Ini baru sedikit Om, ada yang lebih lucu lagi ketika adek nguletkan biasanya suara atas keluar suara bawah pun keluar Om!''

''Maksudnya gimana?? Suara atas suara bawah?''

''Iya, maksudnya ehm ehm gitu Om, sama kentutnya juga keluar.. Abang sama Kakak sering tertawa melihatnya! lucu Om!''

Ira dan Alisa hanya mendengar kan saja mereka pun ikut terkekeh geli.

Cepat juga ni anak akrab sama anak anak..

Sebenarnya kamu siapa??

Tujuanmu apa datang kesini??

Wajahmu itu begitu mirip dengan nya..

Aku tak ingin suatu saat kamu menginginkan hal lain selain hanya ingin bertamu.

Aku sudah menutup rapat rapat hatiku untuk semua pria, baik tua maupun muda.

Semoga setelah ini kita tidak berjumpa lagi.

''Iyakah? lucu kamu ya Dek? Ya sudah kalau begitu, Om mau pamit pulang! hari sudah semakin sore. Kalau nanti ada waktu Om, akan mampir lagi kesini..'' imbuhnya sambil mengusap kepala Lana dengan sayang.

''Woke Om...!!'' sahutnya senang.

''Kakak.. Om pamit ya? Bilangin ke Mak, Om pamit mau pulang hari pun sudah gelap kayaknya mau turun hujan.'' Ujarnya, seraya memandang keluar rumah.

''Iya Om, hati hati..'' sahut mereka berdua.

Saat Gilang ingin keluar dari pintu bertepatan hujan pun turun. Dari arah belakang Alisa yang mendengar suara hujan, berlari ingin mengangkat jemuran tak disangka dirinya menubruk Gilang yang sedang berdiri didepan pintu.

Gilang terkejut dan berbalik dengan cepat. Karena ulahnya itu, Alisa hampir terjengkang kebelakang. Beruntung Gilang begitu gesit dan cepat menangkap tubuh Alisa.

Jadilah seperti adegan film film, yang si pemuda sedang memeluk si wanita saat ingin terjatuh, ditambah suasana pun mendukung dengan hujan deras.

Mereka terdiam terpaku saling memandang dengan jantung yang bergemuruh..

Deg

Deg

Deg

Gilang terus saja memandang Alisa tanpa berkedip, begitu juga dengan Alisa. Tapi semua itu buyar seketika, saat mendengar suara Ira yang teriak.

''Maaakkkk... bantuin Kakak! jemurannya basah semua iniiiiii!!'' pekik Ira.

Rupanya tadi, Ira sudah duluan kedepan karena dia melihat cuaca yang berubah menjadi mendung.

Gilang Dan Alisa tersentak kaget. Gilang melepaskan rangkulannya dari Alisa dan salah tingkah sendiri, begitu juga dengan Alisa wajahnya terasa panas.

''Maaakkk.. ayo dong! kok malah bengong sih?! Kakak basah kuyup iniii...'' pekik Ira lagi.

Gilang yang tersadar, langsung saja berlari menuju ke depan untuk membantu mengangkat jemuran. Tapi sayang, semuanya jadi basah.

Termasuk Gilang. Dirinya basah kuyup dengan seragam sekolahnya.

Alisa yang melihatnya jadi terdiam. Mata nya terus saja memandang Gilang, yang sedang menggeser motornya keluar.

Gilang ingin pulang saat itu juga, tapi mendengar ucapan Lana membuat ia senang seketika.

''Mbak.. saya pamit mau pulang! terimakasih tehnya!'' ucap Gilang, sambil mendorong motornya keluar.

Alisa hanya diam saja. Tiba tiba Lana nyeletuk, membuat Alisa melototkan matanya.

''Mak.. Om Gilang basah tuh! masa' dibiarin sih pulang dengan keadaan kayak gitu?? Mak kan sering mengajari Abang, kalau ada tamu itu hormati! lalu, kalau ada orang lagi kesusahan ditolong! gitukan mak??'' Alisa melototkan matanya. Mengapa pula anaknya jadi pintar begini sih haishhh..

''Nggak pa-pa Bang, Om pulang aja! nggak enak, udah mau Maghrib juga.''

''Nggak bisa Om! baju Om, itu basah! nanti Om sakit lagi! siapa yang susah? Mak nya Om kan??'' kekeuh Lana.

Gilang tersenyum kaku melihat Alisa yang diam saja.

''Mak.. ajak dong Om masuk, kasian...'' bujuk Lana

''Ehemm, baiklah! mari masuk! ganti bajumu. saya akan menyiapkan air hangat untuk kamu mandi.'' ucapnya seraya berlalu pergi.

Gilang terkejut dengan perkataan Alisa.

''Eh, eh nggak usah Mbak! nggak enak saya jadi ngerepotin Mbak..''

''Sudah ayo masuk!'' ajaknya

Gilang begitu senang hingga bibirnya tak henti hentinya tersenyum.

''Terimakasih Mbak...''

Alisa tersenyum, membuat Gilang terpesona melihatnya. Tanpa sadar, Ia memuji Alisa membuat si empu melototkan matanya lagi.

"*Mb**ak cantik jika sedang tersenyum! aku suka* !!" imbuhnya tanpa sadar.

Raut wajah Alisa yang tadi tersenyum kini berubah datar dan dingin. Sedingin air hujan yang sedang turun dengan derasnya.

Mampus gue!

💕

like dan komennya jangan lupa ya..

TBC

1
Surya Hermawan
lho sy kira sambungan dari kisah pertama si ibra dan indah !!!/Smug//Smug//Smug/
Ika
gatel banget alisa sama brondong serasa cantik sampai anaknya gak dipeduliin.. si alisa terlalu ngedepanin nafsunya
Suyatno Galih
dr bab pertama br komen, aneh aja tragedi di komplek perumahan kendaraan kok ngebut ya thor, emang boleh
nuraeinieni
ceritax bagus dan keren,,,,,👍👍👍👍👍👍👍
Ir Ma
Biasa
Melisa Author: Terima kasih sudah memberikan nilai yang begitu memuaskan. semoga ke depannya lebih baik lagi. Semoga jari Anda mendapatkan pahala karena sudah mau membaca cerita recehan saya!
total 1 replies
Ersa
oh ini to benang merah masalalu gilang Alisha
Ersa
ya Allah 🥹
Ersa
alhamdullillah restu sdh turun...ingat jsnjimu ya mama Dewi siapapun yg jd ibu susu baby ray kamu restui jika dia yg jd ibu sambung juga
Ersa
terharu🥹
Ersa
Kevin
Ersa
gak usah diingat2 nanti shock Kali tahu segaka toko emas, baby shop, hp, supermarket,restoran, bakery semua atas nama Alisha 😀
Ersa
lanjut
Ersa
pasti dijebak dikasih obat pe rang sang
Ersa
kamu kan bisa ceraikan vita sesuai ucapan papa angga yg Penting nikah utk memenuhi sumpah setelah nikah terserah mo cerai atau bgmn
Ersa
Lana mulutnya boncabe...🙈
Ersa
😭😭
Ersa
nanti saat mama Dewi mendaftarkan perniksjsn gilang -vita gak bisa dong krn sdh tercatat sbg Suami Alisha
Ersa
harusnya aku baca novel yg ttg Alisha & Emil dulu ya...🤭
Melisa Author: Tak apa. kan nanti bisa baca lagi? kalua kamu suka?😁
total 1 replies
Ersa
Raga? sapa ya? apakah ada yang kulewatkan baca dipart part sebelumnya?
Ersa
sapa sih? penasaran aku. Andi bukan ya. tapi mau kuliah ke.inggris?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!