NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:891
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Motor Angga berhenti di depan rumah Ana. Gadis itu turun dari motor Angga. “Makasih, Ga.” Ana membuka helm lalu menyerahkannya pada Angga.

Angga menerima helm itu seraya tersenyum. “Masuk, gih! Ganti baju terus makan,” ucap Angga lalu tangannya mengacak-acak puncak rambut Ana.

“Lo, nggak sekalian ikut makan. Udah lama kita nggak makan bareng,” ucap Ana.

“Lain kali, ya. Udah sana masuk!” Angga membalikkan tubuh Ana.

Gadis itu berjalan maju lalu menoleh ke belakang sambil melambaikan tangan seraya tersenyum. Angga balas tersenyum lalu menjalankan motornya tanpa menyalakan mesin. Rumahnya di samping rumah Ana jadi, ia hanya berjalan menaiki motor.

Lelaki itu lalu turun dari motor kemudian melangkah menuju pintu. Ia membuka pintu tidak lupa mengucapkan salam. Sang ibu menjawab salam tersebut dari ruang keluarga.

Angga mendekati ibunya lalu mencium tangan Rita. “Kenapa wajah kamu tidak bersemangat gitu? Capek, ya? Atau lapar?” tanya Rita.

“Dua-duanya,” jawab Angga.

“Ya udah, sana ganti baju terus makan.” Rita lalu mengalihkan pandangan dari Angga ke televisi yang sedang ia tonton.

Angga melangkahkan kakinya menuju kamar. Baru saja ia menaiki dua anak tangga, ibunya berteriak, “Ga, tadi kamu pulang sama Ana?”

“Iya!” jawab Angga sedikit kencang agar ibunya dapat mendengar.

“Terus kenapa nggak ajak dia makan di sini?” tanya Rita.

“Iya, nanti abis Angga ganti baju!” jawab Angga. Ia lalu melanjutkan menaiki tangga.

Sementara itu, di rumahnya, Ana sudah berganti baju ia sedang duduk di atas tempat tidur sambil bicara di telepon.

“Gue belum tahu mana lanjut ke mana, gue bingung,” ucap Ana pada si penelepon.

“Emang cita-cita lo, apa?” tanya seseorang di seberang telepon.

“Nah, itu dia. Gue nggak tahu, Sen,” jawab Ana. Bukan ia tidak punya cita-cita, tetapi ia merasa tidak mampu mewujudkan cita-citanya itu. Terlalu berat untuk ia yang tidak terlalu pintar dan santai.

“Gini, deh. Hobi lo, apa?” tanya Seno lagi. Ya, Senolah yang menelepon Ana.

“Hobi gue, baca novel, dengerin musik, nonton film, jalan-jalan, oh ya, sama makan.” Ana tersenyum menyebutkan hobinya.

Terdengar suara tawa dari seberang sana.

“Makan bukan hobi, Ana, tapi kebutuhan. Kalau nggak makan mati, dong!”

Ana ikut tertawa. Setelah berganti baju tadi Seno meneleponnya. Sahabatnya itu meminta saran memilih universitas. Ujian akhir memang tinggal menghitung hari.

Teman-temannya sudah mulai memilih universitas mana yang mau mereka masuki, bahkan sudah ada yang daftar dan ikut tes masuk. Sedangkan Ana, masih belum dapat menentukan pilihan.

“Iya, ya. Untung nggak gue jawab, hobi gue bernapas.” Ana terkekeh mendengar leluconnya yang receh.

Seno kembali tertawa. Setelah beberapa detik, Seno kembali bicara, “Lo, nggak bareng Angga kuliahnya?”

“Nggak tahu, Angga aja belum tahu dia mau kuliah di mana?” jawab Ana.

“Oh, jadi lo masih nunggu Angga, karena Angga belum bilang kuliah di mana, makanya lo juga belum tahu kuliah di mana, gitu?” tanya Seno.

“Eh, nggak gitu, ya! Gue bukan mau ngikutin Angga. Emang belum tahu aja passion gue di mana.” Ana cepat menyanggah ucapan Seno. Meskipun sebenarnya awalnya memang ia menunggu keputusan Angga dan berniat kuliah di tempat yang sama dengan Angga.

Namun, ia akhirnya sadar, tidak selamanya ia harus dengan Angga. Terlebih setelah merasakan perasaan aneh melihat Angga dengan gadis lain. Ia tak mau merasakan itu ketika kuliah nanti. Hanya saja ia benar-benar tidak tahu mau ambil jurusan apa?

“Oke, kenapa nggak kuliah sesuai hobi lo?” tanya Seno.

“Sesuai hobi gue?” tanya Ana.

“Iya, misalnya lo hobi baca novel, kenapa nggak lo ambil jurusan sastra dan bahasa, siapa tahu lo bisa jadi penulis atau editor atau menjadi penerbit,” ucap Seno.

Ana berpikir sebentar, ia lalu tersenyum. “Lo, benar. Kenapa gue nggak kepikiran gitu, ya? Makasih, Sen, sekarang gue tahu yang gue mau.” Ana sangat bersemangat.

“Oke, sekarang lo tinggal cari universitas yang bagus. Mau di dalam atau di luar?” tanya Seno.

“Apanya yang di dalam atau di luar?” tanya Ana.

“Kuliahnya Ana, di Indonesia atau di luar negeri. Emang lo pikir apa?” Seno tertawa di sana.

“Ngomong yang jelas, dong!” ucap Ana kesal, sebenarnya ia malu.

Tiba-tiba perutnya berbunyi. “Sen, gue makan dulu, ya. Perut gue udah nyanyi terus dari tadi,” ucap Ana.

“Oke, selamat makan. Jangan makan yang pedas-pedas, bye!” Seno menutup teleponnya.

Ana kemudian meletakkan ponsel di atas meja lalu segera keluar dari kamar. Begitu Ana sampai di ruang makan, ponselnya berbunyi. Ana tentu saja tidak mendengarnya.

“Kok, nggak diangkat. Tadi, sibuk sekarang nggak diangkat. Ana habis teleponan sama siapa?” tanya Angga.

Berkali-kali menelepon Ana, tetapi Ana sedang bertelepon dengan seseorang. Angga ingin mengajak Ana makan di rumahnya. Tidak ada pilihan lain, ia ke rumah Ana untuk mengajak secara langsung. Padahal tadi Ana sudah memintanya untuk makan bareng, tetapi ia tidak.

Angga berhenti di depan pintu. “Malu banget, nggak, sih? Tadi gue tolak makan bareng Ana, terus sekarang gue ajak dia makan bareng. Nggak jadi, deh!”

Angga kembali berbalik. Ia menuju ruang makan. “Lho, Ana-nya mana?” tanya Rita.

“Ana, udah makan,” jawab Angga.

“Oh.” Rita tidak bertanya lagi.

Angga makan dengan tenang. Setelah makan ia naik kembali ke kamarnya.

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!