Aditya Wijaya prakasa(35 tahun), atau biasa dipanggil Aditya..adalah seorang CEO tampan dan juga duda kaya raya,memiliki kecerdasan diatas rata2, Aditya adalah seorang laki - laki yg baik dan penyayang, karena masa lalu nya bersama mantan istrinya yang dulu pernah selingkuh darinya.. kini Aditya menjadi seorang yang dingin, cuek, arogan, dan tidak percaya lagi akan cinta..
Nabila sanjaya(25 tahun) adalah seorang Janda muda yang memiliki 2 orang anak,memiliki paras cantik,sangat penyayang, humoris,tegas, pekerja keras, dan baik hati..
bagaimana jadinya ya kalau si duda tampan dan cuek itu bertemu dengan Nabila si janda muda yang sangat baik hati dan penyayang itu.. akankah Aditya berubah dan percaya akan cinta sejati..
stay tune ya teman..☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virsya eldina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
" Tok..tok.. tok.."
" Tuan.. tuan.. " panggil Haris dari luar kamar pribadi Aditya.
Haris langsung menundukkan kepala nya di depan Aditya yang tiba - tiba saja membuka pintu kamar dengan pakaian yang sudah rapi.
" Maaf Tuan, saya kira Tuan belum bangun "
" Sebentar lagi meeting kita di mulai Tuan "
" Ya aku tau " ucap Aditya dingin dan langsung menuju meja kerja nya.
" Maaf Tuan, apa saya perlu belikan makan, dari tadi siang Tuan belum makan apa - apa "
" Terserah " jawab Aditya yang masih dengan sikap cuek nya.
Harris bergegas keluar menemui Lula sekretaris Aditya.
" Lula "
" ohh ia pak ada apa "
" Tolong kamu ke lantai 2 belikan Pak Aditya makanan" suruh Harris sambil memberikan uang selembar seratus ribu rupiah kepada Lula.
" Baiklah Pak " jawab Lula.
" Oh ia apa kamu sudah makan siang " tanya Harris.
" Hmm saya Pak " tanya Lula tidak menyangka karena baru kali ini Harris perhatian kepadanya.
" Ia kamu, kalau bukan kamu siapa lagi " jawab Haris dingin.
" Ii.. ii.. aa Pak maaf, tadi saya sudah makan Pak "
" Oh " jawab Haris cuek.
" Ya sudah kalau begitu, kapan kamu jalan nya, mau disitu terus " ucap Harris.
" ohh.. iii.. aa.. Pak kalau begitu saya keluar dulu Pak "
Lula bergegas keluar dengan hati yang berbunga - bunga. Pasal nya Lula sudah lama menyukai Haris hanya saja Haris selalu cuek dan dingin terhadap nya. Ya hampir sebelas duabelas dengan Aditya.
"Terima kasih ya Allah, akhirnya engkau kabulkan doa ku.. baru di tanyain dah makan apa belum aku udah senang banget apalagi lebih dari itu.. ahh semoga aja nanti " gumam Lula dalam hati.
Tanpa di sadari Lula, dari kejauhan sana lelaki yang dari tadi memperhatikannya pun sebenarnya tersenyum tipis melihat tingkah Lula.
" Kau sangat cantik Lula " gumam Haris.
Dritt.. Dritt.. Dritt.. HP Aditya berbunyi.
" Ada apa " tanya Aditya.
" Apa kabar Dit, loe lagi dimana " tanya Rona sahabat Aditya dari kecil.
" Ya di kantor lah, emang di mana lagi " jawab Aditya ketus.
" Dit nanti malam ke Cafe ya, gue bentar lagi naik pesawat ni bro mau pulang ke Indo " ajak Rona yang memang sedang ada di Amerika menyelesaikan Kuliah kedokterannya.
" Berlebihan banget kamu Ron, umm baiklah nanti hubungi aku kalau sudah sampai " ucap Aditya.
" Oke siap Bro " jawab Rona mengakhiri panggilannya.
" Permisi Tuan, ini makanan nya sudah siap " ucap Haris yang baru saja datang membawa makanan untuk Aditya.
Aditya bangkit dari kursi kerjanya berjalan menuju meja tamu dan langsung melahap makanan nya.
Tidak butuh waktu lama, Aditya sudah habis melahap makanan nya.
" Apa tamu kita sudah datang ris " tanya Aditya.
" Sebentar Pak " jawab Haris yang langsung menelpon Lula.
" Lula, apa tamu kita sudah datang " tanya Harris.
" Astaga ini suara Pak Haris " batin Lula yang malah melamun dan terdiam tanpa menjawab pertanyaan Haris.
" LULA " bentak Haris.
" Ohh.. ii.. aa.. Pak Haris maaf, sudah datang Pak saya baru saya ingin memberitahukan kepada Bapak.
" Kalau gitu suruh mereka langsung keruang meeting, kami segera kesana "
" Baik Pak "
" Aduh.. bodoh.. bodoh Lula.. kok bisa tadi pakai melamun segala sih.. ucap Lula sambil menepuk nepuk jidat nya.
" Pak, tamu kita sudah datang " ucap Haris.
" Baik, ayo kita kesana " jawab Aditya.
Aditya keluar dari ruangan nya diiringi Haris yang berjalan di belakang Aditya.
" Ayo Lula kamu sudah siap " tanya Haris.
" Sudah Pak saya sudah siap "
Seperti biasa, mereka bertiga berjalan beriringan menuju ke ruang meeting.
Pukul sudah menunjukkan jam 8 malam. Aditya, Haris dan juga Lula baru saja keluar dari ruang meeting mereka.
" Maaf Pak, semua yang di butuhkan tadi sudah saya catat, jadi saya permisi pamit duluan Pak " ucap Lula kepada Aditya.
" Ia pulanglah, oh ya kamu pulang naik apa Lula " tanya Aditya.
" oh hari ini saya naik taxi Pak karena tadi kebetulan motor saya lagi di bengkel "
" Haris, kamu antar Lula pulang " perintah Aditya.
" Tapi Tuan nanti gimana "
" Saya bisa bawa mobil sendiri, kebetulan saya juga mau ketemu Rona dulu di cafe, nanti saya bisa bawa mobil sendiri "
" Tidak usah Pak, saya bisa naik taxi saja Pak " ucap Lula kepada Aditya menolak walaupun sebenarnya hatinya memang ingin sekali diantar oleh Haris sang pujaan hati.
" Ini perintah Lula " ucap Aditya tegas.
" Baiklah Pak " ucap Lula pasrah.
" Ayo Lula saya antar " ucap Haris.
" Saya permisi Tuan " pamit Haris kepada Aditya.
" Saya duluan ya Pak Aditya "
" Hmm " balas Aditya dingin.
Haris dan Lula pun berlalu meninggalkan Aditya sendirian.
Di dalam mobil, Haris dan Lula hanya diam. Tidak ada pembicaraan di antara mereka sampai akhirnya Lula yang membuka pembicaraan terlebih dulu.
" Hmm Pak Haris, Terima kasih sudah mau mengantar saya Pak " ucap Lula gugup.
" Sama - sama Lula, oh ia tidak usah memanggil Nama saya formal begitu. Ini di luar jam kantor, panggil saja Harris " ucap Haris yang sebenarnya juga sangat senang bisa mengantarkan Lula pulang.
" Ia Pak Harris... ehh Haris "
" Oh ia Lula, ini kan sudah malam apa kamu lapar gimana kalau kita makan dulu "
" Oh ya Allah, Pak Harris ajak aku makan, ini kesempatan gak boleh aku lewatin " batin Lula yang semringah.
" Ia ris, boleh juga ide kamu, aku memang udah laper banget soalnya meeting tadi lama banget ris " ucap Lula yang sudah mulai menenangkan hatinya yang gundah gara - gara Haris.
Tak lama Mobil Haris sudah terparkir di depan sebuah resto yang tidak terlalu mewah tapi elegan.
Mereka berdua pun masuk kedalam dan duduk berhadapan.
" Oh ia kamu mau pesan apa Lula " tanya Haris.
" Saya Nasi goreng Seafood saja Ris dan minum nya Lemon tea "
" Pelayan kesini " panggil Haris.
" Saya pesan nasi goreng seafood 2 sama Lemon Tea 2"
"Baik Pak tunggu sebentar ya " ucap pelayan.
" Hmm aku ngomong apa ya, aduh kok aku masih aja gugup gini sih " gumam Lula.
" Kamu kenapa Lula, kok kayak bingung gitu " tanya Haris.
" Ohh ia gak ada apa - apa kok ris "
" Motor kamu gimana, apa setelah ini kita singgah ke bengkel dulu ambil motor kamu Lula "
" Motor ku udah di rumah ris, tadi adek aku udah ambil motor nya dan di bawa kerumah "
" Jadi gitu, ya udah bearti habis ini aku langsung antar kamu pulang ya "
Tak lama Pelayan datang membawa makanan dan menyodorkan makanan itu kepada mereka.
Tidak ada pembicaraan di antara mereka, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan.
Karena sama - sama kelaparan, tidak butuh waktu lama Haris dan Lula sudah menghabiskan makanan mereka.
" Alhamdulillah.. aku udah kenyang ris " ucap Lula.
" Sama aku juga Lula, oh ia Lula itu di bibir kamu sebelah sini " tunjuk Haris kepada Lula.
" Yang mana ris " tanya Lula yang sibuk memegang bibirnya karena ada sisa makanan yang menempel.
Tanpa aba - aba Haris langsung bangkit dan mengusap bibir Lula dengan tisu dengan maksud mengambil sisa nasi yang menempel di bawah bibir Lula sebelah kiri.
Karena jarak mereka yang terlalu dekat, Lula kaget dan spontan melihat ke arah Haris dan sepasang kedua mata mereka pun bertemu.
sedetik..
duadetk..
tigadetik..
Deg.. Deg.. Deg..
Lula melepas pandangannya begitupun juga dengan Haris.
" Teee.. rii.. makasih Haris " ucap Lula.
" Ia Lula, oh ia gimana kalau kita langsung pulang " ajak Haris.
" Oh ia ris, sebentar aku mau kekasir dulu " ucap Lula yang bangkit dari kursinya ingin membayar tagihan makanan mereka namun tangan lula tiba - tiba di tahan dan di tarik Haris.
Tatapan mata kedua nya pun kembali lagi terjadi dengan posisi tangan Haris yang masih setia memegang tangan Lula.
" Tidak usah Lula, biar aku saja yang membayar nya" ucap Haris melepas tangan Lula dan pergi meninggalkannya.
" Ya Allah, hari ini kenapa Haris bikin jantung aku rasanya mau copot terus" ucap Lula dalam hati.
" Ini Pak Bon nya, Terima kasih sudah mampir ke cafe kami " ucap pelayan tadi kepada Haris.
" Ia sama - sama " jawab Haris.
" Santai Haris, santai jangan terlihat gugup " ucap Haris dalam hati sambil menepuk nepuk dadanya dan menarik nafas panjang "
Bukan hanya Lula yang dibuat Haris hampir pingsan, tetapi perasaan Haris pun juga sama seperti yang di rasakan Lula.
Bersambung..
Stay tune ya readers..
jangan lupa tinggalin comment dan like kalian ya.. 😍
Semngat baru komen di bab ini soalny keasikan baca😅
Smga saja semakin kebelakang semakin bagus dlm penulisannya🙏