Melody Cinta Nayla

Di sebuah apartemen mewah.

Seorang gadis tengah merias diri,semua pakaian berserakan diatas kasur bekas memilah baju mana yang pantas untuk kencan nya malam ini.Hingga pilihan nya jatuh pada gauh merah tanpa lengan dengan tali kecil dan bagian punggung terbuka.gaun yang terlihat cantik dan sexy dengan belahan hingga ke paha dan menunjukan kulit mulusnya.

Dengan percaya dirinya tersenyum di depan cermin sang gadis bertekad hari ini harus berhasil bertahun tahun menunggu kesempatan ini segala usaha telah ia lalui sejak dulu,hingga tanpa sengaja dia bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang ternyata adalah ibu dari pria yang selama ini di incar nya.

Sonia sudah lama memendam rasa cintanya kepada Rey sejak dulu,namun sikap acuh Rey yang membuatnya tak pernah bisa dekat dengan perempuan manapun.

"Pokoknya apapun yang terjadi dia harus melihatku sekarang dan jadi milikku,dengan dukungan Ibu aku pasti bisa". Senyum mengembang di wajahnya siap keluar dengan membawa dompet warna merah senada dengan gaun yang di kenakan, siap melangkah meraih impian nya.

Waktu sudah menunjukan 19:45 waktu yang sedikit terlambat untuk makan malam,Sonia tetap percaya diri bahwa Rey akan menunggu.Namun Sonia ternyata tak pernah mengenal Rey dengan benar,karna Rey tak suka orang yang lamban dengan waktu.

Rey sudah menunggu 15 menit dari waktu yang di janjikan dan dia sudah terlihat kesal.

"Rey.. maaf aku terlambat."Sonia menghampiri dengan senyum menggoda.

"Duduklah."Rey masih tak mau melihat ke arah gadis yang terlihat anggun di hadapannya, Rey terlihat sibuk dengan ponsel di tangan nya.

"Bagaimana kabarmu?, masih ingat aku kan?."Sonia berusaha mengambil perhatian Rey agar melihat ke arah nya,tak lama Rey pun menoleh, dan dengan percaya dirinya Sonia bergumam

Ayo Rey lihatlah aku,aku sudah terlihat cantik dan jangan sia siakan aku yang ada di hadapanmu ini.

Namun Sonia salah jika dirinya menganggap Rey akan terpesona karna tak lama Rey langsung berpaling kembali pada ponselnya,ya.. sejak tadi dia asik melihat postingan gadis pujaan nya di apl IG,sesekali Rey menyunggingkan senyum nya.Hingga makanan terhidang dihadapan mereka namun tak juga saling bicara.

Sonia terlihat gusar.. kenapa dia tak juga bicara bisa kering aku karna di cuekin begini.

Rey bergeming mulai menyantap makanan yang ada di hadapan nya.

Sonia sudah tidak tahan untuk memulai percakapan nya.

"Rey aku sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan mu, apalagi Ibu ingin kita segera meni.." Belum selesai ucapan Sonia,Rey beranjak dari kursi.

"Aku sudah selesai"

"Tapi Rey" Sonia menatap nanar.

"Ibu hanya menyuruhku makan malam denganmu bukan? dan aku sudah selesai" melangkah namun setelah beberapa langkah Rey berbalik dan menatap tajam Sonia.

"Aku tidak suka dengan orang yang tidak bisa menghargai waktu,dan Nona Sonia kita tak seakrab itu hingga aku harus mengingat mu."

Rey pergi meninggalkan Sonia yang masih mematung di tempatnya tak terasa cairan bening meluncur dari mata sayunya.Sonia meremas kedua tangan nya.Tidak,tidak semudah itu Rey aku tidak akan menyerah.

------------------------------

Dingin pagi masih menyelimuti,embun masih menetes di dedaunan hingga membuat kita hanyut dalam sejuknya pagi. tak begitu dengan Nay dia sudah bersiap hari terberat dalam UTS nya akan segera berakhir.Meski otak pas pasan dalam pelajaran namun dia harus tetap semangat.

"Semangattt.." berteriak kencang hingga terdengar tetangga sebelah.

"Berisik Nay gak punya malu apa ama tetangga,"Ibu bersungut di depan oven. menerima pesanan kue kering hingga basah rutinitas sang ibu membuat kue yang telah di pesan terlebih dulu.

"Ibu ini namanya SEMANGAT 45 hari ini adalah akhir dari Ujian terberat dalam hidup aku bu" Nayla meninju udar setelah siap dengan sepatu nya.

"Ujian hidup,sembarangan kamu kena ujian hidup beneran tau rasa kamu"

"Ibu doa in yang baik baik aja bu,aku berangkat dulu,,eehh mana si kampret bu?"

"Kamu adek sendiri di bilang kampret,dia udah berangkat duluan tadi bareng sama temennya".

"Yaudah bu pamit yaaa" .Ibu geleng geleng kepala lagi lagi Nay berteriak.

Brak..

Suara tumpukan dokumen yang di lempar oleh Rey ke atas meja kerjanya.

Mundur dua hari dari jadwal kepulangannya membuatnya marah marah kepada semua karyawannya..

Pusing.. memijat pelipisnya terlebih lagi dua hari ini tak ada amunisi untuk menyemangati sudah dua hari Nay tidak memposting keseharian nya.

kemana,sedang apa dia..aaaa kenapa tidak bisa menghilangkan dia dalam otakku.

Bram muncul dengan dokumen yang membutuhkan tanda tangan nya.

Rey berdecak.. "Apa lagi kau tak lihat ini masih banyak" menujuk tumpukan berkas di mejanya.

"Itu tidak akan selesai jika tuan hanya memandanginya saja,"

"Berani melawan kau,,,issshh" mengangkat tangan gaya meninju.

"Tuan kenapa diam saja saya sudah bilang akan saya cari tau tentang Nona Nay,tapi anda yang tidak mau malah uring uringan seharian" Bram menaruh berkasnya di meja Rey.

"Bukannya tujuan tuan menunda kepulangan tuan untuk menemui Nona Nay?"

"Kalau satu kali lagi aku bertemu tanpa sengaja baru aku akan mengejarnya, dan tak akan aku lepas sampai kapan pun!"

"Lalu jika tuan tidak bertemu lagi bagaimana?"

Rey menghela nafasnya benar juga tapi kenapa apa karena masih ragu tentang perasaannya hingga menunggu takdir sekali lagi mempertemukan mereka.

"Maka dari itu nikmatilah Tuan,rasa galau anda, dan... hari ini jam makan siang nyonya meminta anda pulang kerumah besar."

Cihh

"Pasti si Sonia itu mengadu pada Ibu aku sudah bosan."

Ya semenjak pertemuan nya dengan Sonia Rey selalu mendapat telpon dari Ibu nya yang memintanya minta maaf atas sikapnya terhadap Sonia karna meninggalkan Sonia begitu saja.

"Baiklah kita akan kesana setelah pekerjaanku selesai." Rey kembali mengenakan kaca mata baca nya membaca tumpukan berkas yang harus dia periksa.

-------------------------------

11:15

Nay baru saja pulang.

"Aahhh lelah nya." berbaring terlentang di atas kasur.

Suara dering ponsel membuyarkan lamunan nya,mencari di dalam ranselnya.

"Hallo.."suara Vina di sebrang sana terdengar panik

"Kenapa?ada apa?"Nay bangkit dari tidurnya ikut panik mendengar suara vina yang gerasak gerusuk.

"Gawat Nay..gawat"

"Apanya yang gawat? ngomong yang bener?"

"Nay aku lagi di acara nikahan sodara aku bentar lagi akadnya mau di mulai.."

"Ya terus kenapa..? penganten nya kabur makanya jadi gawat?" Nayla terkikik geli membayangkan penganten yang kabur.

"Sembarangan.. jadi bentar lagi akadnya mulai terus bakal lanjut ke acara hiburan,tapi masalahnya penyanyi dangdutnya tiba tiba pingsan dan di larikan kerumah sakit".

"Terus.."Nay masih mendengarkan.

"Terus aku mau minta kamu gantiin penyanyi dangdutnya mau ya??"

"Hahhh" terkejut."Aku gak bisa nyanyi dangdut".

"kamu jangan pura pura aku suka denger kalo di toilet Cafe kamu nyanyi lagu dangdut.. ya kan,udah lah cepet sini"

"Hehe.. jadi malu.Ya udah aku mandi dulu terus siap siap"

"Gak usah mandi kelamaan Nay, kamu kesini naek taksi online trus dandan di mobil aja biar cepet,buruan ya!!"

Tut.

panggilan pun mati.

Tak lama pesan kiriman dari Vina memberikan alamat berlangsung nya acara pernikahan.

Nay segera mengambil sebuah gaun di lemarinya tak banyak gaun disana namun ada beberapa yang biasa dia gunakan setiap manggung di Cafe.

"Aduuuhhh aku harus goyang dong"..🤔