Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 21
Setelah menelpon Bram, kini Dira dan Bram bertemu di salah satu cafe yang letaknya tak jauh dari rumah sakit tempat Alby di rawat.
" Pak Bram, sebenarnya apa yang terjadi?"
"Maafkan saya nyonya, saya hanya menceritakan apa yang saya tahu saja."
" Tolong jangan panggil saya nyonya, Pak. Panggil saja Dira. "
Dira merasa canggung, karena panggilan yang di lakukan Bram. Bram sebenarnya adalah sahabat Alby, dan sekarang dirinya menjadi orang kepercayaan Alby. Alby selalu bercerita kepadanya.
" Kalau begitu, jangan juga memanggil saya, Pak. Saya belum terlalu tua Nona."
Nadira tersenyum dengan jawaban yang diberikan oleh Bram.
" Jadi Saya harus memanggil apa? Om atau ?"
Bram mendengus kesal, membuat Nadira tertawa. Bram tidak percaya, bahwa wanita di depannya ini bisa juga bercanda.
" Aku bercanda, baiklah, kalau aku memanggil Bram saja, apa Anda keberatan? "
"Sama sekali tidak."
Lalu mereka diam sejenak, saat pelayan datang menyuguhkan pesanan mereka.
" Baiklah, Bram. Aku tahu, kan adalah sahabat sekaligus orang kepercayaannya Mas Alby. Kalian bersahabat sudah sangat lama. Bahkan saat masih remaja."
Bram mengerutkan keningnya. Dia tak percaya, bahwa wanita yang selalu di benci sahabatnya ini, tau mengena persahabatan mereka.
" Enggak perlu bingung, Bram. Mama cerita banyak tentang Mas Alby. Bahkan mengenai persahabatan kalian."
Nadira menundukkan wajahnya. Saat ini rasanya bergemuruh. Bram yang melihat perubahan di wajah sendu Dira hanya mampu diam.
" Bisa kamu ceritakan, bagaimana hubungan Mas Alby dan Syifa? Aku ingin mendengarnya."
Bram hampir tersedak minumannya. Bram heran, mengapa istri seorang Alby ingin mengetahui kisah asmara suaminya. Bukan kah seharusnya dia merasa cemburu?
" Ceritakan lah Bram, jangan ada yang di tutupi ataupun kau sembunyikan. Selama enam bulan menikah dengan Mas Alby, aku dapat melihat kesedihan di matanya. Kami menikah karena perjodohan, dan saat ini orang tuaku sudah tiada, maka perjodohan ini bisa saja di selesaikan."
Nadira berkata dengan menahan rasa sakit di hatinya. Namun matanya tak dapat berbohong, kristal bening itu meluncur bebas ke pipinya. Bram sebenarnya merasa iba terhadap Nadira. Namun ia juga sedih melihat sahabatnya frustasi. Dan akhirnya mau tidak mau Bram menceritakan semua mengenai hubungan Syifa dan Alby.
Cukup lama Bram bercerita, dan beberapa kali Nadira bertanya,semua pertanyaan di jawab dengan pasti oleh Bram. Selama Bram, bercerita sesekali Bram melihat air mata Nadira jatuh.
" Begitulah, sampai akhirnya Syifa memilih pergi. Aku orang di beri tugas oleh Bram untuk terus mengikuti kemana saja Syifa pergi, sampai saat orang tuamu meninggal, disitulah aku kehilangan jejak Syifa. Karena aku harus mengurus perusahaan yang di tinggal oleh Bram. Anak buah ku kehilangan jejaknya. Saat kecelakaan ini terjadi, Alby akan menemui Syifa di bandara, karena Syifa akan pergi ke Sumatra."
Nadira menatap ke arah Bram. Dirinya melihat kejujuran di mata Bram.
" Apa kamu tahu, alamat Syifa di Sumatra? "
Nadira bertanya pada Bram. Dan Bram hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu dia memberikan sebuah alamat kepada Nadira.
" Terima kasih. Dengan ini aku akan mudah menemukannya."
" Apa maksudmu?"
" Karena perjodohan ini, kebahagiaan Mas Alby terenggut, maka aku yang akan membawa kebahagian nya kembali."
Senyum getir tercetak di bibir Nadira. Bram masih belum percaya dengan apa yang di ucapkan Nadira.
" Maksudmu, kamu akan membawa Syifa kembali kepada Alby?"
Nadira menjawab dengan anggukan kepala, di selingi butiran kristal bening yang jatuh dari matanya.
salam kenal yah 🙏 🌹