NovelToon NovelToon
Shut Up Pak Davin

Shut Up Pak Davin

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: xxkntng

Valerie terpaksa menikah dengan Davin karena permintaan terakhir papanya sebelum meninggal. Awalnya, Valerie tidak tahu-menahu tentang rencana pernikahan tersebut. Namun, ia akhirnya menerima perjodohan itu setelah mengetahui bahwa laki laki yang akan dijodohkan dengannya adalah kakak dari Jean, pria yang diam-diam ia kagumi sejak SMA dulu, meskipun Jean pernah menolaknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. shock

Davin melepas jas yang ia kenakan, laki laki itu memakaikan jas itu ke tubuh valerie sebagai penutup agar istrinya itu tidak kedinginan.

Davin mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana miliknya, menelefon nomor gawat darurat kantor untuk menyuruh membukakan pintu rooftoft. Sengaja tadi siang davin mengatakan jika dirinya tidak membawa handphone, agar ia bisa mengobrol sebentar dengan valerie.

Tidak lama menunggu, pintu rooftoft itu terbuka lebar, ada security yang tengah berdiri disana menatap davin dan valeria yang tengah tertidur dipelukan laki laki itu.

"Pak kenapa gak telfon gawat darurat dari tadi pak? "

"Saya gak tau kalau pak davin masih ada disini. " ucap security itu.

Davin menganggukan kepalanya. Laki laki itu segera mengendong tubuh valerie dan membawa wanitanya untuk pergi dari kantor dan kembali ke apartemen yang sudah ia pesan, davin memang sengaja memesan apartemen , karena ingin menghabiskan waktunya berdua dengan valerie.

Setelah sampai di apartemen yang sudah ia pesan, Davin membawa Valerie ke dalam kamar dengan hati-hati. Ia menggendongnya hingga mereka sampai di tempat tidur yang nyaman. Valerie terlihat masih terlelap, dan Davin duduk di sampingnya, memastikan wanita itu tetap dalam keadaan nyaman.

Tak lama setelah itu, Davin berbaring di samping Valerie, menarik tubuhnya lebih dekat dan memeluknya dengan lembut. Valerie yang masih terlelap perlahan merasakan kehangatan tubuh Davin. Mereka berdua berbaring dalam diam, namun kedekatan itu terasa penuh makna. Davin memeluknya dengan penuh perhatian, seakan tak ingin melepaskan Valerie dari pelukannya.

Malam itu, keduanya terlelap dalam kedamaian, tidak ada kata yang perlu diucapkan, hanya rasa saling mengerti yang menghubungkan mereka.

*****

Pagi harinya, Valerie tiba-tiba terbangun dengan perasaan mual yang kuat. Wanita itu segera bergegas menuju closet kamar mandi dan mulai memuntahkan semuanya. Davin, yang mendengar langkah kaki istrinya, langsung terbangun dan panik. Ia berlari menuju kamar mandi, mendapati Valerie terhuyung di dekat closet.

"Kenapa?" tanya Davin cemas sambil memegang bahu Valerie.

"Mual," jawab Valerie lirih, tubuhnya tampak lemas.

Davin dengan sigap mengambil kunciran rambut dari pergelangan tangan Valerie, lalu menguncir rambut istrinya agar tidak berantakan. "Aku panggil dokter setelah ini. Kamu istirahat dulu," ujarnya lembut.

"Gak perlu dokter," tolaknya pelan.

Davin menatap Valerie dengan serius. "Nurut sama saya," katanya tegas, memastikan Valerie tidak menolak lagi.

Setelah beberapa waktu, dokter yang dipanggil Davin akhirnya tiba. Ia masuk ke kamar dan memeriksa kondisi Valerie. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter menatap Davin dengan senyum penuh arti.

"Sepertinya kondisi istri Anda mengindikasikan kehamilan. Saya akan melakukan tes untuk memastikannya," kata dokter dengan tenang.

Davin tertegun mendengar kabar itu. Meski ia berusaha tetap tenang, ada perasaan bahagia bercampur cemas yang menguasai dirinya.

Dokter kemudian memberikan tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif. "Selamat, Ibu Valerie. Anda hamil," ucap dokter dengan senyuman hangat.

Davin terdiam sejenak, matanya berbinar-binar bahagia. Ia menatap Valerie yang kini tampak terkejut, bahkan sedikit bingung dengan kenyataan tersebut. Valerie, yang masih dalam kondisi lemah, memandang hasil tes itu dengan tatapan kosong. Namun, alih-alih bahagia, perasaan sensitif mulai menguasainya. Ia merasa tidak siap menerima kenyataan itu.

Setelah memberikan beberapa instruksi medis, dokter pun berpamitan. "Saya akan cek kembali beberapa hari ke depan. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," ucap dokter sebelum pergi.

Davin menutup pintu kamar, lalu duduk di samping Valerie yang masih melamun. Ia mencoba berbicara, tetapi Valerie lebih dulu memecah keheningan dengan nada yang kesal.

"Aaaa, gue nggak mau hamil!" rengek Valerie, menghentak-hentakkan kakinya di lantai kamar.

"Nanti tubuh gue bisa gendut kalau hamil. " lanjutnya, matanya mulai berkaca-kaca.

Davin berdiri memeluk Valerie yang duduk di tepian ranjang. Dengan lembut, ia mengusap rambut istrinya, menenangkan wanita itu.

"Nanti wajah gue juga pasti bakalan berubah drastis kalau hamil. "

"Gue nggak mau! Ini semua gara-gara lo. Kalau lo nggak hamilin gue, gue nggak akan hamil kan!!" seru Valerie, emosinya meledak-ledak.

"Iya, ini salah saya, saya minta maaf. Saya yang tanggung jawab nanti."

"Gue nggak siap buat jadi ibu. Tantangan seorang ibu itu berat, bukan cuma soal hamil. Gue cuma mual aja udah ngeluh begini, gimana nanti ke depannya? Gue nggak yakin bisa ngehadapin semuanya," ucapnya, suara lirih namun penuh kekhawatiran.

"Kan ada aku, sayang. " ucap Davin.

1
Ana Akhwat
Hmmm ternyata pasien RS jiwa juga ini si Valeri
Fiya Al
saya kasih bintang 4 dulu.saya suka critanya.tapi kenepa masuk episod 33 dan seterusnya harus menunggu 😔
sfs
semangat thor
sfs
Not bad,biarpun Valiere ngeselin.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!