NovelToon NovelToon
Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Selingkuh
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6: Jarum yang Menusuk Perlahan

Kesabaran adalah kain termahal yang pernah ditenun oleh Arini. Selama beberapa hari berikutnya, ia tidak hanya menjadi istri yang pemurah, tetapi juga menjadi sahabat yang sangat perhatian bagi Maya. Arini memberikan Maya sebuah gaun couture edisi terbatas bermotif bunga bakung, yang dalam bahasa bunga sering melambangkan kepalsuan yang indah. Di mata Arini, Maya tampak seperti mayat yang sedang didandani dengan kain sutra.

Di meja kerjanya, Arini sedang memperhatikan pola busana terbaru ketika Adrian masuk ke ruang kerja pribadinya di rumah. Wajah Adrian tampak sedikit kusut, ada gurat kecemasan yang ia coba tutupi dengan senyum lebar yang dipaksakan.

"Sayang, ada sedikit kendala administrasi di proyek Bogor," ujar Adrian sembari duduk di sofa kulit di sudut ruangan. "Pihak makelar meminta tambahan biaya pelicin agar izin pembangunannya cepat keluar. Kamu tahu sendiri, birokrasi di sini sangat rumit."

Arini meletakkan pensil gambarnya perlahan. Ia menatap Adrian dengan tatapan "naif" yang paling sempurna. "Lagi, Ian? Bukankah sepuluh miliar kemarin sudah termasuk biaya tak terduga?"

"Iya, tapi ini mendadak. Hanya butuh sekitar dua miliar lagi. Jika tidak dibayar sekarang, seluruh dana yang sepuluh miliar itu bisa tertahan karena proyeknya dianggap ilegal. Kita bisa rugi besar," Adrian mulai memainkan nada suaranya, mencoba memanipulasi rasa takut Arini akan kerugian finansial.

Arini terdiam sejenak, membiarkan Adrian merasa cemas. Ia tahu persis bahwa dua miliar itu sebenarnya akan digunakan Adrian untuk melunasi utang judi pribadinya yang mulai jatuh tempo—fakta yang baru saja dilaporkan oleh Rendra pagi tadi.

"Dua miliar bukan jumlah yang sedikit, Ian. Apalagi arus kas butik sedang difokuskan untuk fashion show tahunan," Arini menghela napas, berpura-pura berpikir keras. "Tapi... aku tidak ingin kamu gagal. Baiklah, aku akan mencairkan deposito pribadiku. Tapi dengan satu syarat."

Mata Adrian berbinar. "Apa saja, Sayang. Katakan saja."

"Aku ingin semua dokumen aset properti itu, termasuk surat tanahnya, disimpan di brankas butikku. Demi keamanan. Kamu tahu sendiri kan, rumah ini sering kedatangan tamu, aku tidak ingin dokumen sepenting itu hilang," ucap Arini dengan nada yang sangat masuk akal.

Adrian sempat ragu. Jika dokumen itu ada di tangan Arini, geraknya akan terbatas. Namun, desakan utang judi yang mengancam nyawanya membuatnya tidak punya pilihan. "Tentu, itu ide bagus. Besok akan aku bawakan semua dokumennya."

Setelah Adrian keluar dari ruangan dengan perasaan lega, Arini segera menghubungi Rendra. "Dia memakan umpannya. Besok dia akan menyerahkan dokumen asli 'lahan Bogor'. Begitu dokumen itu ada di tanganku, kita akan masukkan gugatan perdata atas nama perusahaan bayangan kita untuk menyita seluruh sisa uangnya."

"Kau sangat nekat, Arini. Kau mempertaruhkan miliaran rupiah hanya untuk menjatuhkannya?" suara Rendra di telepon terdengar khawatir.

"Ini bukan soal uang, Rendra. Ini soal harga diri yang dia injak-injak dengan benang khianatnya. Aku ingin dia merasakan bagaimana rasanya tertipu oleh orang yang paling dia anggap bodoh," jawab Arini dingin.

Keesokan harinya di kantor, Maya masuk ke ruangan Arini dengan wajah yang tidak lagi secerah biasanya. Rupanya, permainannya dengan Adrian mulai menimbulkan gesekan. Arini sengaja mengirimkan pesan-pesan anonim ke ponsel Maya yang berisi foto-foto Adrian sedang bertemu dengan wanita lain (yang sebenarnya adalah informan bayaran Rendra).

"Mbak Arini... apakah menurut Mbak, Mas Adrian itu orang yang jujur?" tanya Maya tiba-tiba saat mereka sedang meninjau sampel kain.

Arini tersenyum di dalam hati. Benih kecurigaan yang ia tanam mulai tumbuh. "Tentu saja, Maya. Kenapa kau bertanya seperti itu? Dia suamiku. Jika dia berani berbohong padaku, dia pasti tahu konsekuensinya akan sangat mengerikan. Kenapa? Apa dia menyembunyikan sesuatu darimu?"

Maya terkesiap, wajahnya memucat. "Eh, tidak Mbak. Bukan begitu. Saya hanya... hanya kagum pada hubungan kalian."

"Jagalah kekagumanmu itu, Maya," Arini menepuk bahu Maya dengan sedikit tekanan yang membuat Maya merinding. "Seringkali, apa yang terlihat indah dari kejauhan sebenarnya penuh dengan lubang jika dilihat dari dekat. Seperti gaun ini, jika satu benang saja ditarik, seluruh motifnya akan hancur."

Arini meninggalkan Maya yang terpaku sendirian di ruangan itu. Arini merasa puas. Ia tidak hanya sedang menghancurkan finansial mereka, ia sedang menghancurkan kepercayaan di antara dua pengkhianat itu. Menjahit luka ternyata memang butuh kesabaran, dan Arini baru saja menarik jarumnya sedikit lebih dalam, menusuk tepat di jantung ketenangan mereka.

1
Yulitajasper
Cerita yang 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!