NovelToon NovelToon
Arjuna Bopo Istimewa

Arjuna Bopo Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga / Spiritual / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:124.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Kisah ini adalah kelanjutan dari Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas.
Di sini, Author akan lebih banyak membahas tentang Arjuna Jati Manggala, putra dari Arsha dan Raina yang memiliki Batu Panca Warna.
Batu Panca Warna sendiri di percaya memiliki sesuatu yang istimewa. 'Penanda' Bopo ini, barulah di turunkan pada Arjuna setelah ratusan tahun lamanya. Jadi, Arjuna adalah pemegang Batu Panca Warna yang kedua.
Author juga akan membahas kehidupan Sashi, Kakak Angkat Arjuna dan juga dua sepupu Arjuna yaitu si kembar, Naradipta dan Naladhipa.
Beberapa karakter pun akan ada yang Author hilangkan demi bisa mendapatkan fokus cerita.
Agar bisa mengerti alurnya, silahkan baca terlebih dahulu Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades dan juga Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas bagi pembaca yang belum membaca kedua Novel tersebut.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Akad Nikah Ashoka

Tenda besar yang megah sudah terpasang di halaman rumah Abimanyu. Dekorasi yang tak kalah mewah pun menyempurnakan kemegahan tenda. Berbagai macam hidangan sudah di siapkan. Walaupun tak sebesar saat pesta pernikahan Aksara, karena resepsi besar Ashoka dan Falih akan di gelar di sebuah BallRoom Hotel yang ada di Kabupaten. Acara resepsi di Kabupaten itu akan diadakan selama dua hari, di tempat yang sama.

Hari pertama akan di adakan resepsi untuk tamu undangan dari pihak keluarga Ashoka dan hari ke dua akan di adakan resepsi untuk tamu undangan dari pihak keluarga Falih. Tentu saja semua itu adalah kesepakatan kedua belah pihak.

Sementara di kediaman Abimanyu, hanya akan ada acara akad nikah dan acara adat untuk pernikahan. Setelahnya, acara bebas atau pesta rakyat. Abimanyu sengaja meminta semua warganya untuk datang setelah acara akad nikah Ashoka. Ia ingin warganya juga merasakan kebahagiaan yang di rasakan keluarga Bopo, karena mereka tak mungkin memboyong seluruh warga desa untuk datang ke acara resepsi yang akan berlangsung di Kabupaten.

Ashoka menatap pantulan wajah cantiknya di cermin. Riasan khas Jawa itu memancarkan aura kecantikan seorang pengantin yang begitu kuat. Gadis ayu itu tampak manglingi seelah selesai di rias.

"Maa Syaa Allah, cantiknya pengantinku." Puji Raina yang menghampiri adiknya.

"Kayak bukan Ashoka, ini jauh lebih cantik." Puji Saira yang juga menghampiri Ashoka.

"Makasih ya, Mbak - Mbak ku yang luar biasa. Makasih karena udah nemenin suka dan dukaku sampe aku udah mau jadi istri orang." Ucap Ashoka yang merasa bersyukur karena ada Raina dan Saira yang benar - benar seperti saudara kandung.

"Sampe kapanpun, sampe kamu nanti tua, Mbak - Mbakmu ini akan selalu ada waktu kamu butuh, Dek." Ujar Raina sambil mengusap bahu Ashoka. Ketiganya sama - sama menatap bayangan mereka yang terpantul di cermin.

"Apapun yang kamu rasain, tetep jadi Ashoka yang kayak biasanya, ya. Yang selalu cerita sama Mbak - Mbakmu ini." Imbuh Saira yang membuat Ashoka tersenyum bahagia.

"Ayo kita ambil foto keluarga dulu. Yang lain udah nunggu di ruang keluarga." Ajak Saira.

Bersama Saira dan Raina, Ashoka berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga yang sudah di dekorasi. Dekorasi yang sengaja di buat untuk mereka mengambil foto bersama.

"Maa Syaa Allah, cantiknya Adik Pak Kades." Kekeh Aksa saat melihat Ashoka berjalan bersama Raina dan Saira.

"Iya dong. Secara, Adiknya CEO Perusahaan IT terbesar di Kota S, jelas gak kaleng - kaleng." Sahut Arsha.

"Gak sia - sia ritualmu, Dek. Kelihatan manglingi." Ujar Aksa.

"Kalo mau sombong, di atas panggung dong, Mas. Pake mikrofon sekalian. Masak nyombongin diri cuma di depan Orang Tua, Adik, Istri sama Anaknya." Komentar Ashoka yang membuat mereka tertawa.

"Astaghfirullah. Ayah sama Bopo gak boleh sombong. Kata Ibu Ina, sombong itu cuma milik Allah. Cuma Allah yang boleh sombong karena memiliki segala - galanya." Celetuk Nala yang mendapat acungan jempol dari Raina.

"Hm! Kena ulti anaknya." Komentar Runi.

"Maa Syaa Allah, gak sia - sia tiap malem belajar ngaji sama Ibu Ina." Kekeh Aksa.

"Walaupun suka minggat kalo waktunya setor hafalan." Imbuh Arsha yang membuat mereka terkekeh.

"Sok gedi dadi ustadzah yo, Nduk. (Besok kalau sudah besar jadi ustadzah ya, Nduk.)" Kata Abimanyu sambil mengusap kepala cucunya.

"Ayo - ayo kita foto dulu. Mumpung masih pada rapi dan seger. Bentar lagi udah buluk itu anak - anak." Ajak Saira.

Mereka pun mulai mengambil foto bersama. Tak hanya foto, mereka juga mengambil vidio yang merekam kesibukan mereka saat mengambil foto bersama dua bocah laki - laki yang super aktif hingga membuat para ibu naik darah.

"Ya Allah, Mas Juna, Mas Dipta. Fotonya kayak kurang sajen gini sih, Nak." Kekeh Raina saat melihat hasil foto mereka di kamera

"Capek loh, Bu." Keluh Arjuna yang belangkon nya sudah miring.

"Iya, Bu. Capek mulutnya suruh nyengir terus." Imbuh Dipta yang sarungnya sudah junjing (tinggi sebelah).

"Lama banget sih Om Falih kok gak dateng - dateng." Keluh Arjuna.

"Aku tunggu Om Falih di depan ya, Buna." Pinta Dipta.

Dua anak laki - laki itu sudah tak sabar lagi menunggu kedatangan Om kesayangan mereka. Berbeda dengan Sashi dan Nala yang selalu tak ingin ketinggalan di setiap sesi foto keluarga.

"Ya Allah, bentukan kalian berdua aja udah kayak gitu, kok mau nunggu di luar sih, Nang, Le." Kata Runi.

"Ya kan emang dari tadi gini, Yang Ti." Sahut Dipta sambil melihat penampilannya.

"Mana ada? Tadi pake setelan beskap rapi, sekarang jariknya sudah junjing gitu." Sahut Saira.

"Lihat tuh, Mas Juna juga blangkonnya udah miring, kancing beskapnya udah lepas. Haduh, Ya Allah Gusti." Imbuh Saira yang gemas sendiri.

"Ayo sini, Ayah benerin dulu itu bajunya kalau mau nunggu Om Falih di depan." Kata Arsha yang kemudian merapikan tampilan Arjuna dan Dipta.

Setelah drama perfotoan yang cukup menguras energi itu selesai, Abimanyu, Arunika bersama kedua putra dan juga kedua menantunya itu pun segera menuju ke depan karena mempelai pria yang sudah berada di tempat parkir.

Mereka menyambut kedatangan Falih bersama keluarga besarnya. Tak begitu ramai, hanya keluarga dari Kakak dan Adik dari Ayah dan Bunda Falih saja yang tak sampai tiga puluh orang. Keluarga lainnya memilih datang saat acara resepsi di Kabupaten.

Kini, Abimanyu sudah duduk berhadapan dengan Falih. Dua saksi dari kedua belah pihak pun sudah berada di kanan dan kiri mereka. Bagi Abimanyu, momen ini tentulah sangat berkesan hingga membuatnya merasa sedikit gugup. Ia akan menjalani prosesi yang hanya akan ia lakukan sekali seumur hidupnya, menikahkan satu - satunya putri yang ia miliki.

Abimanyu dan Falih pun saling berjabat tangan ketika penghulu memberi perintah. Tampak keduanya sama - sama gugup. Abimanyu dan Falih saling menatap dengan hangat, seolah sedang deep talk melalui netra mereka.

"Ananda Falih Akbar Darmawan bin Arianto Darmawan. Aku nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandungku yang bernama Ashoka Lituhayu binti Abimanyu Rakasiwi dengan mas kawin berupa cincin berlian dua karat dan dua ratus gram logam mulia di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Ashoka Lituhayu binti Abimanyu Rakasiwi dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." Jawab Falih dengan lantang dan tegas.

"Sah!" Ucap kedua saksi bersamaan.

Ucapan syukur dan lantunan doa yang di ucapkan penghulu pun menjadi penutup rangkaian ijab kabul antara Falih dan Ashoka yang kini sudah resmi menjadi suami istri.

Suasana haru begitu kental terasa saat Abimanyu memeluk pria yang kini menjadi menantunya. Tak sampai di situ, Abimanyu pun menyampaikan pesan yang sangat menyentuh untuk menantunya sebelum Ashoka di jemput oleh kedua Kakaknya.

Sedari prosesi ijab kabul di mulai, Arsha terus memandangi Sashi yang nampak khusuk mengikuti acara. Hatinya terasa sangat resah dengan pikiran yang terus berkecamuk hingga membuat netranya berkaca - kaca. Arsha memikirkan apa yang harus ia lakukan saat Sashi menikah nanti. Membayangkan ia tak bisa menikahkan anak yang sudah layaknya putri kandung itu, membuat hatinya begitu sakit.

1
syora
mnding kalian bantu doa supaya si sansan ngak dialihkan ke dunia lain
Atik Kiswati
wah....meh gegeran ki....
Santi
tiba2 Arjuna ku up jam segini,bahagia hatiku
Dhina Ragil
mesti sandi beraninya kroyok'an nich..cuihhh..cement..
mz arjunaku yg ca'em,bagus,guanteng sak kabehe,smpyn meneng mawon.lenggah sing tenang.tak santette sandi sak krocone.😡🤬😤
tiniteyok
wahhh seru seruuuuu....😀😀😀ayo ndang gelut Jun 🤣
Nur Wakidah
aduhhh , , , cari mati nih si Sandi 🤣🤣🤣 , , , ben dicelukne bledek kui ngko karo mas Juna ,,,
incha
hadeh sandi salah lawan kamu
ayoooo juna sentil si sandi dengan kelelawar🤭
widi
kasih paham jun itu mulutnya si sandi
la💪
wis author tersayang lagi kesurupan apa ni tumben gak ada angin hijan geledek jam segini up🤣
FDS: baru dapet wangsit. abis semedi di Grojogan Lengkung /Scowl/
total 1 replies
Ita Xiaomi
Wah Arjuna nak mengundang makhluk apa nih utk datang?
Ita Xiaomi
Kasihan lah mbak Aci, Jun.
Ita Xiaomi
Nah ini buaya dah datang😁
Arin
Tahan emosi Jun. Jangan sampai terpancing. Kekuatan mu tidak bisa di pandang remeh. Takutnya berakibat fatal biarpun cuma sedikit dikeluarkan.
Ita Xiaomi
Bijak nih.
Ita Xiaomi
Mereka dilimpahi kasih sayang yg tulus dan kebahagiaan oleh keluarga.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Amalia Putri
Aduh sandi cari infonya dulu jangan asal marah lanjut thor💪💪💪💪/Heart//Heart//Heart/
Ita Xiaomi
Yang Kung, Ayah dan Bopo ahli IT
Leny Wijaya
parah ya gara2 ngejar sashi jd mau adu jotos ma Ajuna blom tau dia siapa itu Arjunz😄😄😄
yunita
lnjutttt yg byk thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!