Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inggrid semakin mendekati Angga.
Angga yang sedang berada di Bandung Dia terlihat disibukkan dengan beberapa urusan perusahaan ayahnya. Inggrid tidak mau kehilangan kesempatan yang begitu baik itu, dia terus menempel erat pada Angga walaupun sudah berulang kali pria itu mengusirnya. Pagi itu Inggrid sengaja mempersiapkan makanan bahkan mengurus Angga dengan begitu baik, Inggrid dan Angga tinggal satu villa bersama beberapa karyawan yang lain.
"Aku sudah mempersiapkan makanan ini, aku khusus mas memasak untukmu lho." ucap Inggrid yang kemudian menarik Angga untuk duduk.
"Kamu tidak usah memasak untukku, lebih baik beli saja makanan di luar." jawab Angga.
"Kenapa kamu bicara seperti itu? aku dengan sengaja memasak makanan ini untukmu, kenapa kamu malah berbicara seperti itu? kelihatannya kamu tidak suka dengan masakanku ya?" tanya Inggrid. Dia nampak berbicara sedikit lembut dengan perhatian yang begitu besar untuk Angga. Berbeda sekali ketika Inggrid bersama dengan Adi, wanita itu bahkan tidak mau mengurus Adi sama sekali. Ketika diminta oleh Adi untuk membuatkan minuman saja Inggrid selalu mencari ribuan alasan, namun di sikap yang ditunjukkan untuk Angga sangat berbeda.
"Lihatlah, Bu Inggrid benar-benar perhatian sama mas Angga, yang aku dengarkan mas Angga itu sudah menikah. Lalu kenapa mereka selalu berduaan seperti itu?" ucap salah satu pekerja perusahaan Adi.
"Jaga mulutmu itu jangan sampai mereka berdua mendengarnya, kalau mereka ada hubungan apapun itu biarkan saja, kita tidak usah ikut campur. Nanti ujung-ujungnya kita akan dipecat. Kamu tahu kan mencari pekerjaan itu sekarang susah." jawab pekerja yang lain.
"Oh ya, ada apa kalian kemari?" tanya Angga ketika dua karyawan perusahaan Adi menemui Angga di dapur villa.
"Pak Angga, kami mau keluar dulu, kami mau mencari makanan." ucap pekerja wanita.
"Ya sudah kalian keluar saja, nanti pukul 09.00 kita ada rapat dengan Pak kemal." jawab Angga.
"Baik Pak." pekerja pria langsung menarik tangan pekerja wanita dan membawanya pergi dari tempat itu. Tatapan mata yang ditunjukkan oleh Inggrid membuat pekerja pria tahu kalau mereka harus segera pergi.
"Oh ya Angga, nanti habis rapat kira jalan-jalan ya, aku mau membeli pakaian di sekitar tempat ini pakaianku kelihatannya tidak terlalu bagus." kata Inggrid. Angga tidak menjawab, Dia diam sembari menatap ponselnya. "Aku kan mengajakmu berbicara, kenapa kamu diam saja? nanti pokoknya kamu harus mengantarku, aku tidak mau tahu." ujar Inggrid yang kemudian mulai melahap makanannya.
Angga menatap ponselnya hari ini tidak ada telepon ataupun pesan masuk dari Sofia. padahal kemarin Sofia berulang kali menelponnya namun Angga tidak kunjung menjawab panggilan telepon itu. Angga mulai berpikir apakah sang istri marah karena kemarin dia tidak menghiraukan panggilan telepon darinya.
Di tempat lain pria bernama Kemal Fardhan berada di salah satu villa yang tidak jauh dari villa tempat Angga, pria berasal dari Turki itu nampak menatap beberapa berkas yang ada di mejanya.
"Tuan mau saya buatkan makanan apa?" tanya orang kepercayaan kemal bernama Rian.
"Buatkan nasi goreng sama telur mata sapi saja, Rian." jawab Kemal.
Rian nampak tersenyum dengan jawaban yang dilontarkan oleh bosnya itu, bosnya ternyata benar-benar orang yang begitu sederhana dan Dia jarang sekali membuat anak buahnya kesusahan. Buktinya kali ini dia hanya meminta makanan sederhana sesuai dengan bahan makanan yang ada di kulkas.
"Apa tuan mau saya belikan makanan atau tuan mau saya carikan koki untuk dibawa kemari?" tanya Rian. Pria itu merasa tidak enak karena bosnya jarang sekali makan makanan lezat.
"Tidak usah Rian, lagi pula kenapa kamu harus sibuk dengan makanan, cukup kita makan dan menikmati makanan yang disajikan. Bersyukur itu sudah membuat kita merasa lebih baik, bukan?" tanya Kemal.
Rian menganggukkan kepalanya.
"Oh ya Rian, sebenarnya apa hubungan yang dimiliki antara Angga juga Inggrid? aku bisa melihat kalau Inggrid itu wanita tidak baik." ucap kemal.
"Yang saya tahu nyonya Inggrid itu istri dari tuan Adi, tuan. Dia istri kedua Tian Adi." jawab Rian.
"Istri kedua?" tanya Kemal.
Rian menganggukkan kepalanya,
"Lalu, kenapa aku bisa melihat kalau Angga dan wanita itu sangat dekat, apakah mereka mempunyai hubungan?" tanya Kemal dengan nada yang begitu serius.
Rian tidak bisa menjawab, Dia hanya menggelengkan kepala karena dia juga tidak tahu. "Aku tidak ingin ada rumor yang tidak menyenangkan mengenai hal ini, Jadi aku minta padamu untuk mencari tahu mengenai status hubungan mereka. Pekerjaan yang aku kerjakan tidak boleh diganggu dengan urusan-urusan yang tidak sewajarnya." kata Kemal.
Rian kembali menganggukkan kepalanya kemudian menelpon beberapa anak buahnya untuk mencari informasi mengenai Angga.
Di rumah Adi terlihat Sofia bersama dengan Erna sedang membaca salah satu novel di perpustakaan rumah Adi. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak ketika membaca salah satu novel komedi romantis. "Nyonya tahu, kalau aku jadi wanita ini akan ku bejek-bejek wanita pelakor itu." ujar Erna.
"Kalau diracun sianida bagaimana?" canda Sofia.
"Bagus juga itu nyonya, lebih baik mereka itu mati daripada hidup menyusahkan. Sebagai seorang pria kenapa sih tokoh utama pria ini harus di tergoda dengan pelakor itu? kalau dia mencintai istrinya dan tidak mau kehilangan istrinya seharusnya dia tidak menyakitinya. Giliran istrinya mau minta cerai dia malah akting nangis-nangisan." lanjut Erna dengan semua emosi yang meluap.
Mendengar perkataan Erna entah mengapa tiba-tiba Sofia merasakan rasa sakit di hatinya. Dia seolah memikirkan mengenai apa yang sudah terjadi pada tokoh yang ada di novel cerita itu, seolah menceritakan mengenai dirinya Sofia merasa kalau sekarang Angga semakin menjauh darinya.
Kemarin Sofia menelpon Angga berulang kali namun Angga tidak merespon panggilan itu sama sekali, bahkan panggilannya langsung di reject.
"Mbak Sofia, lihat deh wanita ini kenapa ciri-cirinya seperti ular tidak tahu diri itu ya? ular buntung menyebalkan itu?" tanya Erna.
Sofia sedikit memijat keningnya. "Erna bisakah kamu membuatkan aku teh hangat, oh ya jangan lupa tolong kamu belikan aku bubur Jakarta yang ada di depan itu." pinta Sofia.
"Baiklah Mbak." jawab Erna yang kemudian pergi.
Adi masuk ke dalam perpustakaan, dia nampak menatap Sofia yang sedang membaca buku di perpustakaan. "Kamu juga ada di sini, Sofia?" tanya Adi.
"Bagaimana kondisi Ayah? apa sudah lebih baik?" tanya Sofia.
"Kepala Ayah masih pusing, capek minum obat terus." jawab Adi yang kemudian duduk di salah satu kursi pria itu menatap menantunya yang sedang memegang salah satu novel kesukaan almarhum istrinya.
"Almarhum istriku dulu suka sekali membaca novel itu, katanya novel itu membuat greget." kata Adi.
"Oh ya Ayah, apa Ayah mau makan bubur? aku tadi meminta Erna untuk membeli dua bubur, apa ayah mau juga?" tanya Sofia.
"Boleh." jawab Adi.
Setelah itu Sofia menelpon Erna untuk membeli satu bubur lagi, menantu dan mertua itu nampak saling berbincang-bincang di perpustakaan, Adi menceritakan mengenai pertemuan pertamanya dengan almarhum istrinya dahulu. pertemuan yang membuat Adi tidak bisa melupakan istrinya sampai sekarang.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*