Savana Mahesa (20tahun) mencintai Adrian Santoso (27tahun).
mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya,
tak ada yang bisa menolak kesepakatan itu selain dari pada kedua belah pihak.
Adrian membenci Savana yang selalu mengejarnya, karna prinsipnya adalah sejatinya wanita adalah dikejar bukan mengejar.
Savana menghalalkan segala cara agar bersama dengannya, membujuk kedua orang tua Adrian agar dijodohkan.
orang tua Adrian yang begitu menyayangi Savana akhirnya setuju dengan sarannya.
tapi setelah hari kematiannya, jiwanya tersangkut dan tidak sampai pada alam baka,
memohon pada Tuhan agar diberi kesempatan ke dua untuk menjalani kehidupan yang baik, dan berjanji tidak akan mengusik Adrian lagi, dan pergi sejauh mungkin dari kehidupan Adrian, itu adal tekadnya.
tapi bagaimana jadinya jika Adrian malah tidak ingin melepaskannya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dean
Didalam mobil, Savana mengemudi perlahan,
dan pria disampingnya terus saja mencuri curi pandang kearahnya.
"hm, namaku Dean, siapa namamu?" pria itu bertanya.
"panggil saja aku Savana" ucap Savana melirik kaca spion. "savana" gumam Dean tersenyum misterius.
"jadi, Dean dimana aku menurunkan mu?"
"di Apartemen royal city" ucap Dean melirik kearahnya.
Savana mengernyitkan dahi (bukankah Adrian juga tinggal di Apartemen itu?)
Savana mengantar Dean dan menurunkannya ditempat parkir, Adrian tersenyum "bolehkan aku meminjam ponselmu? aku ingin menghubungi temanku untuk tidak menjemput ku ditempat yang tadi" ucapanya.
"baik" Savana memberikan ponselnya, lalu Dean mengetik sesuatu disana dan merasakan getaran disaku celananya.
(benar benar modus) pikirnya.
"terimah kasih telah mengantarku dan sampai jumpa"
Savana hanya tersenyum membalas ucapannya.
menyalakan mobil dan meninggalkan Dean yang masih menatap kearah mobilnya.
berbalik.
ketika mobil savana akan berbelok, terdengar ketukan dari jendela mobil, (benarkan Adrian juga tinggal disini) batin Savana meringis.
mau kabur sudah terlihat, ingin menghindar juga tidak bisa.
ketika membuka pintu mobil, Adrian menarik tangannya dan mengurungnya Hinga bersandar disamping mobil, "kak, lepaskan! orang akan salah paham" mendorong bahu Adrian tapi tidak tergerak.
Adrian menunduk dan menatap gadis mungil didepannya. "siapa pria tadi?" bertanya dengan rahang mengeras
"Savana kamu memutuskan pertunangan karna pria itu kan"
"kak, jangan libatkan orang lain, aku sudah pernah mengatakan sebelumnya kan, dan mengapa kamu tidak menikah dengan orang yang kamu cintai?" ucap Savana tenang.
"apakah sepatuku lebih menarik dari wajahku? tatap aku ketika sedang berbicara savana!" geram Adrian menjepit dan mengangkat dagu Savana agar melihatnya.
Adrian menatap wajah Savana yang hanya berjarak beberapa senti darinya, bibir mungilnya yang menggoda memicu adrenalin pria.
mendekatkan wajahnya ingin merasakan bibir yang sedikit terbuka itu,
Savana terkejut memikirkan cara, "kak Serly kamu disini?" terkejut melihat dibelakang Adrian, dan benar saja Adrian melepaskannya dan segera berbalik, Savana segera membuka pintu mobil dan masuk kedalam, mobil itu melaju dengan cepat.
melihat mobil yang melaju itu, Adrian semakin kesal. Savana memang tidak ingin berurusan lagi dengannya dia sudah percaya sekarang, dan mengapa dia merasa tidak rela jika Savana pergi darinya,
Dia baru saja sampai sehabis mengantar Serly pulang, dan ketika dia sedang memarkir mobil, dia tidak sengaja melihat mobil Savana,
dan benar saja itu mobil Savana yang sedang mengantar Seorang pria yang entah siapa namanya, (mengapa mereka terlihat dekat? inikah sebabnya Savana mengacuhkan dirinya? karna merasa telah menemukan penggantinya?)
Adrian merasa kacau dihatinya, hilang sudah ketenangannya, meskipun begitu dia berusaha menampik perasaannya, bukankah Serly gadis yang dia cintai? yang sangat ingin dia jaga, perhatikan. tapi mengapa dia belum kepikiran untuk melanjutkan hubungannya kejenjang yang lebih serius, dua tahun berjalannya hubungan mereka bukanlah waktu yang sebentar. tapi umur Serly baru duapuluh tahun masih terlalu muda untuk menikah. yah dia jadikan itu sebagai alasan yang kuat.
Adrian akan berkumpul dengan teman-temannya malam ini, menghilangkan penat, masuk kedalam mobil dan meninggalkan parkiran.
Di sebuah bar XXXII.
orang orang elit akan berkumpul ditempat ini, menikmati musik, berbagai jenis alkohol, dan pelayanan wanita penghibur.
tempat semacam ini adalah tempat melepas penat dan bersenang-senang kata mereka, menjadikan sebagai tempat pertemuan bisnis atau semacamnya.
salah satunya adalah Adrian yang duduk sendiri dan dua orang temannya sedang duduk di seberangnya dan dua wanita masing masing disisi kanan dan kirinya, hanya Adrian yang duduk sendiri disofa itu, tidak ada wanita yang berani mendekat dan duduk disampingnya.
tentu saja karna mereka masih sayang nyawanya,
masalah gampang di bkb ribet.