Kisah ini bercerita tentang Ramajaya Kusuma. Seorang suami yang hilang ingatan saat terjadi kecelakaan. Rama bahkan tidak mengenal siapa dirinya. Sedangkan Mawarni atau Mawar adalah seorang istri setia yang selalu menantikan suaminya bisa kembali. Apakah Rama bisa dipersatukan kembali dengan Mawar? Seperti apa kisah lika liku perjalanan hidup saat saat Rama hilang ingatan? inilah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harti Supandi (Siti Hartinah), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obsesi
‘’Beneran gak ada yang lain?’’
‘’Beneran mas. Kok kamu nanya-nanya terus, memang ada apa?"
‘’Gak ada apa-apa. Kadang aku suka ngerasa gimana gitu, pas tiap liat wajah dia. Kayak ada bayangan sesuatu gitu’’
‘’Mungkin itu cuma perasaan kamu aja’’
‘’Mungkin’’
Sebenarnya Rama ingin menceritakan insiden saat di rumah Erika. Tapi Rama khawatir membuat Mawar sedih. Jadi ia memutuskan untuk menceritakannya di lain waktu.
Sementara Erika masih saja terus memikirkan Rama. Bahkan saat berhubungan badan dengan suaminya, di otaknya hanya ada Rama. Saking terobsesinya dengan Rama, ia sampai membayangkan Doni sebagai Rama saat melakukan hubungan sex dengannya.
**
Sementara di tempat lain Mira semakin akrab dengan Robi. Mereka kerap menghabiskan watu bersama di akhir pekan, sebab di hari biasa Robi sibuk bekerja. Robi adalah seorang arsitek di sebuah perusahaan ternama. Keahliannya membuat desain bangunan menarik dengan nilai fantastis. Kesibukannya di tempat kerja membuatnya tidak ada waktu untuk mencari pendamping hidup. Sebenarnya banyak wanita yang mendekat, tapi saat itu Robi belum menemukan wanita yang pas dihatinya. Berbeda ketika Robi bertemu dengan Mira seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.
Ketika jogging pagi di kawasan car free day
‘’Beb, nanti kamu aku kenalin ya ke orang tua aku’’
‘’Gak usah buru buru yang’’
‘’Lho, emang kenapa?’’
‘’Aku belum siap’’
‘’Terus siapnya kapan?’’
‘’Santai ajalah. Kita jalanin dulu aja’’
‘’Yaudah kalau itu mau kamu’’
Mira belum siap untuk bertemu orang tua Robi. Khawatir ditanya ‘’kapan nikah?’’. Satu pertanyaan yang membuat kepalanya pusing. Ia tidak ingin cepat cepat menikah sebelum memiliki karir yang bagus. Meskipun sudah di usia matang, untuk saat ini menikah bukanlah prioritas baginya. Kepulangannya dari Amerika mengubah cara berpikirnya. Baginya menikah adalah jalan terakhir yang akan ditempuhnya saat ia benar benar telah siap segalanya.
Di tempat lain pak Tomi dan bu Helen terlihat sedang merapikan tanaman hias di pekarangan peti rumah kaca milik mereka.
‘’Yah kapan ya kita punya cucu’’
‘’Sabar bu, nanti juga Mawar hamil anaknya Rama’’
‘’Tapi kan kita udah tua, kalo kita keburu mati gimana?’’
‘’Husssss gak boleh ngomong gitu’’
‘’Ya kan ibu juga pengen yah kayak temen temen ibu yang ngebahas cucunya pas lagi arisan’’
‘’Makanya ibu gak usah ikut arisan, biar gak mikir yang aneh aneh aneh, ya udah ayah mandi dulu’’
‘’Cuma pengen cucu kok dibilang pikiran aneh’’
Sebagaimana diketahui Rama adalah anak satu satunya pak Tomi dan bu Helen. Rama dan Mawar sudah 5 tahun berumah tangga tapi belum memiliki keturunan. Untuk itu pertanyaan masalah keturunan selalu jadi bahan penghias obrolan.
Rama dan Mawar tinggal di sebuah komplek perumahan.Ketika Mawar terlihat sibuk memasak nasi goreng di dapur, tiba-tiba Rama yang baru keluar dari kamar tidur memeluk Mawar dari belakang sambil menciumi leher istri kesayangannya itu
‘’Masak apa sih wangi banget’’
‘’Ihhh mas geli, aku lagi masak’’
‘’Biarin, aku kan suami kamu’’
‘’Cobain deh enak gak?’’
‘’Mmmm rasanya….’’
‘’Gimana enak gak?’’
‘’Mmmmmm’’
‘’Ah nyobain doang lama banget, yaudah kamu gak usah sarapan, aku aja’’
‘’Ngambek??’’
‘’Enggak’’
‘’Lucu deh istri aku kalo lagi ngambek, iya sayang enak banget’’
‘’ Ah bohong’’
‘’Bener’’
‘’Bohong ah’’
Melihat istrinya ngambek, Rama pun mencubit pipi istri nya dengan gemas. Lalu mematikan kompor dan menggendong istrinya ke kamar mandi dengan berciuman. Mereka mandi bersama sambil melampiaskan hasratnya dengan penuh gairah.
Bersambung….