Na Jasmine tidak pernah menyangka jika dirinya yang seorang pengantar ayam goreng bisa menjadi pacar dan begitu dicintai oleh seorang Kim Taehyung, member boy group terkenal yang mendunia. Cobaan pun datang menghantam kisah cinta mereka saat mantan kekasih Taehyung yang merupakan aktris terkenal, mengacau cinta romantis keduanya. bagaimana kelanjutan kisah cinta dari dua insan berbeda dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilis Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vocal + 1 Rapline
Saat tau kalau hari ini Jasmine kebagian sift pagi, sekitar jam sembilan Taehyung pergi ke restoran chiken family untuk menemui his crush. Ia rindu kepada wanita itu.
Taehyung menggunakan t-shirt putih yang dilapisi hoodie serta jogger pants hitam puma. Agar tak membuat semua orang heboh, ia menggunakan masker putih serta tak lupa item favoritnya yaitu kaca mata bening ala Harry Potter.
Keadaan chiken family setelah ia masuk terlihat ramai, semua karyawan termasuk Jasmine pun terlihat sibuk melayani pelanggan.
Taehyung duduk di meja nomor lima, sambil menunggu restoran agak sepi, ia memainkan game puzzle di ponselnya. Tidak berselang lama, seseorang karyawan perempuan mendatangi meja Taehyung. "Permisi, Masnya mau pesan apa?"
Taehyung menoleh ke asal suara itu. "Nanti saja. nunggu teman," ujarnya di balik masker.
"Apa Mas?"
"Lagi menunggu temen."
"Apa gak jelas, Mas," ujar karyawan tersebut agak sebal.
Mau tidak mau Taehyung pun menurunkan Maskernya. Saat tau siapa orang yang berada di balik masker itu, karyawan tersebut tampak melongo.
"V BTS," gumamnya.
Takut kalau-kalau gadis itu menciptakan kegaduhan, Taehyung langsung meletakkan telunjuk di bibirnya, meminta gadis itu untuk diam. Gadis itu mengangguk paham.
"Saya masih menunggu temen. Nggak apa-apa kan?" ujar Taehyung pelan.
Gadis yang masih takjub itu hanya mengangguk. Ia langsung pergi ke tempat kasir yang juga menejer dari restoran chiken family.
"Astaga, Kak."
Menejer dengan tag name Valerie Kim itu mengernyitkan keningnya heran. "Kau kenapa?"
"Pelanggan yang duduk di meja nomor lima itu seorang idol terkenal."
Valerie membulatkan matanya. "Oh, ya," katanya tidak menyangka, "memangnya siapa?"
"V BTS."
Valerie terkena serangan jantung kecil. "Oh my biasku."
Gadis tadi tampak bersemangat saat tahu kalau menejer restoran ini juga seorang fangirl sama seperti dirinya. "Kakak suka BTS?"
"Banget. Aku bahkan memiliki semua albumya."
"Kalau aku suka EXO, Kak," kata gadis itu bersemangat.
"Oh."
Jawaban "Oh" dari Valerie seketika mematahkan semangat gadis itu. "Kak, walau beda fandom, kita enggak boleh war, loh."
Valerie mengerutkan keningnya. "Siapa yang ngajakin, war?"
"Tapi tadi reaksi Kakak cuma oh aja?"
"Emangnya aku harus bereaksi seperti apa?"
"Ya seperti ini. Oh, ya, aku nggak menyangka, kalau dilihat-lihat member Exo tampan-tampan, ya. Gitu kek," katanya.
Valerie memasang wajah datar. "Kembali bekerja sana."
Dengan raut wajah kesal, gadis itu pergi untuk kembali bekerja.
Di tempat lain Jasmine terlihat kesal karena tidak melihat seorang pun rekan kerjanya yang melayani pelanggan di meja nomor lima. Selesai mengantarkan pesanan di meja lain, Jasmine langsung pergi ke meja nomor lima. Ketika mendekat, ia sepertinya tidak asing dengan pelanggan yang memakai masker putih itu. Semoga tebakannya benar.
"Selamat pagi."
Ketika pelanggan itu menurunkan maskernya, gadis itu langsung tersenyum. Syukurlah kalau tebakannya benar. "Tae."
"Hay," sapa Tae.
"Hay juga," balas Jasmine, "kamu mau pesan apa, Tae?"
Taehyung berpikir. "Umm, aku pesan hati kamu aja, deh."
Jasmine hanya terkekeh manis. "Nanti kalau aku nggak punya hati lagi, gimana? Emangnya kamu tega?"
Taehyung terkikik. "Ya udah nggak jadi pesan hati kamu," katanya masih dengan menyisakan kekehan, "aku delivery aja, deh."
Jasmine mengerutkan keningnya. "Terus kenapa kamu ke sini?"
"Ya tentu aja buat ketemu kamu."
Seketika ucapan Taehyung membuat pipi Jasmine merona merah. Ia makin dibuat tergila-gila pada lelaki di depannya itu.
"Tapi pesanan aku, kamu, ya yang antar."
"Nggak bisa seperti itu, dong, Tae."
"Kenapa? Kamu nggak mau ketemu lagi denganku gitu?"
"Bukannya gitu. Bukan kewenangan aku buat milih-milih nganter pesanan."
Taehyung mengangguk paham. "Baiklah kalo gitu. Akan aku pastiin kalau kamu yang bakal mengantarkan pesananku."
Jasmine tersenyum. Ia harap Taehyung berhasil melakukan hal itu. "Ya udah, kalau gitu aku kembali bekerja, ya." Gadis itu pergi.
Ketika Taehyung memandang punggung Jasmine yang mulai menjauh dengan suka cita, seorang pelanggan perempuan mendatanginya.
"Kamu V BTS, ya?"
Taehyung buru-buru menaikkan maskernya. Ia menoleh. "Bukan, cuma mirip saja." Lelaki itu langsung pergi.
***
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh Jasmine menghampiri Valerie. Ia bertanya tentang pengantaran pesanan ayam goreng. Valerie pun menyerahkan beberapa pesanan dan beserta alamat pemesan. Jasmine melihat-lihat alamat tersebut, dan ia tersenyum saat melihat alamat apartemen Kim Taehyung. Ternyata lelaki itu berhasil.
"Kamu kenal Kim Taehyung?" ujar Valerie.
Jasmine mengalihkan pandangannya. "Iya, Kak."
Valerie menaikkan sebelah alisnya. "Kenal dimana, kok bisa," tanyanya kepo.
"Kakak ingat nggak sama ceritaku tentang pelanggan yang suka nolak pesanannya saat sudah diantarkan?"
Valerie coba mengingat. "Ah, ya, aku ingat."
"Nah, hari itu Taehyung lah yang nolongin aku."
Valerie seketika takjub. Jika tahu akan ada keajaiban seperti itu, lebih baik ia melamar sebagai kurir ayam goreng saja di restoran ini.
"Wow, kamu beruntung banget, Jas."
"Ah biasa aja, kakak kan juga kenal," ujar Jasmine santai, "yaudah, ya, Kak, aku nganterin pesanan dulu." Gadis itu pergi sambil membawa beberapa pesanan.
Ketika Jasmine telah keluar dari pintu restoran, Valerie bergumam, "Hoki banget, si, Jasmine.
Beberapa waktu lalu.
Taehyung memesan dua puluh lima potong ayam goreng bagian paha dan satu botol ukuran satu liter.
"Hanya itu saja?" tanya Valerie profesional.
"Ya, itu saja."
"Baiklah, Pak. Alamatnya di mana?"
Taehyung menyebutkan alamat gedung apartemen berserta unitnya.
"Baiklah, Pak. Pesanannya akan diantar setelah jam sepuluh."
"Mm, bolehkah saya meminta Jasmine untuk mengantarkan pesanan saya?"
"Oh, tentu."
Taehyung tersenyum. "Baiklah kalau begitu."
Sebelum membiarkan Taehyung pergi, Valerie menahan langkah lelaki itu. "Anda V BTS, ya."
"Ya."
Valerie mengambil poto card di laci meja kasir, lalu menyodorkannya pada Taehyung.
"Bolehkan saya minta tanda tangan. Adik saya sangat menyukai anda."
Taehyung membalik poto card gambar dirinya dan membubuhkan tanda tangan. "Siapa nama adik anda?"
"Valerie Kim."
Taehyung terkekeh geli, padahal secara tidak sengaja ia sempat membaca name tag milik gadis di depannya itu.
***
Jasmine telah sampai di depan unit apartemen Tae. Ia tidak sabar ingin kembali bertemu dengan pujaannya. Semoga Tae yang membukakan pintunya, ujar Jasmine dalam hati.
Ketika Jasmine menekan bel apartemen sekali, seseorang yang suaranya tidak asing menegurnya. "Jasmine."
Jasmine menoleh dan berapa senangnya ia bisa bertemu dengan pahlawannya Kim Namjoon. "Oppa."
"Kamu ngapain disini?" tanya Namjoon yang tidak tahu kalau Jasmine adalah kurir ayam goreng di restoran Chiken family.
Meski sering bertukar pesan dan sesekali berkunjung ke kosan Jasmine, mereka tidak pernah membahas tentang profesi masing-masing. Kedua orang yang ternyata berasal dari satu provinsi dan desa, lebih sering membahas tentang struggle tinggal di kota Seoul dan jauh dari orang tua. Namjoon juga sering memberikan nasihat kepada Jasmine seperti seorang kakak lelaki.
"Aku mau mengantar pesanan ayam, Oppa," ujar Jasmine, "Oppa, tinggal di gedung apartemen ini juga?" lanjutnya bertanya.
"Iya, ini tempat tinggalku ." Namjoon menunjuk unit apartemen Tae. "Pesanan atas nama siapa?" lanjutnya bertanya.
"Kim Taehyung," ujar Jasmine.
"Oh, si, Tae. Yasudah titip saja padaku."
Jasmine agak kecewa, pasalnya ia ingin berjumpa kembali dengan Kim Taehyung, tetapi ia juga tidak bisa mengatakan apa-apa saat Namjoon, ingin ia menitipkan ayam goreng itu kepadanya.
"Ya sudah, Oppa." Jasmine memberikan ayam gorengnya.
"Jadi berapa semuanya?"
"Dua puluh lima ribu Won."
"Ya sudah, sebentar, ya aku ambil uang dulu."
Cukup lama menunggu akhirnya Namjoon datang dan memberikan kartu debitnya kepada Jasmine. Setelah transaksi selesai, Jasmine pun pergi untuk kembali bekerja.
Ketika menatap kepergian Jasmine, tersirat kekecewaan dimatanya. Setelah sosok gadis itu menghilang dari pandangannya, Namjoon masuk ke dalam apartemen.
Di ruang tengah Namjoon bertemu dengan Taehyung yang tengah menonton anime bergenre thriller. "Tae, ini pesanan ayam gorengmu?" Lelaki yang memiliki lesung pipi itu meletakan paper bag itu di atas meja.
"Kenapa bisa ada pada Hyung?" ujar Tae agak kecewa.
"Iya, tadi, aku nggak sengaja bertemu dengan pengantar ayamnya di depan, jadi sekalian," paparnya, "Oh, ya, siapa nama gadis yang sedang kau sukai itu?"
"Jasmine," jawab Taehyung, "Kenapa emangnya?"
Namjoon tersenyum getir, kemudian menggeleng. "Enggak." Lelaki itu menghela napas. "Ya udah kalo gitu aku ke kamar dulu."
"Tunggu dulu, Hyung." Taehyung mengambil dompet yang telah ia taruh di atas meja. "Berapa uang yang harusku ganti?"
"Udah, gak apa-apa aku traktir," ujar Namjoon. Ia menepuk pundak Taehyung sekali sebelum pergi.
Setelah Namjoon masuk ke kamar, Taehyung membawa ayam gorengnya ke kamar Jungkook. Tidak lama setelah mengetuk pintu kamar, Jimin membuka pintu tersebut.
"Eh, kenapa Jungkook jadi pendek, gini?" ujar Taehyung menjahili Jimin. Si empunya kamar dan Jin yang juga berada di kamar Jungkook terkekeh.
"Hei! Minta dihajar?!" gertak Jimin yang membuat Taehyung tertawa.
"Nggak apa-apa, Hyung. itu artinya kau imut-imut kayak semut," timpal Jungkook.
Ucapan Jungkook barusan membuat Jimin memandangnya dengan tatapan tajam. Kau mati, ya? begitu kira-kira arti tatapan lelaki yang sering dipanggil mochi oleh penggemarnya.
"Hehe, sorry, Hyung," kata Jungkook sembari memberikan cengirannya.
Tidak lama Seokjin membuka suara. "Kau bawa ayam goreng lagi, Tae?" katanya saat melihat Taehyung menenteng paper bag bercap restoran chiken family.
"Iya."
"Wah rejeki ini, bawa kemari Tae." Seokjin yang tadinya duduk di sofa santai, pindah duduk di lantai, setelah Taehyung meletakkan paper bagnya dilantai. Jungkook yang duduk di tempat tidur pun ikut duduk di lantai. Jimin pun duduk. Ketiga lelaki itu layaknya anggota sekte pemuja ayam goreng.
Mereka pun menyantap makanan yang tersedia di depan. Untung Taehyung pesannya agak banyak.
"Dari kemarin ku perhatikan, kau selalu saja pesan ayam dari restoran yang sama, Tae?" tanya Seokjin berlagak tidak tahu.
"Hyung pasti sudah tau alasanya 'kan?"
Sindiran tersebut langsung membuat Seokjin tertohok. "Emang benar, karyawan di restoran itu?" tanyanya.
Tae mengangguk. "Dia dibagian kurirnya."
"Cantik nggak, Tae?" Timpal Jimin.
"Ya menurut gue sih cantik, tapi selain itu dia juga orangnya asyik diajak ngobrol."
"Udah sejauh apa lu sama dia?" tanya Jimin lagi.
"Ya gak sejauh rute Korea-Amerika sih, tapi bisalah," ujar Taehyung sambil tersenyum malu-malu.
"Wah, kapan, dong dikenalin ke kita?" tanya Seokjin.
"Nantilah Hyung. kalau udah resmi pacaran," ujar Tae sambil menaiki turunkan alisnya.
"Ah gue jadi penasaran, cewek cantik seperti apa yang bisa mengambil hati si alien 4d kita," kata Jimin penasaran.
"Hei, jangan alien 4D lah," protes Tae, "world wide handsome dong."
Seokjin mengeplak kepala adik kurang ajarnya. "Itu julukan yang sudah kupatenkan," katanya, "kalau mau pakai, kau harus bayar royalti dulu padaku."
Taehyung mengerucutkan bibirnya sambil mengelus kepalanya yang habis dipukul. "Aku alien 4D ajalah" ujar Tae.
Jimin dan Seokjin tertawa kecuali Jungkook. Si makane itu yang sedang asik melahap ayam goreng. Parahnya, yang lain masih makan satu, tapi dia entah sudah berapa. Yang pasti ayam goreng nya tinggal lima.
Tae yang menyadari itu menggeleng. "Hoho, lHyung, Jimin, coba lihat Kookie." Jimin dan Seokjin melihat Jungkook. Keduanya menggeleng.
Jungkook yang asik makan akhirnya menyadari tatapan ketiga abangnya itu. "Kenapa?" tanyanya sembari memakan ayam goreng nya yang hampir habis.
"Sudah berapa ayam goreng yang kau makan itu?" Seokjin mendengkus geli. "Hei, kami dua saja belum," lanjutnya terkekeh kecil.
"Kalian itu terlalu banyak ngobrol, Hyung." Jungkook, meletakan tulang ayam di dalam paper bag, bersama dengan tulang-tulang ayam bekasnya tadi.
Ketika Jungkook hendak kembali mengambil ayam goreng di dalam kotak, Jimin langsung menutup kotak tersebut dan menjauhkannya dari Jungkook. "Jungkook ssi- kendalikan dirimu."
"Ah Hyung!"
"No, kay mau jadi babi, ya?" ujar Jimin.
Jungkook menatap Jimin kesal, kemudian berdecih.
Tidak lama Hoseok muncul. "Vocal line." Ketiga orang tersebut pun memandang Hoseok yang berdiri di ambang pintu. Lelaki berhidung bangir itu memicingkan matanya. "Kalian tengah berpesta, tapi kalian tidak mengajak aku," ujarnya bernada dramatis.
Jimin mengajak Hoseok untuk bergabung ke sekte pemuja ayam goreng. Taehyung mengeser tubuhnya dan membuat space agar Hoseok dapat duduk.
"Pesta apa kalian?" tanya Hoseok sebelum duduk.
"Bukan. pesta ayam goreng," kata Seokjin saat Hoseok telah duduk. "Tapi tuh, sudah dihabiskan sama si Kookie."
"Nggak. itu masih ada lima," protes Jungkook. Ia menggerutu karena tidak diperbolehkan untuk makan ayam goreng lagi.
"Tapi delapan belas nya lu makan semua," balas Jin.
"Iya Hyung, tadinya aku pesan ayam goreng dua puluh lima potong," ujar Tae, "aku, jin Hyung dan Jimin, baru makan satu tapi sekarang ayam nya tinggal lima potong."
Heosok memandang Jungkook , kemudian menggeleng. "Jungkook'ah, kau mau jadi babi seperti Jimin ssi dulu?" ujarnya terkekeh.
Jimin hanya berdecak kesal mendengar ucapan Hoseok. Seokjin dan Taehyung tertawa, sedangkan Jungkook hanya diam. Lelaki bermata besar itu masih kesal.
Hoseok teringat akan Yoongi. "Bagaimana, jika kita panggil Yoongi Hyung, dia kan juga suka ayam goreng."
"Ah jangan, ayam nya tinggal lima, nanti Yoongi merasa terkhianati," kata Seokjin.
"Aa, benar juga." Hoseok membenarkan.
Seokjin memandang Jimin dan meminta lelaki itu untuk menemaninya ke restoran chiken family. Rencananya ia akan membuat konten eat Jin, dengan ayam goreng sebagai makanannya.
"Hyung biar aku saja yang membelikan ayam goreng untukmu," kata Jimin penuh maksud.
Hoseok menatap Jimin curiga. "Hei, kau tidak sedang punya pikiran buat nikung Tae kan?" Tau aja nih orang, ujar Jimin dalam hati.
"Ah ya, tipe cewek kalian kan mirip-mirip," timpal Seokjin.
"Ah, enggak lah itu Hyung." Jimin berkelit. "Ah, ya sudah ayo makan lagi ayamnya" lanjutnya mengalihkan pembicaraan, sebelum kecurigaan muncul lagi.
Taehyung menatap Jimin penuh curiga. Sepertinya ia harus cepat-cepat menjadikan Jasmine sebagai miliknya sebelum Jimin bertindak.