"Lari bangsat" Teriak Zayyan dengan nafasnya yang memburu
"Gua udah ga kuat" Natasya merasa oksigen di dadanya mendadak habis, semua karena Zayyan yang mengaggu anjing gila di jalan sehingga anjing itu mengejar mereka.
"ada pohon sya manjat" pekik Zayyan membuat gadis itu terperangah. Di pandangnya pohon yang menjulang itu,Natasya meneguk ludahnya yang terasa tercekat, bagaimana bisa ia memanjat pohon setinggi harapan ibu itu.
*((yang mau lanjut ayo kita gasss....))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fata_morgana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#RUMAH UNTUK PULANG
Zayyan memasuki sebuah pekarangan rumah yang lumayan besar dan elit. cowok itu turun dari motornya. Untuk beberapa saat dipandanginya rumah besar itu lama. sudah dua hari Zayyan tidak pulang kesini, ke rumah orang tuanya.
Dengan langkah mantap Zayyan mulai memasuki area depan teras rumah besar itu, tangannya terangkat untuk membuka pintu kayu itu, namun tertahan. Cowok itu agak ragu memasuki rumahnya sendiri, Karena tau pasti Liam, ayahnya Zayyan akan sangat marah kepadanya. Lantaran cowok itu tidak pulang kerumah selama dua hari ini dan mengabaikan panggilan ayahnya. Dengan segala pertimbangan, Akhirnya cowok itu memberanikan diri membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.
Zayyan dengan perlahan berjalan ke ruangan tengah namun tak di lihat seorang pun di sana. cowok itu nampak menghela nafas lega. Dengan santainya cowok itu menaiki tangga menuju kamarnya sebelum suara berat ayahnya membuatnya berhenti di anak tangga.
"Kenapa pulang?"
"kamu butuh uang?"
suara berat Liam sangat mencekam pendengaran Zayyan, cowok itu melihat Ekspresi ayahnya yang dingin dan datar. kemudian turun menemui ayahnya.
"Dari mana?" Tanya Liam tanpa basa basi.
"dari rumah teman" Jawab Zayyan sekenanya. sangat malas meladeni ayahnya yang sangat keras itu.
"Sampe dua hari?"
"Ngapain kamu hah?"
"kamu tau ga papa kerja siang malam itu untuk biayain hidup kamu, seharus nya kamu patuh sama papa,bukan jadi ga berguna seperti ini"
Zayyan diam, cowok itu pasrah akan apa yang akan dilakukan Liam nanti terhadapnya.
"aku mau istirahat pa ak..."
PLAAK
"JANGAN MEMBANTAH SAYA KALAU SAYA LAGI BICARA" bentak Liam emosi. wajah Zayyan tertoleh ke kanan akibat tamparan keras ayahnya. Rahang cowok itu menggeras, menahan segala sesak yang ada di dalam jiwanya. Ini alasan Zayyan mengapa dia lebih suka berada di rumah Natasya, hanya disana dia bisa mendapatkan perlakuan yang baik dan kasih sayang seorang ibu. Sudut bibir cowok itu berdarah bisa di bayangkan seberapa kuat tamparan pria tua itu.
" cihh..."
Zayyan berdecih sinis cukup muak dengan pria di depannya ini. jika bukan karena Risma yang menyuruh nya pulang, mungkin cowok itu tak akan sudi berada di tempat yang menyerupai neraka ini.
mungkin benar beberapa dari sebagian orang menganggap rumah adalah tempat ternyaman bagi mereka yang pulang setelah merasakan perjalanan singkat bersama semesta. Namun pada dasarnya,tidak untuk mereka yang terluka karena tempat pulangnya bukan lagi ke tempat asalnya, di mana dia bisa mencari kebaikan semesta. karena sejatinya manusia mereka tidak akan mencari kebahagian lain disaat semesta menyuruhnya untuk tetap bertahan, Semesta itu baik, karena dia tau siapa yang bisa tertawa dibalik luka nya.
"ANAK KURANG AJAR BEGITUKAH TINGKAH LAKUMU SAAT BERBICARA DENGAN ORANG TUA MU" Liam naik pitam, untuk kedua kalinya pria itu membubuhkan tamparan kedua dipipi yang sama pada wajah tampan Zayyan. cowok itu masih diam membiarkan Liam melakukan apa saja terhadapnya. percuma melawan ayahnya yang pada akhirnya dia akan membuat ayahnya makin muak terhadapnya.
"pa mama mau ketemu klaein dulu, pulangnya agak malam, pintu nya di kunci aja mama punya kunci cadangan"
Elsa, mama Zayyan. wanita paruh baya itu sudah siap dengan pakaiannya yang rapi, sembari menuruni tangga menuju kearah Zayyan dan Liam. wanita itu menatap sekilas putra sulungnya sebelum kembali kepada suaminya.
"Jangan keras keras sama anak pa"
tegur Elsa pada Liam, namun pria tua itu hanya menggumbrisnya.
"jika dia tidak kurang ajar saya tidak akan bersikap seperti ini"
Elsa nampak menatap ke arah Zayyan, tak ada raut khawatir atau kasian dari wajah wanita itu. dia tidak menampilkan ekspresi apapun.
"Dengar kata kata papa kamu jangan ngebantah, semua yang dia katakan itu yang terbaik buat kamu" peringat Elsa kemudian berlalu pergi karena meeting dengan klaein nya lebih penting dari apapun.
Zayyan nampak tersenyum pahit, orang tuanya sama aja, lebih mementingkan bisnis mereka. bagi mereka uang di atas segalanya, padahal Zayyan hanya butuh perhatian dan kasih sayang dari keduanya.
..."terkadang semesta memberi mereka pelajaran lewat orang orang yang mereka sayangi, agar mereka bisa menjadi lebih kuat."...
***
SEE YOUU
