Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28: Sorotan Para Tetua
Sinar dari formasi teleportasi memancar terang di tengah pelataran utama Gunung Dalam Sekte Langit Abadi. Satu per satu peserta ujian lapis kedua kembali, sebagian dengan luka, sebagian dengan wajah murung, dan hanya segelintir yang tampak puas.
Di antara mereka, Qin Tian muncul membawa Batu Jiwa di tangan. Saat tubuhnya sepenuhnya muncul dari formasi, semua mata langsung tertuju padanya.
“Dia berhasil… dan masih hidup tanpa luka berat.”
“Bahkan Ren Bai terlambat keluar beberapa saat darinya. Itu luar biasa.”
“Siapa sebenarnya pemuda ini?”
Gumaman-gumaman dari para murid dan tetua muda mulai terdengar. Beberapa bahkan mencatat nama Qin Tian dalam catatan pribadi mereka.
Di sisi kanan panggung utama, deretan tetua duduk di kursi tinggi, masing-masing dikelilingi oleh aura kuat. Salah satu di antaranya adalah Penatua Li, yang dikenal sebagai pemimpin paviliun teknik.
Mata Penatua Li menatap Qin Tian lekat-lekat, lalu ia tertawa kecil. “Anak ini... mengingatkanku pada dirinya dulu.”
Penatua Yuan yang duduk di samping hanya mengangguk. “Dia belum menunjukkan seluruh potensinya. Batu Jiwa itu hanya permulaan.”
Kemudian, suara lonceng berbunyi nyaring, menandai berakhirnya ujian lapis kedua. Penatua Yuan melangkah ke tengah panggung, tangannya terangkat, dan semua suara langsung terdiam.
“Dari seratus lima puluh murid yang memulai, hanya sembilan orang yang berhasil melewati dua tahap ujian. Dan di antara mereka, satu murid telah menyelesaikan ujian dengan pencapaian tertinggi: Qin Tian.”
Suara riuh langsung memenuhi udara, dan bahkan beberapa tetua lainnya tampak terkejut.
Ren Bai yang berdiri tidak jauh dari Qin Tian hanya tersenyum, meskipun di balik senyumnya tersimpan sedikit tekanan.
“Pencapaian tertinggi?” batinnya. “Apa karena dia mendapat Batu Jiwa lebih dulu? Atau karena dia menghancurkan formasi ilusi?”
Sementara itu, Qin Tian tetap berdiri tenang, meskipun di dalam hatinya ia merasa sedikit tidak nyaman menjadi pusat perhatian. Sejak ia meninggalkan desanya, niatnya memang untuk menjadi kuat, tapi ia tidak menyangka akan menjadi sorotan secepat ini.
Penatua Yuan melanjutkan, “Sebagai murid dengan pencapaian tertinggi, Qin Tian berhak memilih satu dari tiga hadiah: senjata roh tingkat tinggi, teknik kultivasi tingkat menengah, atau pil penguat inti spiritual.”
Mata para murid melebar. Hadiah seperti itu biasanya hanya diberikan kepada murid dalam yang sudah berada di tingkat inti. Sekarang, pemuda yang baru memasuki tingkat Qi awal bisa memilih salah satunya.
Qin Tian merenung sejenak. Ia sudah memiliki tombak warisan dari klannya, dan teknik yang ia pelajari sejauh ini cukup memadai. Tapi untuk menghadapi lawan yang lebih kuat ke depannya, kekuatan Qi-nya harus lebih dalam dan stabil.
“Aku memilih… pil penguat inti spiritual,” ujarnya tegas.
Penatua Yuan tersenyum. “Pilihan bijak.”
Seorang murid pembawa baki emas segera menghampiri dan menyerahkan botol giok putih berisi tiga pil berwarna keperakan. Qin Tian membungkuk hormat, lalu kembali ke barisan.
Penatua Yuan kemudian mempersilakan para murid terpilih untuk kembali ke kediaman masing-masing dan bersiap menghadapi pelatihan lanjutan sebagai murid inti. Namun, sebelum benar-benar dibubarkan, Penatua Li tiba-tiba angkat bicara.
“Qin Tian, tetap di sini sebentar.”
Murid lain mulai bubar, namun beberapa yang penasaran tetap menoleh ke belakang.
Qin Tian melangkah maju ke hadapan para tetua.
Penatua Li menatapnya dengan mata menyipit. “Apakah kau tertarik untuk mempelajari teknik elemen petir yang lebih murni dan lebih kuat dari sekte ini?”
Qin Tian tidak langsung menjawab. “Apakah itu termasuk teknik warisan inti?”
Penatua Li tertawa. “Bisa dibilang. Tapi hanya diberikan pada murid yang benar-benar menunjukkan potensi luar biasa. Dan kau… telah menunjukkannya.”
Qin Tian mengangguk hormat. “Jika aku diberi kesempatan, aku akan belajar dengan sepenuh hati.”
Penatua Li melemparkan gulungan kecil yang disegel dengan simbol petir. “Ini hanya pengantar. Datanglah ke Paviliun Petir saat fajar esok. Aku akan mengujimu.”
Qin Tian menerima gulungan itu, dan dalam hatinya mulai muncul rasa antisipasi.
‘Langkahku menuju puncak... baru saja dimulai.’