Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Nana dan Xiela ngambek
"PERGI! PERGILAH SEBELUM KU CACAH TUBUH MU." ancam Purnama sangat marah sudah.
Jovan masih menggeliat kesakitan karena dia baru ini di banting oleh seorang wanita dan sampai tidak bisa mau bergerak bangkit, padahal tubuh Jovan sangat kekar dan berotot juga. wanita biasa memang tidak akan mungkin bisa sampai membanting pria sampai begini, kecuali Purnama memang.
"Bawa dia pergi dari hadapan ku sebelum kau ku banting juga!" bentak Purnama pada Sari.
"Sebenar nya apa masalah mu ini, Purnama? kau mungkin memang benci padaku, tapi dia cuma majikan ku dan dia datang untuk meminta obat agar istri nya bisa sembuh." Sari malah salah kira pula karena Jovan memang belum mengutarakan niat tadi.
"Kau bertanya padaku?" Purnama mendekati Sari.
"Aku tau kau sangat benci padaku, tapi bukan berarti orang yang dekat dengan ku pun kau tidak suka! aku rela meninggal kan kampung agar kau puas." Sari berkata keras sambil menangis karena mulai kesal.
Purnama tertawa melihat Sari yang malah bersikap menjadi korban di sini, padahal dia sama sekali tidak tau apa apa soal Jovan. tapi malah dengan ɓerani nya mengatakan bahwa Purnama membenci orang yang ikut dengan diri nya, entah bagai mana pikiran Sari. namun yang jelas ia merasa amat di benci karena sudah pernah menikah dengan Arya, memang salah nya juga karena menjadi jalang.
Atas perbuatan nya itu lah yang membuat Purnama jadi sangat marah dan tidak suka pada Sari, sampai sekarang Purnama rasa nya tidak bisa memaafkan apa yang Sari perbuat. bahkan ketika Arya menjadi duda, Purnama mengamuk lagi pada Sari dan puncak nya Sari harus meninggalkan kampung.
Sebab Purnama tau bahwa Sari masih punya perasaan pada Arya, ada sedikit harapan di hati janda muda ini untuk kembali lagi pada sang suami. walau Sari bisa di bilang tidak terlalu muda, sekarang saja usia nya sudah mau kepala empat dan mantan suami masih saja terlihat muda.
"Kepuasan ku bukan hanya kau meninggal kan kampung, mau kau buat rumah di depan rumah ku pun aku tidak peduli. asal kan kau buang perasaan mu pada adik ku!" bentak Purnama.
"Aku sudah tidak mencintai dia lagi, Purnama!" elak Sari.
"Pendusta!"
PLAAAAK.
Sari jatuh terduduk karena di tampar oleh Purnama karena sangking kuat nya, mau tidak mau dia merintih juga walau pun malu. di sini lah Jovan baru menyadari bahwa Purnama memang bukan wanita biasa, bahkan dia bisa langsung tau masalah yang sudah Jovan buat walau pun belum ada cerita sama sekali sejak tadi, apa lagi barusan dia sudah di banting dan Sari di tampar.
"Kau pikir aku sama sekali tidak tau? pergi lah dari hadapan ku sebelum ku hajar kau!" ancam Purnama.
"Pergi lah, Sari. ajak teman mu keluar, jangan ganggu Purnama dulu ya." Zidan berkata baik baik.
"Lihat lah dirimu ini, Mas Zidan! kau seorang ustad tapi tidak bisa membimbing istri mu agar bisa bersikap sopan." Sari berteriak keras.
"Sari tolong lah, ku mohon jangan buat dirimu sengsara." Arya muncul dari depan.
"Kakak mu ini, Mas Arya!"
"Kau! kau yang harus sadar diri dan pergi, Kakak ku tidak mau membantu mu dan juga majikan mu." Arya menyentak kasar.
Jovan tidak punya pilihan lain sekarang, mau tak mau ia harus keluar dari rumah Purnama agar jangan kena amuk lagi. sama hal nya dengan Sari, dengan hati yang sangat kesal serta wajah malu karena sekali lagi ia harus terlibat adu mulut dengan orang yang sangat membenci nya.
"Tarik nafas, ayo istigfar." Zidan menggosok punggung istri nya.
"Kakak jangan apa apa emosi lah, nanti malah mati kena darah tinggi. mau di taruh mana harga diriku, pasti nya para iblis akan tertawa apa bila Ratu ular mati karena darah tinggi." ujar Arya memberi nasehat walau melekit juga di hati.
"Mantan istrimu pun ada ada saja, ngapain juga dia bawa teman dari kota!" rutuk Maharani.
"Apa kalian tau, teman nya Sari itu sudah membunuh seorang wanita di sebuah vila dengan sadis!" Purnama berseru kesal.
"Dia memperkosa nya?" Maharani tertegun seketika.
"Benar, ada lima orang yang memperkosa nya dan satu sudah mati." jawab Purnama pula.
"Lalu dia tadi meminta mu untuk memusnahkan arwah gadis yang sudah dia perkosa?" tanya Nana penasaran.
"Ya, dukun dia hanya bisa menyegel saja tanpa bisa memusnahkan." angguk Purnama.
"Ayo kita temui arwah itu, Ran!" ajak Nilam sudah ready apa bila nanti akan menghajar para pria edan itu.
"Pergi lah kalau memang mau pergi, kau urus saja para pria itu dan biar gadis membalas kan dendam nya." angguk Purnama setuju.
Anak buah Purnama semangat pula mau pergi mencari arwah yang sedang di segel, Purnama belum tau pasti lokasi nya di mana. cuma ia sempat tau bahwa ada di sebuah vila, Maharani memutuskan untuk mengikuti pria yang bersama Sari saja tadi.
Mungkin akan tau apa bila mengikuti mereka, lagi pula kali ini pasti akan lebih semangat apa bila melakukan nya karena Purnama malah memberi izin agar mereka membantu si gadis untuk balas dendam, bukan nya melarang agar bisa jadi arwah suci.
"Siapa saja yang mau pergi?" Purnama menatap para member nya.
"Aku dan Nilam, kalau yang lain mau ikut ayo lah." Maharani sudah pasti pilih Nilam duluan.
"Aku ikut ya, Pur?" Nana meminta izin karena penasaran juga.
"Aku juga lah, Bagas sedang banyak kerjaan jadi aku bosan." Xiela ingin ikut juga.
"Kalian pergi berempat itu mau cari vila atau mau cari masalah lain, cukup dua saja lah!" cegah Arya.
"Biar lah mereka pergi, masih ada yang lain juga di rumah." Purnama memberikan izin.
"Mereka kalau empat orang pergi nya jadi masalah nanti, pasti tidak akan lurus! lebih baik berdua saja." kekeh Arya.
"Enggak kok, janji kami tidak akan buat masalah! lagi pula kalau cuma berdua takut tidak sanggup, bagai mana kalau ternyata setan itu salah kira dan tidak mau di dekati." Nana berusaha mencari celah.
"Kalian menyusul saja nanti, biar Maharani dan Nilam yang pergi duluan." putus Purnama.
"Iiisssh kan selalu begitu!" Nana dan Xiela jadi kesal.
"Kalian itu kalau memang mau membantu arwah ya tinggal cari saja, di sini pun banyak!" ucap Arya.
Tapi dua gadis ini sudah ngambek karena mau nya ikut Maharani dan Nilam, malah tidak boleh pula dengan Arya sehingga kesal lah yang ada. bagai mana anak kecil yang merajuk, maka begitu lah Nana dan Xiela.
itu baru arka lo.../CoolGuy/
makasih lo thor,udah sempat²in up...☺️
Makasih mak nov updatenya,, makin seru ini