Bagaimana rasanya kalau kamu mencintai seseorang yang tidak pernah menganggapmu ada, padahal kamu mencintainya dengan sangat tulus. Kecantikan Ara tidak bisa membuat hati Revan luluh.
Ara Anastasia selama beberapa bulan ini tanpa lelah mengejar cinta seorang Most Wanted sekaligus ketua OSIS di sekolahnya SMA Negeri Harapan 1 bernama Revan Prayoga. Tetapi sayangnya Revan sudah mempunyai gadis yang ia sukai bernama Angel.
Usaha Ara untuk bisa mendapatkan cinta Revan sia-sia ketika pria itu menyuruhnya berhenti mengejarnya. Ara yang merasa kalah dengan perasaannya sendiri akhirnya mengabulkan permintaan Revan dan mulai menjauh.
Tetapi setelah Ara menjauhi Revan selama beberapa waktu membuat cowok itu uring-uringan tidak jelas. Angel sang kekasih turut menjadi korban kekesalannya hanya karena Revan melihat Ara berpelukan dengan salah satu cowok populer dan sahabat baiknya sendiri.
"Gue bisa gila Ra, kalau Lo terus bersikap kayak gini!"
"Emang sikap Gue kenapa Van? ada yang salah?" Tanya Ara menaikkan sebelah alisnya.
"Jangan jauhin Gue dan jangan deket sama cowok lain!" Ara tertawa sinis.
"Lo lupa Van, Bukannya Lo sendiri yang nyuruh Gue buat ngejauhin Lo?"
Skakmatt! Revan tidak bisa menjawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 ( Revan & Raka )
Happy Reading 😊
Angel pergi dari rumah Revan dengan perasaan kesal setelah di usir oleh satpam dan penjaga di rumah tersebut.
"Sial, ini semua gara-gara Ara!!" gumam Angel menahan amarah.
Diapun memesan taksi online dan menunggu nya di sebrang jalan.
Tiba-tiba hatinya merasa sangat sakit, saat mengingat ucapan Revan tadi. Dia tidak percaya kalau cinta Revan sudah tidak ada untuknya. Ya, mungkin Revan masih kesal dengan dirinya sehingga membuat Revan memutuskan nya begitu saja.
Angel juga di salahkan oleh sahabat-sahabat nya yang ikut di hukum oleh Revan karena ikut membully Ara.
Mereka kena teguran dari sang ketua OSIS misalkan mereka melakukan hal itu lagi, tidak segan-segan akan di laporkan pada kepala sekolah.
"Ara!! Aarrgghh! gadis bodoh itu benar-benar menyulitkan ku! kalau saja bukan karena dia, pasti Revan gak akan mutusin aku!!" gerutu Angel.
Apakah dia tidak sadar kalau dia sendiri yang mencari masalah, sepertinya memang sifat Angel yang penuh kepala itu lama-lama akan menampakkan diri.
Sambil menunggu taksi, Angel masih berusaha untuk menghubungi Revan, tapi tidak di angkat.
Tiba-tiba nama di kontak Revan tidak ada foto profilnya dan info kontak. Angel meremas ponselnya kuat. Revan telah memblokirnya. Ya, pria yang selama ini dia anggap akan terus bertekuk lutut padanya, ternyata malah mencampakkannya begitu saja.
Dadanya terasa sesak, Angel merasa kesulitan bernapas, hatinya sakit bagaikan di tikam pisau tajam dan dadanya seperti di himpit oleh batu besar. Matanya pun memanas, seiring dengan air mata yang mengembang dan ingin segera di loloskan.
"Van, kenapa kamu tega padaku, padahal aku sangat mencintaimu, tapi kenapa hanya karena aku menyiram Ara membuatmu membenciku, aku harus bagaimana Van agar kamu mau memaafkan ku,, aku gak mau seperti ini, aku,, hiks, aku cinta sama kamu!" lirih Angel.
Dia memang benar-benar cinta sama Revan, selain tampan, cerdas dan populer, Revan juga anak dari orang yang kaya, memiliki perusahaan besar dan beberapa anak cabangnya.
Tidak di pungkiri bahwa itu juga menambah nilai plus untuk Revan yang membuat Angel semakin ingin mengikatnya.
Tapi kalau keputusannya sudah seperti ini, harus bagaimana lagi? sejak kecil hidup Angel sudah susah, dia tidak di beri fasilitas yang mewah oleh kakek dan neneknya. Ayahnya tidak pernah menganggap nya. Angel menjadi sangat matre karena ingin seperti cewek yang lain.
Dia tidak tahu kenapa seluruh keluarga nya seakan menganggapnya sebagai anak terbuang, hanya kakek dan nenek dari almarhum ibunya yang terlihat peduli padanya.
Sebuah taksi berhenti di sebelahnya. Angel langsung masuk ke dalam dan duduk dengan raut wajah yang menyedihkan. Napas tersengal dan air matanya lolos begitu saja.
"Neng, mau ke mana?" tanya sopir taksi itu.
"Ke jl.Sudirman pak," jawab Angel terbata. Gadis itu menumpahkan segala kesedihannya di dalam taksi tersebut.
Sopir taksi itu menatap iba pada gadis itu, terlihat dari kaca spion depan, Angel masih berusaha menahan diri agak tidak menangis lagi.
"Sabar, neng,, kalau ada masalah itu lebih baik di selesaikan, pasti akan ada jalan keluarnya," Angel langsung menghapus air matanya ketika mendengar ucapan sopir taksi tersebut.
"Jalan keluar apa, Bang? udah gak ada jalan keluar, mending Abangnya berhenti nasehatin saya deh, saya masih bisa ngadepin Semua sendiri tanpa di kasih tahu!" jawab Angel ketus.
Sopir taksi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak jaman sekarang. Di kasih saran malah melonjak, tidak ada sopan santunnya sama sekali.
Malam harinya.
Revan dan Raka menikmati makan malam hanya berdua, karena Ayah Sandi dan Bunda Aulia sedang berada di Jerman selama beberapa hari. Selain mengurus pekerjaan, mereka juga menjenguk Oma yang sedang sakit.
Revan dan Raka tidak mungkin bisa ikut karena harus sekolah dan juga sebentar lagi akan memasuki ujian semester dua.
"Ka, tadi Abang beliin bakso buat Sifa, cewek yang deket sama lo," Raka langsung menghentikan makannya.
"Kok Abang bisa beliin Sifa bakso? emang Abang ketemu sama Sifa?" tanya Raka penasaran.
Sejak kapan Abangnya yang super cuek itu menjadi sosok yang perhatian.
"Abang gak ketemu Sifa, tadi abang lagi makan bareng sama kakak sepupunya, ya sekalian deh abang beliin Sifa bakso, karena kata kakaknya Sifa juga suka," Raka baru paham sekarang.
"Kakaknya Sifa yang namanya kak Ara, kan?" tanya Raka.
Revan mendongak menatap adiknya. "Lo kenal sama Ara?"
"Kenal Bang, tapi kak Ara gak kenal gue, sebenarnya sejak awal lihat kak Ara nganterin Sifa sekolah, gue suka sama kak Ara sejak pandangan pertama, dia tuh cantik dan baik, senyumnya itu, loh,, bikin hati gue meleleh," Revan terkejut mendengar Raka yang ternyata sudah mengenal Ara, bahkan dengan terang-terangan mengatakan kalau menyukainya.
"Hei, anak kecil!! Sekolah yang bener, jangan mikirin cewek dulu!" Revan sewot.
"Iya Bang, gue tahu, makanya gue mau belajar, biar pinter dan sukses, kalau udah sukses, gue mau datengin kak Ara dan menyatakan perasaan gue, jadi sekarang gue diem dulu," ucap Raka bersemu.
Revan yang mendengar itu merasa sangat kesal dan cemburu.
"Lo gak bisa sama Ara, karena Ara sekarang udah jadi milik abang!" ucap Revan.
Raka menatap kakaknya itu dengan dahi mengkerut.
"Bukannya pacar Abang itu kak Angel, ya? Kenapa sekarang abang meng-klaim kak Ara sebagai milik abang?"
"Ya, emang gitu adanya, abang sama Angel udah putus, karena abang baru sadar bahwa sebenarnya cewek yang abang cinta itu adalah Ara," ucap Revan mengubah kata panggilan gue menjadi Abang, yang itu artinya dia memang benar-benar serius untuk ucapannya barusan, dan Raka kalau sudah begitu, Revan tidak pernah main-main.
Bersambung.
mana nih bunga dan votenya 😁
Parah kali Cere cuma Krena masalah yg sbenarnya gaada😭 rill miss komunikasi+salah paham ini sampe kandas prnikahaan🤦