Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8
❤️ Happy Reading ❤️
''Sel.'' panggil Satria saat adiknya itu hendak melangkah pergi dari ruang makan seusai makan malam. ''Duduk.'' titah Satria dan Selin pun menuruti apa perintah sang kakak dan duduk kembali ke tempatnya semula.
''Sena sayang...Sena kekamar dulu ya sama mbak.'' kata Dela pada sang putri yang melihat kode mata dari sang suami.
''Iya bunda.'' jawabnya.
''Ada apa kak?'' tanya Selin yang sejatinya dalam hatinya sudah jedak jeduk tak karuan.
''Apa kamu yakin dengan keputusanmu untuk menikah dengan pria itu?'' tanya Satria langsung. ''Kalau kamu ingin membatalkan atau merubah keputusanmu...masih ada kesempatan Sel.'' sambungnya. ''Kami cuma tak ingin kamu menyesal nantinya karena kamu mengambil keputusan yang grusah-grusuh.'' imbuhnya.
''Kami hanya heran dan ingin memastikan saja bahwa pilihan serta keputusan kamu ini tidak salah.'' sahut Dela. ''Jujur kami sedikit terkejut dengan kejadian tadi siang karena tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba ada seorang pria yang datang ke rumah dan langsung ingin melamarmu.'' sambungnya lagi.
''Kamu yang setahu kami tidak mempunyai kekasih, tahu-tahu pulang membawa calon suami.'' kata Satria. ''Siapa yang tidak kaget jika mendadak seperti ini.'' imbuhnya.
''Maaf kak.'' ucap Selin.
''Bukan maaf yang ingin kami dengarkan darimu.'' kata Satria. ''Tapi kami butuh penjelasan agar kami bisa yakin dengan keputusanmu itu.'' tegasnya.
''Huft...maaf kalau ini begitu mendadak dan maaf kalau selama ini aku gak pernah cerita ke kakak.'' kata Selin. ''Aku cuma takut kalau nanti kakak marah kalau tau aku menjalin hubungan dengan seorang duda.'' lirihnya dengan kepala yang tertunduk tak berani menatap kakak dan kakak iparnya.
''Maaf kak...maafkan aku karena harus berbohong pada kalian.'' kata Selin dalam hati.
''Sejak kapan?'' tanya Satria yang membuat Selin mendongakkan kepalanya. ''Sejak kapan kalian berhubungan?'' imbuhnya lagi saat sang adik tak kunjung menjawab.
''Sudah agak lama kak.'' lirih Selin.
''Maafkan aku kak yang lagi-lagi bohong.'' katanya lagi dalam hati.
''Atau jangan-jangan semalam kamu gak menginap di tempat teman kamu, tapi kamu bermalam dengan pria itu.'' selidik Satria. ''Makanya pria itu langsung ikut pulang dan melamar kamu.'' katanya lagi dengan penuh rasa curiga.
''Enggak kak...itu gak bener.'' sahut Selin.
''Aduh lagi-lagi aku harus berbohong.'' katanya dalam hati lagi.
''Kamu masih perawan kan Sel?'' tanya Satria sambil memincingkan matanya yang membuat mata Selin langsung melotot tak percaya kalau kakaknya akan bertanya seperti itu.
''Ya ampun kak...aku bukan wanita murahan.'' sahut Selin dengan kesal. ''Kalau kakak gak percaya kita bisa tes keperawanan.'' imbuhnya dengan sangat yakin. ''Aku gak nyangka kakak aku sendiri bisa menilai diriku sebegitu rendah.'' ucapnya.
Kenapa bisa seyakin itu setelah tadi malam dia kedapatan tidur bersama seorang pria dewasa...ya Selin bukan gadis yang terlalu lugu ataupun polos sehingga tidak bisa membedakan sudah di gauli apa belum.
Karena sejak bangun tidur dirinya tak merasakan ada hal yang aneh pada tubuhnya, bagian intinya pun baik-baik saja...tak terasa perih ataupun sakit dan terlebih di seprai tempat dia tidur sama sekali tak ada jejak darah...jadi sudah dapat di pastikan kalau dirinya masih tersegel.
''Bukan begitu maksud kakak Sel.'' bantah Satria. ''Oke kakak minta maaf.'' ucapnya.
''Apa ada lagi yang mau di bahas?'' tanya Selin.
''Gak...kamu bisa kembali kekamarmu.'' jawab Satria.
''Yah, kamu itu keterlaluan...kenapa bisa bertanya hal seperti itu pada Selin.'' kata Dela selepas Selin pergi dari sana. ''Tentu saja dia marah dan tersinggung.'' imbuhnya lagi.
''Aku cuma takut Selin salah langkah bun, aku gak mau kalau sampai dia menyesal dengan keputusannya.'' kata Satria. ''Kamu tau sendiri...dia adalah adikku satu-satunya...dia tanggung jawabku semenjak kedua orangtua kami tiada.'' sambungnya dengan sendu.
''Iya aku tau itu yah...aku ngerti ketakutan serta kekhawatiran ayah.'' kata Dela. ''Tapi itu semua adalah keputusan Selin...yang kita bisa lakukan hanyalah mendukungnya dan mendo'akan yang terbaik untuk Selin.'' katanya lagi dengan sangat bijak. ''Selin itu sudah dewasa jadi dia sudah tahu mana yang baik dan buruk.'' imbuhnya.
''Iya kamu benar bun.'' kata Satria.
''Sudah sekarang lebih baik ayah istirahat di kamar, bunda mau ke kamar Sena dulu.'' kata Dela dan di angguki oleh Satria.
Sedangkan di ruangan lain...ada Selin yang sedang menangis sesenggukan di dalam kamarnya.
''Maafkan Selin kak...maaf karena Selin sudah bohong sama kakak...Selin gak berani bilang jujur sama kakak.'' gumam Selin.
''Selin sudah bikin kakak dan bapak sama ibu kecewa.'' gumamnya lagi. ''Ini bukan mau Selin...tapi Selin tak ada pilihan lain kak...maafin Selin.'' lirihnya dengan derai air mata.
Andai dirinya tak datang ke pesta itu...andai dirinya terus bersama Nanda...andai dirinya tak mendengar semua pembicaraan itu...pasti dirinya tak akan pernah terjebak dengan situasi seperti ini.
Tapi apalah daya...menyesal pun tak ada guna karena ibarat kata nasi sudah menjadi bubur saat ini.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Bagaimana tadi pertemuanmu dengan orangtua gadis itu Di?'' tanya papa Awan pada sang putra seusai mereka makan malam.
Karena sejak pulang dari mengantarkan Selin, Lazuardi tak kelaut dari ruang kerjanya bersama sang asisten...entah pekerjaan apa yang mereka kerjakan di sana.
''Dia tak punya orangtua pa, dia tinggal bersama kakaknya.'' jawab Lazuardi.
''Ah ya ampun...gadis yang malang.'' sahut sang mama Mega.
''Jadi bagaimana?'' tanya papa Awan lagi.
''Aku sudah melamarnya secara pribadi...dan besok lusa kita akan kesana untuk melamarnya secara resmi.'' jawab Lazuardi.
''Hah...kok mendadak Di...'' protes mama Mega.
''Bukannya lebih cepat lebih baik ma.'' kata Lazuardi yang memang tak suka menunda-nunda suatu masalah, takutnya kalau ini terlalu lama maka akan tercium oleh awak media...bisa tambah runyam urusannya.'' Dan inikan yang dari dulu mama mau...aku segera menikah.'' imbuhnya lagi.
''Memang.'' sahut mama Mega dengan santainya. ''Wah mama sudah gak sabar punya mantu perempuan.'' sambungnya. ''Em...mama mau telpon Larisa dan Lula ah...'' katanya lagi.
''Mau ngapain hubungi mereka?'' tanya Lazuardi.
''Ya tentu saja untuk memberi tau hal ini dan juga mama mau ajak mereka buat pergi beli barang yang akan kita bawa ke rumah Selina.'' jawab mama Mega.
''Gak usah kasih tau mereka deh ma...dan urusan ke kerumah gadis itu biar besok semua di atur sama asisten dan sekertaris aku.'' kata Lazuardi.
''Eh kok gitu...lagian mereka berdua itu saudara kamu loh...adik-adik kamu...jadi mereka wajib dan harus tau.'' kekeh mama Mega.
''Terserah mama.'' kata Lazuardi dengan kesal lalu pergi dari sana.
Karena dia tau kedua saudarinya itu tak kalah heboh dari sang mama.