"Lari bangsat" Teriak Zayyan dengan nafasnya yang memburu
"Gua udah ga kuat" Natasya merasa oksigen di dadanya mendadak habis, semua karena Zayyan yang mengaggu anjing gila di jalan sehingga anjing itu mengejar mereka.
"ada pohon sya manjat" pekik Zayyan membuat gadis itu terperangah. Di pandangnya pohon yang menjulang itu,Natasya meneguk ludahnya yang terasa tercekat, bagaimana bisa ia memanjat pohon setinggi harapan ibu itu.
*((yang mau lanjut ayo kita gasss....))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fata_morgana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#RENCANA DAN PESTA
Seperti biasa nya setiap Zayyan berada di rumah kedua orang tua nya, tidak pernah absen pula cowok itu mendapatkan pukulan dari Liam. Hal itu Cukup membuat cowok itu muak. Andai saja Liam bukan papa nya, Sudah Zayyan layangkan bogemam pada wajah itu.
Elsa, wanita itu duduk tenang di tempat nya, tidak ada niatan sedikit pun bagi wanita itu untuk sekedar membantu Zayyan. Di rumah ini Zayyan hanya bisa mengandalkan kan diri nya sendiri. Bahkan pembantu yang sudah merawat nya sejak kecil sekali pun tidak bisa berbuat apapun atas kuasa Liam.
Mbok Ratna, pembantu rumah Zayyan hanya bisa menahan tangis saat melihat bagaimana keadaan tuan kecil nya itu di perlakukan oleh orang tua nya. Tidak bisakah Kedua nya memperlakukan Zayyan lebih baik lagi? meskipun sakit melihat kejadian tersebut wanita tua itu hanya bisa melihat tanpa bisa membantu.
"papa tidak butuh persetujuan dari kamu, ikuti perintah papa Zayyan hanya kamu yang bisa papa harap kan, jangan membuat papa kecewa"
Tutur Liam untuk yang kesekian kali nya. Pria itu tidak pernah lelah dalam memukuli Zayyan. Nafas Liam sedikit memburu bersamaan dengan emosi nya yang kian berapi rapi. Zayyan meringkuk di lantai marmer yang dingin. Tubuh nya sudah sangat lemah di tendang bahkan di pukuli terus oleh Liam.
"Zayyan manusia pa...bukan benda yang bisa di kendaiin" Jawab cowok itu berusaha untuk bangkit dengan tenaga nya yang masih tersisa. Namun belum sempat, tendangan Liam sudah kembali terjun membuat Zayyan kembali ambruk.
"khuk...khuk..." cowok itu bahkan terbatuk batuk, cukup menjelaskan betapa kuat nya tendangan pria paruh baya itu.
"KURANG AJAR KAMU SAMA ORANG TUA KAMU, SAYA MENDIDIK KAMU UNTUK MENJADI BERGUNA...BUKAN TIDAK TAU DIRI SEPERTI INI"
Liam naik pitam, emosi nya sudah memuncak hingga ke ubun ubun. Lalu melakukan beberapa tendangan lagi terhadap Zayyan yang berusaha menutupi bagian kepala agar tidak menjadi lebih parah.
"sudah pa, kita bisa bicarakan ini baik baik"
Tegur Elsa yang kini membuka suara. wanita itu kini menatap Zayyan tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
"Begini aja, kamu ikut mama sama papa dulu untuk bertemu dengan kolega bisnis papa, nanti malam ada acara peruhaan dari pebisnis papa, di sana nanti kamu akan bertemu dengan Erika, kalian bisa saling mengenal dulu"
Ujar Elsa berusaha bernego siasi dengan Zayyan. Namun Terdengar kekehan samar dari cowok itu. Zayyan bangkit meskipun sedikit terhuyung namun masih bisa menahan keseimbangan tubuh nya. Tatapan tajam cowok itu di tunjuki kepada kedua orang tua nya.
Terkadang Terdengar lucu bagi siapapun yang menjalani hidup seperti nya. Di paksa kuat untuk orang yang di cintai, Namun di hancur kan oleh keluarga sendiri. Begitulah gambaran hidup Zayyan saat ini. Cowok itu selalu di abai dan hanya di butuhkan oleh kedua orang tuanya jika menyangkut dengan bisnis. seperti saat ini, Liam dan Elsa merencakan perjodohan nya dengan anak kolega bisnis mereka.
"Zayyan ga mau terlibat apapun sama perjodohan bodoh yang kalian buat"
"Kamu tidak bisa membantah papa kamu Zayyan, papa kamu yang sudah membesarkan kamu hingga sekarang, kamu di biayain pakai uang papa kamu, setidaknya kamu bisa sedikit membalas budi kepada nya" Ucap Elsa, sekarang wanita itu nampak mengebu gebu. Anak nya itu sangat sulit untuk di kendalikan.
Lagi dan lagi Zayyan kembali terkekeh, cukup lucu rasa nya jika ibunya berkata seperti itu. Seakan akan kedua orang tuanya selalu memberikan kasih sayang kepada nya.
"di besarin tanpa perhatian itu sebuah kebohongan"
"papa sama mama udah bohongin Zayyan dengan itu" Tutur Zayyan Terdengar tercekat. Entah akan kembali memancing emosi Liam atau pun tidak, cowok itu tidak peduli. Karena kebenaran pun bisa saja kembali menyakiti nya.
Karena pada dasar nya, Semesta itu terkadang suka bercanda dengan manusia, sehingga membuat manusia itu hampir kehilangan jati diri nya sendiri.
Liam kembali bersungut sungut. Kemudian membubuhkan satu tamparan pada wajah cowok itu, hingga pipi Kanan Zayyan sedikit terloleh.
"KAMU MEMANG TIDAK BISA DI AJAK BICARA BAIK BAIK" Liam sudah habis dengan kesabaran nya, pria itu tidak bisa berlama lama meneladani Zayyan yang sangat menguras semua energi nya.
"jika kamu menolak permintaan papa, papa pastikan kamu tidak akan bisa bertemu dengan wanita itu lagi"
DEG.
***
pukul 20:21
Natasya berbaring di ruangan tengah dengan di temani oleh Pretyy kucing kesayangan nya. Gadis itu sudah sejak sore menunggu kedatangan Zayyan untuk menagih janji kepada cowok itu. Namun yang di tunggu Tak kunjung datang membuat gadis itu merenggut kesal.
"Padahal udah janji mau dateng, Dasar php in gue, Awas aja besok gue ga mau ketemu ama lo"
Natasya mengerucut bibir nya sebal. cukup kesal juga kepada Zayyan, Padahal gadis itu sudah menyiapkan kan pakain wanita terbaik untuk cowok itu. Dan malah di balas dengan kekecewaan membuat Natasya membuang nya asal.
Risma yang melihat gelagat putri nya pun hanya terkekeh, pasti kesal kepada Zayyan karena sudah lama menunggu ke datangan cowok itu. Lalu Risma berjalan mendekat ke arah Natasya yang terlihat merajuk.
"kenapa em... nungguin Zayyan? mungkin ga di kasi izin sama orang tua nya"
Risma menduduki sofa di samping putri nya, tangan nya bergerak perlahan mengelus lembut pundak gadis itu. Natasya merebah kan kepala nya kepada bahu ibunya, menjadikan itu sebagai tempat bersandar Favorit nya.
"ga bun.. Zayyan pasti takut karena kalo datang ke sini Tasya suruh pake rok, soal nya sih Zayyan nyari perkara mulu sama Tasya, kayak tadi pagi cokelat yang di kasih sama Arkana di buang sama dia ke tong sampah, ga marah Tasya kalo gitu kelakuan nya"
Oceh gadis itu mengeluarkan segala unek unek nya. Natasya uring uringan, membuat Risma kembali terkekeh di buat nya.
"pernah ga Zayyan ga nepatin janji nya?"
Tanya Risma membuat Natasya tertegun. Gadis itu mencoba mengingat ngigat kembali kapan Zayyan pernah melanggar janji. Namun setelah lama termenung Natasya tidak mendapat kan apapun, cowok itu tidak pernah mengingkari janji nya sekalipun.
Natasya menggeleng lemah. Risma tersenyum samar kearah putri nya itu. Lucu juga kalo Natasya dalam mode merajuk seperti ini.
"berarti benar Zayyan ga bisa ke sini, mungkin ga di kasih Izin"
"kenapa ga ngabarin aja kan bisa"
Ujar gadis itu kembali memanyunkan bibir nya seraya bersekedap dada.
"ga sempat Sayang...kasian sama Zayyan napa"
kembali Risma mengelus lembut pundak Natasya, setidak nya bisa membuat gadis itu lebih tenang.
"Bun...enak ya jadi Zayyan, punya keluarga lengkap, kaya juga pasti senang tu hidup nya" Ucap Natasya ngelantur.
Risma menghentika Aktivitas nya sejenak, sedikit tertegun mendengar pernyataan putri nya. Tidak tau kah Natasya seberapa berat beban yang di tanggung oleh cowok itu selama ini.
Mengingat Zayyan, kembali Risma merasakan gelisah yang kian menggebu. Sebagai orang yang sangat memahami Zayyan wanita itu tau, apa yang sedang cowok itu alami. Tidak ada hari dengan tiada luka di wajah Zayyan.
" hanya karena melihat mereka bahagia belum tentu itu realita sayang...bahkan susu yang tumpah sekalipun masih tetap putih"
Risma memberi petuah kepada gadis itu agar tidak menilai dari satu sisi. Namun agar bisa membuka mata dan hati nya supaya bisa melihat apa itu sebuah kebenaran.
Natasya nampak mengernyit, tidak mengerti tentang apa yang ibu nya ucap kan.
"maksud bunda apa?"
"tidur gih biar ga telat besok sekolah nya"
Ujar risma sengaja mengalihkan topik, membiarkan gadis itu sendiri yang menilai tentang apa yang ingin dirinya ketahui tentang kebenaran. Natasya terlihat memelas. Ibunya sangat suka bermain teka teki dengan nya.
"Nanti bun... masih awal loh aku mau ngedrakor dulu"
ucap gadis itu dengan wajah memelas nya. membuat Risma tidak bisa menolak permintaan putri nya itu.
"Yaudah tapi besok jangan telat ke sekolah"
ucap Risma dan di angguki mantap oleh Natasya.
***
Zayyan keluar dari dalam mobil sedan milik orang tuanya, lumayan mewah karena ini menyangkut acara penting bagi orang tua nya. Sebagai pebisnis yang sukses sudah seharus nya mereka menampilkan kan tampilan yang memukau supaya bisa menjadi sorotan di acara istimewa itu.
Cowok itu menggunakan setelan jas hitam legam, dengan sepatu kulit mewah, pilihan ibunya. Zayyan tampak menawan malam ini, membuat cowok itu menjadi deretan paling menonjol di antara lain nya. Jika bukan karena ancaman itu, mana sudi Zayyan menginjak kan tapak kaki nya di sini.
Tatapan cowok itu datar, menatap sekeliling area pesta dengan sorot yang sulit di artikan. kesan mewah yang di tunjuki pesta itu sama sekali tidak membuat Zayyan betah berada di tempat sialan ini. cowok itu bahkan sudah beberpa kali menyeruak karena bau alkohol yang sangat kentara hingga ke penciuman nya.
Banyak dari manusia manusia di sana yang menikmati minuman memabukkan itu. di tambah lagi dengan suara suara musik yang mengalun merdu tapi memeriak di telinga cowok itu.
Elsa dengan mesra mengandeng lengan Liam, agar terkesan romantis di mata para pejabat yang ada di pesta. Dengan langkah anggun nya wanita itu berjalan ke arah beberapa kolega bisnis nya, bertegur sapa sama seperti apa yang di lakukan Liam.
"WAH...WAH... liat siapa yang baru saja datang ini?"
"Kamu keliatan cantik sekali malam ini"
puji salah satu teman kolega bisnis Elsa, membuat Wanita itu tersenyum menanggapi nya.
"Hay...Tuan Robert lama tidak berjumpa, Anda juga terlihat makin mempesona malam ini"
Pria dengan nama Robert itu terkekeh mendengar penuturan Elsa.
"Kamu bisa aja,silahkan di minum minuman nya"
Elsa mengambil segelas whisky mahal yang di berikan seorang pelayan kepada nya. Pelayan itu juga memberikan nya kepada Zayyan, namun cowok itu menolak nya. Membuat Elsa memberi isyarat lewat mata nya.
"ambil Zayyan jangan menolak apapun yang di tawarkan pebisnis kaya seperti mereka"
bisik Elsa sangat pelan. Pada akhirnya Zayyan pun mengambil nya. karena jika menolak pun akan semakin memperkeruh suasana.
"dia anak kamu?"
ucap Robert yang di angguki oleh Elsa. Lantas menarik sedikit lengan cowok itu agar mendekat ke arah Robert.
"Jangan bikin papa malu"
kecam Liam untuk yang keberapa kali nya. Zayyan menghela nafas lelah. ternyata sangat sulit memenuhi Ekspetasi kedua orang tua nya.
"Zayyan om"
balas cowok itu masih mempertahankan ekspresi wajah nya. Cowok itu harus bersikap sesantai mungkin agar bisa kembali pulang dengan cepat.
"senang bertemu dengan mu Zayyan, saya Robert teman bisnis papa kamu"
Ujar Robert dengan senyuman yang tidak luntur dari wajah nya.
"Sebentar saya panggil kan putri saya dulu" Lanjut pria itu membuat Zayyan tercekat. Ini adalah hal yang paling di hindari oleh cowok itu. Bagaimana pun cara nya Zayyan harus bisa melarikan diri dari tempat terkutuk ini.
"Ini putri saya Erika"
"Hallo om, tante aku Erika"
sapa gadis muda dengan dress yang sedikit terbuka menampakkan belahan dada nya yang putih mulus itu. Zayyan sama sekali tidak terkecoh dengan kehadiran gadis itu. Berusaha abai walaupun Elsa memaksanya untuk tersenyum ke arah Erika.
"Kamu pasti Zayyan kan?"
tanya gadis itu yang lansung di sungguhi tatapan dingin cowok itu. Erika terkekeh pelan, merasa Zayyan cowok yang tidak mudah untuk di taklukan.
"kalian bisa berbicara berdua dulu, mama sama papa mau nyapa nyapa yang lain nya"
ucap Elsa kemudian berlalu meninggalkan Zayyan dan Erika di sana. Cowok itu mengalihkan atensi nya ke arah lain. Berusaha meneliti di setiap sudut pesta, mencari arah yang tepat untuk cowok itu bisa melarikan diri.
"em...sebenarnya sih aku kurang suka kalo suasana nya canggung gini mau ngomong di ta...."
"jalan pintas buat keluar dari sini lewat mana?"
***
(( terima kasih buat kalian yang masih mau mampir hingga saat ini semoga kalian suka sama cerita aku ))
SEE YOU....