Suami Pilihan Mama

Sudah satu bulan pernikahan Alvin dan Rayna dan sampai saat ini mereka masih canggung terutama Rayna padahal Alvin sendiri sudah biasa saja, namun entahlah Rayna masih belum terbiasa apalagi dengan sikap cuek dan perhatian Alvin.

Saat ini Rayna ditemani Alvin tengah melihat beberapa tempat yang ingin dijadikan tempat usaha Rayna, "Menurut Mas bagus yang mana?" tanya Rayna setelah melihat beberapa tempat.

"Sampai sekarang aku suka yang di dekat butik itu, tempatnya terbilang ramai terus tempatnya juga bagus tinggal renovasi aja yang sekiranya dibutuhkan," ucap Alvin.

"Kalau gitu, ambil yang itu aja," ucap Rayna.

"Semua keputusan ada di kamu," ucap Alvin.

"Aku ambil yang itu aja deh, Mas. Harganya juga lumayan murah dari tempat yang lain," ucap Rayna dan diangguki Alvin.

"Kalau gitu nanti kamu cari design yang kamu mau buat toko kamu dan kita ubah tempatnya," ucap Alvin.

"Iya, Mas," jawab Rayna.

Setelah mereka puas dengan tempat tersebut, mereka pun segera pergi. Namun, saat mereka akn masuk ke dalam mobil tiba-tiba seorang pria datang dan menyapa Alvin.

"Tuan Alvin," sapa pria tersebut.

"Siapa?" tanya Alvin.

"Tuan Alvin lupa saya? saya Hardi Tuan, saya dulu pernah kerja di rumah Abyasa," ucap Pak Hardi.

"Saya tidak ingat," ucap Alvin.

"Astaga Tuan Alvin lupa sama saya, saya Bapaknya Ara. Saya mau minta maaf sama Tuan Alvin karena sikap anak saya waktu itu, saya tau jika anak saya sudah keterlaluan, tapi anak saya benar-benar suka dengan Tuan bahkan sampai sekarang Ara masih mencintai Tuan dan jika Tuan berkenan, tolonglah Tuan menikah dengan Ara. Anak saya bisa membuat Tuan bahagia," ucap Pak Hardi.

Tentu saja Rayna mendengar apa yang dibicarakan keduanya karena Rayna belum masuk ke dalam mobil, Rayna juga penasaran dengan apa yang terjadi pada Alvin dan anak dari pria tersebut.

'Cobaan apa lagi ini,'

"Saya lupa dengan Bapak dan anak Bapak, tapi yang jelas saya menolak dengan tegas untuk menikah dengan anak Bapak karena saya sudah menikah, kalau begitu saya pemrisi dan jangan menghalangi mobil saya," ucap Alvin lalu masuk ke dalam mobil.

Rayna pun mengikuti Alvin, namun sebelum itu ia beradu pandang dengan Pak Hardi dan Rayna tau jelas jika Pak Hardi tidak menyukai Rayna karena cara tatapan dia yang seolah mengisyaratkan agar Rayna menjauh dari Alvin, namun Rayna tidak mempedulikannya dan memilih masuk ke dalam mobil.

Baru saja Rayna di dalam mobil, Alvin sudah menjelaskan apa yang memang sedang ada di pikiran Rayna. "Dia Pak Hardi, dia dulu tukang kebun di rumah Papa, dia baru kerja 3 bulan di rumah. Suatu hari dia bawa anak perempuannya yang umurnya mungkin satu atau dua tahun dibawah kamu mungkin terus anaknya suka sama aku dan anaknya ngejar-ngejar aku bahkan anaknya pernah mukul Alden karena dianggap Alden ganggu aku sama dia padahal saat itu dia yang tiba-tiba datang pas aku lagi asik ngobrol sama Alden dan pas banget Mama tau akhirnya Pak Hardi di pecat apalagi ternyata Pak Hardi juga sering nyuri barang di rumah. Setelah itu, aku gak tau apa-apa tentang mereka," ucap Alvin.

"Tapi, Mas gak suka kan sama anaknya?" tanya Rayna.

"Sama sekali gak suka, kalau aku suka pasti aku cari dan deketin dia. Tapi, aku justru risih dan pas ketemu Pak Hardi tadi aku gak nyaman makanya aku pura-pura gak ngenalin dia tadi," ucap Alvin.

"Mas Alvin sih terlalu ganteng jadinya banyak yang suka," gumam Rayna.

"Apa?" tanya Alvin.

"Hah, bukan apa-apa kok," ucap Rayna yang hampir saja ketahuan padahal tanpa Rayna sadari Alvin sudah mendengarnya.

"Kita pulang atau kemana dulu?" tanya Alvin.

"Kita ke toko furniture dulu Mas buat beli beberapa kursi sama meja di toko nanti," ucap Rayna.

"Untuk masalah kursi dan lainnya itu nanti aja setelah tokonya udah jadi," ucap Alvin.

"Gitu ya?" tanya Rayna dan diangguki Alvin.

"Yaudah, kalau gitu sejarang kita pulang aja," ucap Rayna.

"Mau jalan-jalan?" tanya Alvin.

"Kemana?" tanya Rayna.

"Puncak, mau?" tanya Alvin.

"Boleh deh," ucap Rayna.

Alvin pun segera mengendarai mobilnya menuju puncak, setelah menempuh perjalanan yang lama dan juga macet akhirnya mereka sampai di puncak, "Akhirnya sampai juga, dingin ya Mas," ucap Rayna.

"Pakai jaket dulu," ucap Alvin lalu mengambilkan jaket Rayna di kursi belakang.

Setelah memakai jaket, Rayna pun keluar dari mobil lalu menuju pinggiran jalan dimana banyak orang yang menggelar tikar disana dan menikmati pemandangan lampu-lampu di bawah sana. Udara disana tentunya semakin menusuk kulitnya hingga tiba-tiba Alvin memeluknya dari belakang dan membuat Rayna terkejut, namun juga lebih hangat.

"Dingin banget Mas," ucap Rayna.

"Ini udah malam terus dari tadi juga hujan makanya udaranya jadi dingin," ucap Alvin.

Ditengah pelukannya tiba-tiba Rayna melihat sepasang kekasih tengah memakan kacang rebus, "Mas, kacang rebus kayaknya enak," ucap Rayna.

"Mau kacang rebus?" tanya Alvin dan diangguki Rayna.

"Yaudah, kamu disini aja. Aku beli kacang rebus sekalian disana ada yang jualan tikar, nanti kita duduk di sana," ucap Alvin.

"Iya, Mas. Cepetan ya," ucap Rayna dan diangguki Alvin.

Tak butuh waktu lama, Alvin pun datang dnegan membawa tikar, kacang rebus, martabak manis, teh hangat dan air mineral. Dengan sigap Rayna membantu membawa tikar dan membukanya untuk mereka tempati, setelah itu barulah Alvin menaruh makanan yang ia beli di atas tikar.

"Mas belinya banyak banget," ucap Rayna.

"Gapapa, mumpung disini," ucap Alvin.

Baru saja Rayna akan memakan kacang rebusnya Alvin tiba-tiba saja berdiri dan menuju ke mobilnya, entahlah Rayna tidak tau apa yang dilakukan Alvin hingga tak lama Alvin pun datang dan memberikan sebuah selimut pada Rayna.

"Udara semakin dingin, pakai selimutnya," ucap Alvin dan membenarkan selimut di tubuh Rayna.

"Aku udah pakai jaket loh," ucap Rayna.

"Gapapa biar hangat," ucap Alvin.

"Makasih Mas," ucap Rayna dan diangguki Alvin.

Mereka pun menikmati segala makanan yang dibelikan Alvin, "Mas, fotoin aku dong kayaknya bagus," ucap Rayna.

Alvin pun mengambil ponselnya dan mengambil gambar Rayna, beberapa gambar di abadikan oleh Alvin lalu Rayna pun mengambil ponsel tersebut dan berniat mengambil gambar Alvin, namun sayang Alvin tidak mau.

"Mas, ayo Mas foto. Bagus loh di situ," ucap Rayna.

"Aku gak suka foto, kalau kamu mau foto disini. Sini aku fotoin," ucap Alvin.

"Bentar, aku lihat fotoku tadi bagus apa gak," ucap Rayna.

Rayna pun melihat galeri ponsel tersebut dan betapa terkejutnya Rayna saat melihat galeri tersebut karena galeri tersebut hampir semuanya adalah foto Rayna.

.

.

Bersambung..........