NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:45.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 24

"Aaargh ... ya, Shen, ya, ya, ya! Aaakh ... " pekik Rainero yang sontak terbangun dengan peluh bercucuran di dahi dan sekujur tubuhnya.

"Huh ... hah ... hah ... hah ... " Nafasnya pun terengah.

Lagi, entah ini mimpi ke berapa yang ia alami. Yang pasti, ia memang kerap bermimpi bercinta dengan Shenina sejak beberapa bulan ini.

Matanya tak lagi asing saat lagi-lagi melihat kasurnya basah bukan hanya karena peluh, tapi cairan pejuh yang keluar efek mimpi bercintanya dengan Shenina.

"Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Kenapa milikku hanya bisa bangun saat bermimpi bercinta dengan Shenina pun membayangkan wajah cantiknya. Tapi saat dengan perempuan lain, aku bukan hanya tak berselera, berhasrat pun tidak. Apa mungkin aku mendadak impoten dan hanya bisa bergairah dengan Shenina saja?" Gumam Rainero dengan dirinya sendiri. "Oh Shen, dimana dirimu berada? Semoga di mana pun kau berada, kau selalu baik-baik saja. Maaf, maafkan atas sikap burukku padamu. Aku yakin kau pasti sangat membenci ku saat ini. Tapi aku mohon, berikan aku kesempatan untuk menebus segala kesalahanku. Bahkan tak peduli anak itu anakku atau bukan, aku akan bertanggung jawab atasnya dan atasmu. Aku mohon maafkan aku," lirih Rainero sambil menatap langit-langit kamarnya.

Sungguh, rasa bersalah itu makin hari makin memenjarakan dirinya. Tak ada hari tanpa ia meratapi kesalahannya. Bahkan tanpa sadar, perlahan ia tidak lagi terfokus memikirkan Delianza. Ia justru lebih banyak memikirkan Shenina. Meski terkadang otaknya menolak, tapi batinnya justru selalu mengingatkannya atas kesalahan fatal yang telah ia lakukan. Membuat rasa bersalahnya kian menjadi-jadi.

Sementara itu, di kota yang masih kental dengan kearifan budayanya itu, tampak Shenina dibantu Gladys dan Adisti tengah menyiapkan segala keperluan Shenina untuk berjualan. Tampak Shenina dibantu Gladys sedang mengecat gerobak yang akan Shenina gunakan untuk berjualan, sedangkan Adisti sibuk mendokumentasikannya dengan mengambil gambar kemudian mengunggahnya di laman sosial medianya. Hari itu adalah hari Minggu, jadi mereka harus merampungkan segala persiapan agar besok Shenina tinggal berjualan saja.

"Bagaimana?" Tanya Gladys setelah selesai mengecat nama jualan Shenina. Gladys tegak sambil berkacak pinggang dengan alis terangkat. Nama yang tertulis adalah 'Bakso Krispi Mbak Bule '. Dari mana asal nama itu? Tentu saja dari Adisti. Dialah yang memberi saran agar gerobak Shenina dicat dengan warna-warna cerah untuk menarik peminat. Apalagi Shenina akan berjalan di depan sebuah sekolah dasar, tentu saja gerobak dengan warna-warna ceria akan lebih menarik peminat. Lalu pemberian nama tentunya agar nama jualan Shenina lebih mudah diingat dan dikenali masyarakat.

Adisti dan Shenina lantas mengangkat kedua jempol jari tangan kanan dan kirinya dengan tersenyum lebar.

"Keren," seru keduanya kemudian mereka pun tergelak bersama.

"Shen, aku besok nggak bisa bantu kami dorong gerobaknya ke sana, nggak papa kan? Aku kan mesti ke toko pagi-pagi sekali. Apalagi toko kelontong ku ini baru dibuka, belum banyak pelanggan, jadi aku harus buka pagi-pagi sekali," ujar Gladys merasa menyesal tidak bisa membantu Shenina di hari pertamanya membuka jualan. Padahal saat ia pertama kali membuka toko kelontong miliknya, Shenina turut membantu.

Gladys memang tidak kembali menjadi TKW. Ia merasa tabungannya sudah cukup untuk membuka usaha jadi ia memilih tetap tinggal di negaranya tercinta. Salah satu faktor utamanya berhenti menjadi TKW adalah agar ia tidak berjauhan lagi dengan keluarganya. Berat rasanya jauh dari keluarga. Beberapa tahun ini Gladys terus bertahan hanya demi mengumpulkan uang guna membahagiakan keluarga khususnya orang tuanya.

Mereka dahulu termasuk keluarga miskin. Bahkan Gladys saja hanya tamatan SMA. Keluarganya tak mampu membiayai kuliahnya jadi Gladys memilih menjadi TKW yang kebetulan sepupunya merupakan seorang penyalur jadi ia tak perlu khawatir untuk bekerja di negeri orang.

"Kau tak perlu merasa bersalah, aku tidak apa-apa kok," ucap Shenina seraya tersenyum. Sudah cukup baginya bantuan dari Gladys. Tanpa Gladys mungkin ia takkan mungkin bisa menginjak negara yang sangat indah dan kaya akan keberagaman itu.

"Iya Dis, kamu nggak perlu khawatir ih, kan ada aku, Adisti. Sebelum bekerja, aku akan membantu Mbak Bule. So, kau bekerja lah yang baik. Semoga dagangan kalian berdua laris manis jadi bisa traktir aku. Hehehe ... " sela Adisti yang telah tersenyum lebar.

"Kau itu, taunya makan melulu. Lama-kelamaan badanmu bundar kayak gentong," cibir Gladys.

"Tak masalah, gemuk tandanya makmur," jawab Adisti sekenanya.

"Makmur sih makmur, tapi ingat, terlalu gemuk pun tak baik untuk kesehatan."

"Iya sih, tapi yang kurus pun belum tentu terjamin kesehatannya. Jadi, selagi masih bisa, nikmati aja hidup ini. Yang penting, jangan berlebihan. Lagian, aku ini kuli. Butuh tenaga ekstra untuk mengerjakan semua pekerjaan. Untuk punya tenaga, butuh makanan yang banyak jadi wajar kan kalo makanku banyak," sahut Adisti tak mau kalah.

Shenina terkekeh. Meskipun tidak memahami secara keseluruhan kata-kata Adisti, tapi secara garis besar ia memahami maksudnya. Shenina yang seumur hidup tinggal di negara barat dengan makan yang memang terbiasa terbatas, tak berlebihan, tentu saja makannya lebih sedikit dari orang-orang lokal di sana. Pun Gladys yang telah terbiasa mengikuti gaya hidup orang di sana dengan porsi makan secukupnya membuat porsi makannya tak jauh berbeda dengan Shenina. Karena itu, saat Shenina pertama kali melihat porsi makan Adisti, ia sampai menganga tak percaya. Padahal Adisti baru saja makan semangkuk bakso. Tapi saat pulang ke rumah, ia kembali makan. Tapi kali ini ia makan nasi. Katanya, belum makan kalau belum makan nasi. Tapi Shenina menghargai perbedaan mereka.

"Ya, ya, ya, terserah kau saja. Doakan saja terbaik. Nanti saat akhir pekan, kita akan jalan-jalan dan bergantian saling traktir, bagaimana?" tawar Gladys.

Mata Adisti seketika berbinar, "nah, itu baru good idea. Aku setuju dengan idemu," seru Adisti senang.

Shenina hanya mengangguk, mengiyakan. Rasanya senang juga bisa berkenalan dan bersenang-senang dengan kedua orang itu. Shenina tidak menyangka, ia bisa terdampar di negara yang sangat jauh dari negara asalnya dan berkenalan dengan dua orang yang juga berbeda negara. Ia pikir akan sulit untuk berbaur dengan orang-orang yang asal negaranya berbeda. Mereka bukan hanya berbeda negara, tapi juga adat istiadat dan kebiasaan. Tapi ternyata, berteman dengan kedua orang ini sangatlah menyenangkan. Siapa sangka ia akan seakrab itu dengan mereka. Ia merasa kagum dengan orang-orang di negara yang ia datangi ini. Ternyata orang-orangnya baik-baik dan ramah. Walaupun kadang masih ada yang sedikit julid, tapi asal tak mengganggu privasinya, ia masih mewajarkannya.

"Oh ya, siang ini enaknya makan apa ya?" seru Gladys setelah mencuci kedua tangannya. "Shen, kau mau makan sesuatu?" imbuhnya bertanya pada Shenina.

"Emmm ... aku sebenarnya pingin makan bebek betutu kayak masakan ibu kamu kemarin, Dys," ujarnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Adisti dan Gladys saling menoleh kemudian terkekeh. Mereka lantas beranjak dan berdiri di kanan dan kiri Shenina kemudian merangkulnya.

"Kalau begitu, ayo, kita ke restoran bebek betutu yang terkenal di sini. Rasanya nggak beda jauh sama masakan ibu kok," ajak Gladys.

"Iya mbak Bule, let's go. Tapi siapa yang traktir nih? Disti belum gajian jadi money nya entek," ujar Adisti.

"Money nya entek? Apa itu?" tanya Shenina dengan wajah polosnya membuat Gladys dan Adisti terkekeh.

"Nggak punya duit alis lagi bokek," ujar Gladys dengan tawa yang berderai. Ketiganya lantas tertawa riang sambil melangkahkan kaki menuju pangkalan angkot yang tak terlalu jauh dari sana.

"Oh. Ya udah, hari ini aku yang traktir, oke?"

Sontak saja mata Adisti berbinar ceria, "whoa, oke deh! Makacih Mbak Bule," serunya riang.

...***...

"Rain," guman seorang wanita paruh baya pada Rainero yang sedang tertidur lelap. Ia baru saja datang untuk melihat keadaan sang putra yang menurut Axton tengah sakit.

Ya, tadi Delena menelpon Rainero, tapi tak kunjung laki-laki itu angkat. Delena, mommy Rainero pun gegas menghubungi Axton. Ia pikir mungkin Rainero sedang bersama Axton, tapi Axton justru memberi tahu kalau ia tidak bersama Rainero. Tapi Axton mengatakan akan mencoba melihat keadaan Rainero di apartemennya. Dan alangkah terkejutnya Axton saat melihat Rainero ternyata telah tergeletak tak sadarkan diri di dalam kamar mandi dengan wajah pucat pasi.

Tadi Rainero memang merasakan kepalanya begitu pusing. Perutnya lapar, tapi tak ada satu makanan pun yang membuatnya berselera. Bahkan dari kemarin siang, hanya irisan buah lemon yang masuk ke dalam perutnya. Sontak saja, asam lambungnya naik dan membuatnya terus muntah-muntah. Tubuhnya pun ikut memanas membuatnya akhirnya tak sadarkan diri setelah mengeluarkan semua isi perutnya.

Axton yang melihat Rainero tak sadarkan diri pun segera memapahnya menuju ranjang dan membaringkannya. Setelah itu, ia segera menghubungi dokter keluarga Sanches juga Delena untuk mengabarkan keadaan Rainero. Jelas saja Delena shock. Rainero sangat jarang sakit, lalu tiba-tiba ia mendapatkan kabar kalau putra satu-satunya itu ditemukan dalam keadaan pingsan, terang saja membuatnya sangat khawatir. Ia pun bergegas mendatangi apartemen putranya itu.

"Bagaimana keadaannya, Vans?" tanya Delena pada dokter yang baru saja memeriksa keadaan Rainero.

"Asam lambungnya naik. Sepertinya ia kerap melewatkan makannya sehingga perutnya benar-benar kosong saat ini. Putra Anda juga sepertinya sedang banyak pikiran sehingga membuat daya tahan tubuhnya melemah dan demam," papar Vans, dokter keluarga Sanches.

Delena lantas mengalihkan tatapannya pada Axton, "apa pekerjaan kalian sedang sesibuk itu sampai Rain sering melewatkan makannya? Sebenarnya ada apa? Kenapa Rain sampai banyak pikiran? Apa sedang terjadi sesuatu dengan perusahaan?" cecar Delena pada Axton.

Laki-laki itupun seketika gelagapan. Tak mungkin kan ia jujur kalau Rainero sedang banyak pikiran karena seorang perempuan yang telah mengaku hamil anaknya. Rainero juga kerap melewatkan makannya karena kehilangan selera makan. Belum lagi ia kerap mual dan berujung muntah saat melihat makanan yang entah dibagian mana salahnya.

"Masalah sih, tidak ada, Bi. Hanya saja, memang kami sedang sibuk. Ada tender besar yang sedang kami kerjakan," kilah Axton berusaha sebisa mungkin memberikan jawaban yang meyakinkan. Axton memang memanggil Delena Bibi dan itu atas permintaan Delena sendiri.

Delena mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ya, tapi tak seharusnya dia sampai sering melewatkan makannya. Seharusnya kau sebagai asisten pribadinya bisa mengawasinya dengan baik. Bukankah selama ini, sekretarisnya, Shenina mengurus masalah makanan Rain dengan baik, apa dia sudah tidak mengerjakan pekerjaannya dengan baik?"

Delena mengingat Shenina selalu mengurus keperluan Rainero di kantor desa baik. Bahkan masalah makan siang pun, ia yang memerhatikan. Meskipun Rainero lebih sering makan siang di luar, tapi bila Rainero tidak memberikan instruksi kalau ia akan makan di luar, maka Shenina akan segera bergerak menanyakan perihal makan siangnya dan menyiapkannya.

Axton mendadak gugup. Tak mungkin kan ia jujur kalau Shenina telah dipecat oleh putranya itu.

"Oh, itu, Shenina ... dia telah mengundurkan diri. Ya, dia mengundurkan diri," dusta Axton.

"Apa? Mengundurkan diri? Tapi kenapa? Benar-benar mengundurkan diri atau ... Rainero yang memecatnya?" Delena sangat tahu sepak terjang putranya selama ini di perusahaan. Ia sering memecat sekretarisnya bila tak sesuai dengan keinginannya.

"Pecat? Tidak. Tidak, Bi. Mana mungkin Rainero memecat sekretaris sehandal Shenina. Tapi dia sendiri yang mengundurkan diri."

"Kenapa? Apa alasannya?"

"Oh itu, maaf Bi, saya juga tidak tahu."

Delena mengangguk-anggukkan kepalanya. Sebenarnya ia penasaran kenapa Shenina bisa mengundurkan diri. Apalagi pekerjaan Shenina sangatlah memuaskan. Padahal dia cantik, tapi ia tidak memanfaatkan kecantikannya untuk memikat Rainero. Sungguh perempuan yang langka, batinnya. Tapi ia tak mungkin terus menanyakannya pada Axton bila Axton sendiri tidak tahu alasannya mengundurkan diri. Namun Delena berharap, semua itu tidak ada hubungannya dengan putranya itu.

"Tolong lebih perhatikan lagi makanan Rainero. Usahakan kejadian seperti ini tidak terulang kembali," pungkas Delena yang diiyakan oleh Axton. Memang jawaban apa lagi yang bisa ia berikan selain itu.

"Shen, Shenina, maafkan aku."

Terdengar suara rintihan dari bibir Rainero membuat Delena yang berdiri tak begitu jauh dari Rainero tampak mengerjapkan matanya dengan sorot mata tak terbaca.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Dyah Oktina
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Smile//Determined//Kiss//Rose/
salmah asri
🤭🤭🤭
pipin bagendra
kalo orang kaya gabut nya beda ya 😁😁😁
salmah asri
luar biasa
Cindy Cindy
Luar biasa
salmah asri
🥳🥳🥳❤️❤️❤️
Wiwinsutarsih Winsu5282
kasian s Jesica SDH jatuh tertimpa tangga pula🤦
salmah asri
rain ngidam🤭
salmah asri
kasihan shenina😥
chan
Detektifnya abal2 sih.Harusnya dari awal pencarian,cari kesana juga.
chan
panggilannya ganti ke AX aja yah thor seperti awal baca, kalau TON itu bacanya kurang pas githu😁
Aisyah Isyah66
Luar biasa
Wiwinsutarsih Winsu5282
paling muak SMA cewe bermuka 2 kaya s Jesica 😏bpknya bodoh mau aja d bodohi SMA pembantu SMA anknya😏🤦
Sumiati 32
perusahaan Mark nih
Adisti mark
Sumiati 32
cleaning service , pasti Rose
Nur Rahmawati
kesian
Sri Astuti
keren Jen.. luarbiasa
Sri Astuti
okelah klo bgt
Sri Astuti
hahaha... naik trail otomatis membantu terbukanya jln lahir.. untung ga brojol di jln.. 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!