setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Boneka Kecilku Yang Manis
Melihat sepasang suami istri yang harmonis itu, mendadak suasana hatinya pun makin memburuk. Betapa tak bahagianya dia ketika hamil muda dan sering sakit sakitan justru tak ada seorang suami yang mendampinginya, untungnya masih ada ibu yang masih terus memperhatikan kondisinya saat hamil muda.
Sepulangnya dari klinik oliv langsung terkapar lemas di dalam kamarnya, tubuhnya melemah karena terus muntah di pagi hari dan sakit sakitan di malam harinya.
"Rasanya begitu melelahkan sekali" gumamnya seraya memeluk bantal guling kesayangannya.
dan tiba-tiba saja ponselnya bergetar
"Hm, kak barra, akhirnya dia menghubungiku juga!" gumamnya sambil tersenyum lebar
"Halo kakak!" Ucapnya begitu bersemangat
"Olivia?"
Benar ini adalah suara kakak, betapa aku sangat merindukannya, batin oliv bahagia.
"Mengapa kamu tidak mengabariku, apa yang sebenarnya terjadi, dan apakah kamu tidak tahu bahwa aku sangat khawatir denganmu?!"
"Jangan khawatir, aku disini sangat baik-baik saja"
"Kamu sekarang ada dimana, aku akan datang ke tempat kakak sekarang juga"
"Tidak perlu, aku hanya akan memberitahumu bahwa aku sudah tidak bisa menamuimu lagi"
"Kak, apa maksud ucapanmu?"
"bukankah semuanya sudah berakhir pada saat itu juga, waktu kau menemui ibuku pekan lalu"
"Apa?"
"Bukankah itu saja sudah cukup untuk menyampaikan perasaanku mengenai masalah ini, maaf karena ini cukup merepotkan, jadi bisakah kamu tidak menelponku lagi mulai sekarang"
Dalam sesaat oliv tertegun mendengar kata-kata itu.
"Tentu saja kamu tidak mau menjadi beban hidup bagi orang lain bukan, Jika kamu berani menghubungiku lagi, maka bersiaplah karena kamu akan menanggung resikonya"
"Konsekuensi?"
"Aku harap kamu mengerti maksudku, akan aku tutup telfonnya, baiklah jaga dirimu baik-baik"
Tidak mungkin ini adalah kenyataannya, tidak mungkin, ini semua pasti hanya lelucon dari kak barra, batin oliv
Namun ketika ia mencoba untuk kembali menghubunginya, nomer yang ia tuju telah di luar jangkauan dan nomer yang ia tuju benar-benar sudah tidak aktif lagi.
Sembari terus mendekap rasa sakit hati dan kekecewaannya oliv terus menjalani kehidupan biasa dan memilih untuk terus merawat anak mereka ketika buah hatinya lahir ke dunia.
Di setiap tumbuh kembang anaknya dia selalu menorehkan beberapa kalimat yang mengharukan ke dalam buku catatan hariannya.
Kakak, hari ini anak kita tengah merayakan ulang tahun untuk yang pertama kalinya.
Kak barra, dia mulai bisa memanggilku dengan sebutan mama
Aku tidak tahu dia belajar dari mana, tapi terkadang dia berkata dada, kira-kira apakah kau tahu artinya?
Kak, anak kita sudah bisa belajar bagaimana caranya berjalan dan berlarian kecil, sekarang dia sering ku bawa ke penitipan anak karena aku harus bekerja paruh waktu. Tapi, meskipun demikian dia selalu dipenuhi rasa ingin tahu, dan dia makan dengan sangat baik.
Dia sangat menyukai wajahku, tangannya yang kecil sering membelai wajah ibunya dan itu membuatku semakin jatuh cinta pada putri kita.
Terkadang dia juga suka bernyanyi, suaranya sangat merdu persis seperti kamu.
Kak barra, tahun depan adalah tahun dimana yumi akan naik tingkat ke kelas satu, dia sangat cantik, memiliki kepribadian yang baik dan juga punya banyak teman di sekolahnya.
Dia adalah anak yang sangat ceria, meski dia tidak memiliki sosok ayah disampingnya selama ini.
Aku tidak menunggumu untuk menghubungiku lagi, selama ini aku bahkan tidak pernah menunggu kabar darimu.
Ketika aku memikirkannya hanya akan menyisakan rasa sesak di dadaku karena kamu belum pernah mengatakan padaku bahwa kau selalu mencintaiku. Tetapi itu tidak akan menjadi masalah bagiku sekarang, sebab ada yumi dan juga ibu yang selalu ada di sampingku.
"Ibu, kenapa ada mesin penjual mainan disini" ucap yumi mulai tertarik untuk mendekatinya
"Ada apa yumi?"
"Aku bertanya kenapa ada mesin disini?"
Tanya bocah berusia 5 tahun itu sangat penasaran.
"Ibu, ayo jawab, kenapa bisa ada mesin mainan disini?" Karena tak sabar dia sampai lompat lompat kecil sambil merengek pada ibunya.
"Yumi sayang kamu bertanya kenapa disini ada mesin mainan .. atau kamu ingin dapat satu mainan dari mesin itu, coba jujur sama ibu?" Ucapnya menguji
Dan saat ini oliv genap di usia yang ke 29 tahun sebagai S2 pengangguran di rumah.
"Aku ingin dapat satu bu" ucapnya seraya sedikit menjulurkan lidahnya, betapa imutnya anak yang satu ini.
"Baiklah satu kali ini saja ya?" Ujarnya karena tak kuasa menolak permintaan yumi yang begitu imut.
"Yey aku sayang ibu"sorak yumi begitu senangnya ketika mendapat 3 keping uang koin dari ibunya.
"Dia masih umur 5 tahun tapi sudah cantik dan pandai merayu ibunya, dia cukup licik juga ya haha dasar anakku"gerutu oliv lirih
Dengan gembiranya yumi memasukkan uang koin dan langsung memutar mesin tersebut, kini tinggal menunggu beberapa saat untuk mendapatkan mainan yang dia incar dalam kotak kaca mesin itu.
dan akhirnya sebuah benda bulat jatuh ke kolong mesin, tak sabar menunggunya yumi langsung merogoh kolong mesin itu dengan tangannya yang mungil.
"Tada!, lihat bu mesin itu memberikan sesuatu yang aku inginkan!" soraknya senang
"Apa kamu memang menginginkan itu?"
"Iya, ini seperti sebuah batu, satu berwana hitam dan satu berwarna puti sangat cantik seperti papan catur" ungkapnya seriang itu
"Letakkan itu ke dalam sakumu dan jangan memainkannya di luar"
"Baik ibu" begitu ibunya memberi instruksi segera di kantonginya mainan itu.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, bocah imut itu berjalan seraya melompat lompat kecil dan bersenandung lirih hingga sampai tiba di rumahnya.
"Nenek !!" Teriak yumi dari depan pintu toko rumah makan kecil milik sang nenek
"Oh ya ampun tuan putri kita sudah sampai! Sekarang ayo cepat makan sini!" Ujar nenek yumi sembari membawa sebuah baki makanan ke atas meja.
"Jam segini mengapa kita makan di sini bu, bagaimana kalau nanti ada pelanggan yang datang?" Ucap oliv merasa tak nyaman.
"Tidak apa-apa, dari tadi masih belum ada seorang pun yang datang"
"Apa?, Jam segini masih saja sepi pelanggan"
"Sudah sudah, jangan di pikirkan sekarang biarkan yumi makan dengan lahap" ujar ibu sembari menata lauk di atas mangkuk nasi yumi.
"Makan yang banyak yumi, supaya kau cepat besar"
"Iya nenek"
"Oh, ya ampun ini enak sekali bu" kata oliv berkomentar
"Benarkah?"
Mendengar ibunya berkata demikian yumi justru melihat dan memperhatikan ibunya sembari memainkan mainan yang ia baru dapatkan dari mesin itu.
"Yumi, jangan pernah bermain di atas meja makanmu nak!" Titah oliv
"Maaf ibu" dia pun segera mengantungi mainan itu ke dalam sakunya lagi, melihat tingkah lucu oliv dan yumi ibu hanya tersenyum manis.