NovelToon NovelToon
The CEO’S Saturday Obsession

The CEO’S Saturday Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Percintaan Konglomerat / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali / Kekasih misterius
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Diaz, CEO yang menjual bunga dan coklat setiap hari Sabtu. Dia mencari wanita yang cocok dengan sepatu kaca biru milik ibunya. Apa sebenarnya tujuan mencari wanita itu? Memangnya tidak ada wanita lain? Bukankah bagi seorang CEO sangat mudah mencari wanita mana pun yang diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diaz Menguji Eriva

Bab 14

Setelah perjalanan singkat, Diaz sampai di hotel tempat Eriva menginap. Monica, yang duduk di sampingnya, terus berusaha menjaga ketenangan meski pikirannya dipenuhi strategi. Dalam hatinya, dia bertekad tidak akan membiarkan dirinya sekadar menjadi bayang-bayang dalam hubungan ini. Eriva, meski baru saja muncul, tidak boleh menjadi ancaman buatnya.

Sesampainya di lobi hotel, kebetulan Eriva sudah turun ke resepsionis, sehingga mereka tidak perlu menunggu. Diaz segera menyapanya dengan ramah.

“Ayo! Aku jemput seperti yang kamu minta.”

'Oh ... jadi kamu sekaku ini. Lihat aja nanti Diaz, kau akan begitu lembut padaku,' batin Eriva. Seakan-akan dia yang mengemis perhatian pada Diaz.

Eriva tersenyum tipis, namun tatapannya segera beralih ke Monica yang berdiri di samping Diaz. Tatapan itu dingin dan penuh tanda tanya.

“Kamu siapa ya? Kenapa datang bersama Diaz?” tanya Eriva dengan nada datar, namun cukup untuk membuat Monica merasa direndahkan.

Monica tersenyum kaku. Dalam pikirannya, Harusnya dia tahu, kalau aku datang dengan Diaz dan berpakaian sekeren ini, tentu aku adalah seseorang yang dekat dengannya. Kenapa masih harus bertanya seperti itu?

Dengan tenang Monica menjawab, “Aku sahabatnya. Kami sudah berteman sejak lama.”

Sebenarnya, Monica ingin menjawab lebih dari itu—mengatakan bahwa mereka dijodohkan, bertunangan, atau bahkan berpacaran. Namun dia tahu, kebohongan seperti itu hanya akan membuat Diaz marah besar dan mungkin menjauhinya. Jadi dia menahan diri.

"Di acara kemarin, aku tidak melihatmu. Apa kau dari keluarga bisnis?" tanya Eriva dengan kesan angkuh.

"A-aku. Ada kok. Kamu yang tidak membuat," jawab Monica dengan sedikit kesal.

Eriva hanya mengangguk tanpa banyak komentar. Setelah itu, dia tidak lagi berbicara kepada Monica, seakan keberadaan Monica diabaikan sepenuhnya.

Diaz yang memerhatikan dua wanita berseteru dingin, dia melangkah duluan menuju mobil.

Monica membuang muka, dia mengejar Diaz yang sudah agak jauh dari mereka.

'Awas saja kalian. Mengabaikan seorang cucu dari Guru Besar penopang bisnis di negeri ini,' batin Eriva, dengan tatapan tajam dan senyum smirk.

Setelah perkenalan singkat dan sedikit drama, mereka bertiga masuk ke mobil. Diaz mengambil tempat di kursi pengemudi, Eriva duduk di sebelahnya, sementara Monica berada di kursi belakang. Dalam perjalanan menuju restoran, suasana menjadi kontras.

Eriva terlihat begitu nyaman berbincang dengan Diaz, membahas berbagai hal, mulai dari topik ringan hingga pembicaraan tentang masa kecil. Diaz, yang sudah lama menunggu kesempatan ini, mencoba memancing kenangan Eriva dengan hati-hati.

"Uhuk ..."

"Uhuk, uhuk. Ekhm."

Beberapa kali Diaz batuk, dan berdeham. Memancing reaksi Eriva, tapi diam saja. Kalau memang benar dia Leri, akan memberinya air minum yang selalu ada di dashboard mobil.

Diaz kembali batuk, dan kali ini Eriva bereaksi.

"Kau kenapa Diaz?" tanya Eriva sambil menyentuh lengan Diaz, "Sebentar, sepertinya aku ada air minum." Eriva memeriksa tasnya.

'Dia bukan Leri,' batin Diaz.

"Makasih Eriva," ucap Diaz yang menerima botol minum dari Eriva.

'Aku ingin tahu reaksimu jika aku meminum air ini,' batin Diaz sedikit melirik pada Eriva yang sedang kembali merapikan tas nya.

"Ekhm ..." Diaz sedikit menumpahkan air minum di bajunya dan menggosok-gosok.

"Nih, pakai tisu." Eriva memberikan selembar tisu yang selalu tersedia di mobil.

'Fix. Kamu bukan Eriva. Atau kebiasaanmu memang berubah?' batin Diaz, moodnya menjadi buruk.

“Eh, kalian berdua. Mau nggak nanti kita main ke tempat hiburan bareng. Kan seru kalau ramai-ramai.” ujar Monica mencoba menyelipkan komentar.

Monica merasa diabaikan, dia ingin tahu apakah mereka memedulikan ajakannya.

"Aku sibuk. Kau tahu," ucap Diaz yang kembali fokus ke jalan.

Namun, Eriva hanya memberikan senyum tipis tanpa menoleh.

Dalam hati Monica, rasa kesal mulai memuncak. Dia merasa seolah ada dinding tak terlihat yang memisahkan dirinya dari percakapan Diaz dan Eriva. Benar saja. Di dalam mobil ini, rasanya seperti hanya ada mereka berdua. Aku hanya pelengkap.

Sementara itu, Diaz terus mencoba mencari petunjuk lebih banyak. Perbincangannya dengan Eriva semakin intens, membuat Monica semakin merasa tidak nyaman. Namun dia tetap bertahan, menyusun rencana di pikirannya.

Aku tidak akan menyerah semudah ini. Jika Eriva memang lawan, aku akan mencari cara untuk tetap lebih unggul.

Mobil terus melaju, membawa mereka kembali ke restoran, namun suasana di dalamnya terasa seperti medan perang emosional bagi Monica.

###

Setibanya di restoran, mata Diaz langsung tertuju pada sebuah mobil yang terparkir di sudut. Itu mobil Lili. Entah kenapa, ada rasa lega sekaligus penasaran yang menguasai hatinya.

 Dia masih di sini. Kenapa ini membuatku senang? pikir Diaz, tanpa sadar matanya terus menatap mobil itu.

Eriva, yang menyadari tatapan Diaz, mengangkat alis. “Kamu kenal pemilik mobil itu? Dari tadi seperti memperhatikan terus.”

Diaz tersentak, tidak menyangka Eriva akan menanyakan hal itu. Untuk beberapa saat, dia ragu apakah harus jujur atau menyembunyikannya. Namun, Diaz memutuskan untuk menjawab dengan setengah jujur.

“Iya,” katanya sambil tersenyum tipis. “Dia partner kerja dari perusahaan Asher. Mungkin urusan di sini juga tentang proyek."

Eriva mengangguk, tidak terlalu memikirkan jawabannya. “Oh, bagus kalau begitu. Semakin banyak koneksi, semakin baik.”

Eriva menjawab secara bijak, biar terkesan dewasa.

Mereka pun masuk ke restoran dan duduk di meja yang sudah dipesan. Pelayan datang dengan senyum ramah, mengantarkan menu yang telah mereka pilih sebelumnya.

Di sela-sela makan malam, Eriva membuka topik yang cukup sensitif bagi Diaz.

 “Dua hari lagi, lelang tanah TPU itu akan diadakan. Aku dengar tanah itu akan digunakan untuk proyek bangunan pelatihan medis internasional, ya?”

Diaz mengangguk pelan, namun pikirannya melayang ke tempat lain.

Papi berhasil meyakinkan Pak Wahyu. Tapi... makam Naura? Jika Leri tahu, dia pasti akan sangat sedih.

Eriva memperhatikan perubahan ekspresi Diaz yang tiba-tiba murung. “Kamu kenapa? Ada yang mengganggu pikiranmu?” tanyanya, lembut.

Monica, yang duduk di seberang mereka, ikut menimpali. “Mungkin Diaz hanya lelah. Kamu sudah bekerja keras akhir-akhir ini, kan?”

Diaz tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan kegundahannya. “Tidak apa-apa, hanya sedikit kepikiran proyek ini saja.”

Namun, perhatiannya langsung teralihkan ketika dia melihat Lili keluar dari sisi ruang restoran yang lain. Tanpa pikir panjang, Diaz berdiri.

“Aku pergi sebentar,” katanya sambil berlalu, meninggalkan Eriva dan Monica yang saling berpandangan.

“Mau ke mana dia?” Eriva berbisik pada Monica.

Monica mengangkat bahu, mencoba menyembunyikan rasa penasarannya. “Aku tidak tahu. Kita lihat saja.”

Eriva dan Monica belum tahu ke mana Diaz pergi. Mereka juga tidak menyadari keberadaan Lili. Jadi tidak bisa menebak ke mana Diaz pergi.

###

Pertemuan Diaz dan Lili

Diaz menyusul Lili yang tengah berjalan menuju pintu keluar. “Nona Lili!” panggilnya.

Lili berhenti dan berbalik, menatap Diaz dengan senyum cerah seperti biasanya. “Oh, Tuan Diaz. Ada apa ya?”

Bersambung...

1
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
aduh lili kasian Diaz tuh kamu harus segera menjadi Leri sebelum Diaz menikah
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
emang enak
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
sabar lili
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
Diaz mau pilih yg mana tuhbsepatu Uda cocok untuk lili
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya selalu 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
wah tambah seru nih kayaky
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
lili emang jodohmu Diaz
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
semoga sepatu nya cocok dengan lili
LISA
Aq mampir Kak
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
Monica sombong banget belum tahu aja lili anak siapa sekarangg
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
Diaz mending lili dulu yg disuruh pake sepatu kaca nya
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!