NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:60.6k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Emma tak pernah menyangka akan mengalami transmigrasi dan terjebak dalam tubuh istri yang tak diinginkan. Pernikahannya dengan Sergey hanya berlandaskan bisnis, hubungan mereka terasa dingin dan hampa.

Tak ingin terus terpuruk, Emma memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri tanpa berharap pada suaminya. Namun, saat ia mulai bersinar dan menarik perhatian banyak orang, Sergey justru mulai terusik.

Apakah Emma akan memilih bertahan atau melangkah pergi dari pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Setelah rapat selesai, ruangan itu kosong, hanya menyisakan Eleanor yang duduk dengan tenang di kursi besar, matanya memandang kosong ke luar jendela kaca yang memantulkan cahaya matahari yang mulai suram.

Rapat yang baru saja berlangsung terasa seperti pertarungan, meski tanpa senjata. Semua orang di ruang itu tahu, kini tak ada lagi keraguan tentang siapa yang memegang kendali.

Eleanor merapikan tumpukan dokumen yang ada di depannya. Gerakannya sangat cepat dan penuh tujuan, seolah menghapus jejak-jejak emosinya dari ruang itu, menggantinya dengan ambisi yang lebih kuat daripada sebelumnya.

Eleanor melangkah cepat menuju ruang kerjanya. Para asisten dan staf perusahaan yang menyambutnya dengan tatapan hormat, namun tak ada yang bisa menembus aura dingin yang kini menyelimuti setiap langkahnya. Begitu banyak hal yang harus diselesaikan, dan tak ada waktu untuk ragu.

Di ruangannya, Eleanor membuka laptop dan mulai mengatur rencana ekspansi besar-besaran yang akan dimulai dalam beberapa bulan. Semua laporan yang dibutuhkan sudah ada di meja. Bahkan sebelum rapat tadi, ia sudah mempersiapkan segalanya.

Sebagai langkah pertama, ia memerintahkan Asher untuk menyiapkan pertemuan dengan para investor besar yang telah menunjukkan ketertarikan pada proyek hotel internasional.

Ia tahu, jika mereka berhasil meraih investasi besar ini, tidak hanya stabilitas finansial yang akan terjamin, tetapi juga kekuatan politik dan ekonomi keluarga Rosenthal akan semakin solid.

Eleanor memfokuskan pikirannya pada angka-angka, memeriksa laporan keuangan, dan memastikan bahwa semua detail dipersiapkan dengan teliti. Tak ada ruang untuk kesalahan kali ini. Satu langkah salah, dan perusahaan ini bisa runtuh.

Di ruang kerjanya yang luas, Eleanor duduk bersandar dengan ekspresi datar, kedua matanya menatap layar laptop yang dipenuhi grafik dan laporan. Jari-jarinya mengetuk ringan meja kayu mahoni, irama lambat yang memantulkan pikirannya yang tengah terfokus penuh.

Asher berdiri di sisi meja, membawakan beberapa dokumen hasil analisis pasar yang telah ia susun.

"Ini adalah laporan lengkap mengenai potensi ekspansi di sektor pariwisata premium," jelas Asher, meletakkan berkas itu tepat di hadapan Eleanor.

Eleanor membaca cepat, kedua alisnya sedikit mengernyit. "Ada celah di sini," gumamnya lirih, menunjuk salah satu grafik. "Wilayah pesisir selatan masih kekurangan properti kelas atas, padahal pertumbuhan wisatawan di sana naik dua belas persen dalam setahun terakhir."

Asher mengangguk cepat. "Benar, Nona. Jika kita bergerak sekarang, kita bisa memonopoli pasar sebelum kompetitor lain menyadarinya."

"Aku tidak mau sekadar jadi yang pertama, Asher," suara Eleanor dingin tapi tegas. "Aku ingin jadi satu-satunya."

Ia membalik halaman laporan berikutnya. "Kita bentuk tim khusus untuk riset dan pengadaan lahan. Aku ingin analisis mendalam, bukan hanya potensi pasar, tapi juga sosial, politik, bahkan koneksi lokal. Aku tak mau kita hanya sekadar hadir, kita harus mencengkeram."

"Dimengerti, Nona," jawab Asher sigap, mencatat arahan Eleanor.

Eleanor memutar bola matanya ke arah jendela, menatap hujan tipis yang membasahi kaca. Sejenak, bayangan masa kelam menyapa pikirannya, namun ia cepat mengenyahkannya, memaksa dirinya kembali fokus.

"Asher," panggilnya, kali ini suaranya lebih rendah namun tajam. "Mulai sekarang, setiap proposal ekspansi harus melewati tanganku langsung. Aku ingin laporan harian, bahkan perkembangan sekecil apapun."

"Siap, Nona."

"Aku tidak akan membiarkan perusahaan ini jatuh ke tangan orang lain. Ini warisan Ayahku," lanjut Eleanor, nadanya dingin seolah membekukan udara di ruangan itu. "Dan aku akan membesarkannya hingga dunia mengenal nama Rosenthal."

Asher hanya bisa mengangguk hormat, dalam hatinya mengagumi keteguhan Eleanor yang meskipun pendiam, namun kini menunjukkan sisi paling mematikan dari dirinya ketenangan seorang pemimpin yang tahu betul medan tempur yang akan ia taklukkan.

***

Di ruang khusus merokok yang terletak di lantai sebelas kantor pusat, aroma tembakau pekat memenuhi udara. Asap mengepul dari ujung rokok yang dijepit di antara jari Noah.

Pandangannya kosong menatap keluar jendela kaca besar, memandangi deretan gedung pencakar langit yang seolah mengejeknya dengan kemegahan yang dingin.

Rahangnya mengeras, rahang bawahnya bergerak berulang menahan amarah yang nyaris meledak.

Ucapan Eleanor di ruang rapat tadi masih terngiang jelas di telinganya, seperti racun yang meresap perlahan ke dalam darahnya. Tatapan tajam sepupunya, sindiran tajamnya yang membuat semua orang bungkam, bahkan dirinya sendiri terkunci tanpa balasan.

"Sialan," desis Noah, membuang napas kasar bersama asap rokok dari paru-parunya.

Ia menarik ponsel dari saku jas, menatap layar sejenak sebelum akhirnya menekan nomor yang sudah sangat dikenalnya.

Tiga dering, lalu suara lembut namun penuh perhitungan terdengar dari seberang.

"Noah?" Suara Aria.

"Temui aku," perintah Noah tanpa basa-basi. "Sekarang."

Ada jeda sejenak di seberang sana, lalu Aria menjawab, "Di mana?"

"Tempat biasa," jawab Noah, sebelum memutus sambungan tanpa menunggu balasan lebih lanjut.

Ia menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi kulit di ruang itu, ia menengadah ke langit-langit seakan berharap kepulan asap bisa membawa pergi kekesalannya. Namun rasa panas di dadanya justru makin membara.

"Dia pikir dia siapa sebenarnya," gumam Noah, bibirnya melengkungkan senyum sinis. "Hanya karena warisan itu, dia pikir bisa menginjakku seperti serangga?"

Matanya menyipit, tatapannya tajam seolah mampu menembus dinding beton yang membatasi ruangannya. "Kita lihat saja, Eleanor. Aku tidak akan diam saja."

Bara amarah dan kebencian menguar jelas di wajah Noah, ia merasa harga dirinya jatuh di depan semua orang yang tadi berada di ruang rapat.

Ia sama sekali tidak menyangka jika Eleanor akan bersikap begitu tegas, bahkan wanita itu seolah tahu isis pikiran semua orang. Meski, ia hanya wanita yang baru bergabung dengan perusahaan itu tapi tidak bisa di pungkiri wanita itu sangat cerdas.

"Sial!" umpat Noah.

Kekesalannya semakin menjadi setiap kali ia mengingat wajah Eleanor yang tampak sangat puas.

"Aku akan menghancurkannya!" tekad Noah. "Akan aku buat wanita itu bersujud di bawah kakiku."

1
Noveni Lawasti Munte
aduhhhh lu duluan Sergey yg bersikap dingin ke lea giliran dibalas ga terima dasar kutu kupret
Aretha Shanum
jangan bertele2 Thor alurnya nih bosen
Uthie
sering up 🙏🙏
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
up
merry
hncur gk hrga dri sarge tu ditukar dgn tanah sm Lea wkkkkk
Muhammad Kevin
udh kn
Muhammad Kevin
hey anjing 🐶 jawa buat lagi ya kn anjing itu nurut klo di kasih tulang ups 🤣maaf sengaja ni ku kasih
Muhammad Kevin
jalang Jawa mati di kubur massal satu tumbuh seribu jalang Jawaaaaaaaaaaaa aw aw .........🤣🤣🤣🤣🤣
Muhammad Kevin
jalang Jawa aaaaaaa 🤣🤣🤣🤣mati kuburan massal satu tumbuh seribu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 taubat lah sobat sebelum tempat mu kena bencana 🤭
Muhammad Kevin
jalang Jawa hilang satu tumbuh seribu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Uthie
bukannya dengan bantuan Sergey jadi lebih bisa membantu kamu menemukan pembunuh kedua orang tua mu, Ele 🤨
🍏A↪(Jabar)📍
bukanya Aria sendiri ya yang minta bertemu Eleanor🤔
Noveni Lawasti Munte
waduhhhhh Sergey sainganmu udah muncul
Uthie
Wahhhh... parah banget itu mahhhh 😌😏😏😏
Uthie
sy memnag sudah suka sedari awal mampir nya.. dan menurut ku memang bagus banget cerita nya 👍
Soo.... jangan lupa up tiap hari.. tiap waktu yaa Thor 👍😘😁😍😍
Rossy Annabelle
pengen ku tendang sih😬
🍏A↪(Jabar)📍
Ohh,, ini masalahnya toh
ievy
pantes Sergey nggak respect sama adiknya ternyata oh ternyata
Wahyuningsih
Makin sru thor mantap d tnggu upnya kmbli yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutn lkau lma upnya 😁😁 sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu seeeeemaaaangaaaaaaaaat thor 😋😋😋
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!