Seorang wanita yang terlahir di keluarga kaya raya, namun tidak membuatnya menjadi manja. Wanita tersebut anak perempuan satu-satunya dari keluarga max. Setelah di khianati oleh tunangannya tidak sampai membuat ia bersedih, justru ia malah bahagia telah lepas dari seseorang yang telah mengkhianati nya. Dengan keahlian yang ia punya dapat menarik perhatian nya seorang pria. Gimana cerita selanjutnya? Yuk simak cerita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
" Bukan tunangan, hubungan mas tidak sampai sejauh itu. Kami hanya berpacaran, namun mas melihat dia tidur dengan pria lain. Padahal mas selalu menjaga dirinya, mas tidak mau merusaknya sebelum mas menghalalkannya. Tapi, ternyata ia adalah seorang j*l*ng yang hanya menginginkan harta mas " Jawab kevin tanpa terbebani sama sekali.
" Apa mas masih mencintai nya? " Tanya Nadia lagi.
Ilham pun menggelengkan kepalanya.
"Sejak awal berhubungan dengannya, mas tidak pernah merasakan apa yang mas rasakan padamu. Jantung mas tidak pernah merasa berdebar saat bersamanya, tidak seperti saat bersamamu" Ucap kevin seraya meletakkan tangan Nadia ke dadanya.
" Mas pun tak pernah merasakan perasaan rindu, tidak seperti mas yang selalu merasa rindu padamu " Lanjutnya, membuat Nadia pun tersenyum.
" Lalu kenapa mas bisa berpacaran dengannya? " Tanya Nadia
" Awalnya, mas hanya kasian padanya. Karena terus menerus mengejar mas dan saat itu perilakunya sangatlah baik, sehingga tak ada alasan mas menolak nya. Mas mulai merasa nyaman dan berniat melamarnya. Namun ternyata, itu hanyalah kedok belaka " Kevin pun menghembuskan nafasnya, ia tak menyangka akan terjebak dengan wanita ular seperti nya.
" Apa cinta mas di terima sama kamu Nad? Kalau pun engga mas akan terus mengejar mu, sampai kamu mempunyai perasaan yang sama terhadap mas " Tanya kevin memastikan.
Nadia pun mengangguk pelan karena gugup, kevin pun langsung menarik Nadia ke dalam pelukannya. Mereka berdua bisa merasakan debaran jantung mereka.
Nyaman.... itulah yang mereka rasakan. Kevin pun melerai pelukannya dan mencium sayang Nadia.
" Kita jalani hubungan ini pelan-pelan ya," Tanya kevin saat melepaskan kecupannya.
Nadia pun mengangguk, mereka pun kembali memakai sabuk pengamannya. Nadia membawa kevin ke apartemen nya. Ia belum siap membawa kevin menemui keluarga besarnya. Kevin pun tak mempersalahkan hal tersebut, karena ia yakin Nadia pasti mempunyai alasan, kenapa ia menyembunyikan identitas nya selama ini.
Kevin hanya mengantarkan Nadia sampai depan unit kamarnya,Ia tak berani masuk. Apalagi dengan perasaan dirinya yang tengah kasmaran, ia takut kebablasan.
"Kalau gitu mas pamit pulang ya, besok mas jemput" Ucap kevin.
" Apa mas tidak lelah dan terlambat? " Tanya Nadia, karena arah dari rumah, apartemen dan perusahaan berlawanan arah.
" Tidak, mas akan berangkat lebih pagi dan numpang sarapan di sini " Jawab kevin seraya mengusap sayang kepalanya, Nadia pun mengangguk.
" Assalamu'alaikum " Salam kevin seraya melangkah pergi
" Waalaikumsalam , hati-hati mas " Jawab Nadia agak meninggikan suaranya.
Kevin pun berbalik dan mengangguk serta melambaikan tangannya. Begitu kevin sudah masuk lift, Nadia pun masuk ke dalam kamarnya.
Mereka berdua pun mengembangkan senyumannya, walau di tempat berbeda. Apa yang mereka rasakan adalah sama. Sama-sama sedang jatuh cinta dan juga bahagia.
" Aku takan pernah melepaskan mu Nad, kamu akan segera aku ikat dalam tali pernikahan " Gumam kevin memejamkan mata dan tersenyum seraya menyandarkan tubuhnya pada dinding lift.
" Ternyata aku bisa merasakan jatuh cinta lagi, semoga perasaan mas Ilham tidak pernah berubah. Aku benar-benar tidak menyangka bisa menyukai pria secepat ini" Gumam Nadia yang menyandarkan tubuhnya pada pintu.
Nampaknya mereka tidak akan bisa tidur hari ini, karena hati mereka yang terasa penuh sesak dengan rasa bahagia.
.
.
.
Dery mengamuk karena ada beberapa rencana pengiriman barang pesanan klien yang gagal atau tertunda.
Saat ini barang kiriman yang seharusnya sudah dalam perjalanan masih tertahan di dermaga, karena di halangi oleh mafia black lion .
" Bagaimana bisa infomasi ini sampai bocor ke tangan musuh? " Tanya Dery menahan emosinya.
"Kami sudah melakukan pengecekan beberapa kali tuan dan tak ada yang janggal" Jawab Yuda.
Dery merasa heran bagaimana mungkin pihak musuh mengetahui rencana mereka hingga sangat rinci.
" Sepertinya ada tikus yang berani bermain-main " Ucap Dery penuh penekanan.
Mereka semua yang berada di ruangan tersebut saling melirik satu sama lain mereka mengerti maksud ucapan Dery.
Dery mulai memperhatikan setiap orang dengan teliti hingga pandangannya jatuh pada seseorang yang berada di pojok ruangan. Laki-laki itu terlihat tenang tetapi keringat telah bercucuran dari dahinya dan hal itu tak luput dari penglihatan Dery.
" Ketemu" Gumam Dery yang tak dapat di dengar oleh yang lain selain dirinya.
" Mulai hari ini tak ada yang boleh meninggalkan markas, sampai aku menemukan tikus tersebut. Bubar " Ucap Dery tersenyum meninggalkan aula.
Mereka semua yang melihat senyum Dery seketika bergidik ngeri karena mereka semua tahu bahwa malaikat pencabut nyawa telah terbangun.
Mereka pun segera meninggalkan aula pertemuan untuk kembali dengan ke kamarnya masing-masing, tetapi tidak dengan seseorang yang telah Dery tandai dia menuju belakang markas untuk menghubungi seseorang.
" Tuan apa yang harus saya lakukan saat ini tuan Dery telah mengetahui bahwa ada seorang mata-mata dan ia tak memperbolehkan siapapun keluar dari markas"ucap Iwan
" Untuk sementara kau bersikaplah biasa aku akan melakukan penyerangan ke markas mereka dalam waktu dekat dan nanti saat terjadi penyerangan kau dapat bergabung denganku " Ucap Roy
" Baik tuan" Jawab Iwan memutuskan panggilan teleponnya dan segera kembali ke dalam markas agar tak ada yang curiga.
Tanpa Iwan sadari ada seseorang yang mengikuti dan mendengarkan pembicaraan nya dengan orang di sebrang telpon.
" Ternyata benar ucapan tuan Dery tikus itu akan melapor pada majikannya" Ucap Narendra.
Flashback on
Setelah Dery meninggalkan aula perkumpulan ia menunggu di balik pintu sembari memperhatikan tikus buruannya. Saat ia melihat buruannya meninggalkan aula perkumpulan ia segera memanggil Narendra ketua tim.
" Dra aku ingin kau mengikuti Iwan, ia menuju belakang markas, tikus itu pasti akan melapor pada tuannya " Perintah Dery pada Narendra.
" Baik tuan " Jawab Narendra.
"Ingat jangan sampai ia mengetahuinya bahwa ia sedang di awasi jaga jarak aman" Jelas Dery.
" Siap" Jawab Narendra meninggalkan Dery yang masih setia menatap punggung Narendra. Setelah Narendra tak terlihat lagi barulah Dery menuju kamarnya untuk memberi tahu pada seseorang bahwa ada tikus yang sedang bermain.
Flashback off
Narendra pun segera meninggalkan tempat persembunyiannya. Ia akan segera melaporkan apa yang ia dengar tadi pada Dery.
Tok
Tok
Tok
Dery yang baru saja membersihkan diri sehingga membuka pintu kamarnya.
" Kita bicarakan di dalam " Ucap Dery.
Sebelum masuk Narendra menengok ke kiri dan kanan untuk memastikan bahwa tak ada yang melihat dirinya masuk ke dalam kamar Dery. Setelah di rasa aman ia memasuki kamar Dery dan menutup pintu.
" Jadi apa yang kau dapatkan? " Tanya Dery tanpa basa basi.
" Ternyata yang tuan katakan benar dia menghubungi majikannya. Dan aku mendengar tuannya akan melakukan penyerangan dalam waktu dekat ini " Jelas Narendra.
" Baik kau dapat kembali ke kamarmu, ingat perketat penjagaan tak ada yang boleh meninggalkan markas hingga Queena mengurus tikus itu " Perintah Dery.
" Baik tuan " Jawab Narendra meninggalkan kamar Dery.
Setelah Narendra meninggalkan kamarnya. Dery segera mengambil telponnya membuka aplikasi berwarna hijau dan mengetikan sesuatu di sana.
'Ada tikus yang sedang bermain-main Queen'
Setelah mengetikan pesan tersebut Dery menekan tombol send.
.
.
.
Setelah membersihkan tubuhnya tiba-tiba Nadia mendengar sebuah nada notifikasi pesan masuk di telpon Nadia.
Nadia segera meraih teleponnya yang tergeletak di atas meja dan membuka pesan tersebut. Tiba-tiba saja Nadia tersenyum dengan sangat menyeramkan hal itu membuat udara di ruangan tersebut menjadi sangat dingin dan mencengkam.
" Ternyata ada tikus yang sedang bermain" Gumam Nadia tersenyum menyeringai, ternyata ada seorang mata-mata di markas the angel.
Sedangkan di kediaman Max, Salsa yang merasa kehilangan Nadia. Hanya bisa menggerutu kesal, pasalnya Dion benar-benar hanya menganggap dirinya seorang adik. Ia membutuhkan seseorang untuk jadi tempat pelampiasan uneg-unegnya.
" Kemana bocah itu, aku membutuhkannya. Nadia.... aku mencintai kakak mu Dion, huuuaaaaaaa" Salsa pun berbicara sendiri, rasanya sesak. Ternyata sesakit ini cinta bertepuk sebelah tangan, ia tak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya.
Saat ia merasakan perasaan itu, tapi ternyata perasaannya tak berbalas. Tanpa terasa air matanya pun menetes, Salsa pun tengkurap dan menggerakkan wajahnya di bantal. Salsa pun menumpahkan air matanya di sana, ia melampiaskan kesedihannya di sana.
"Huhu, hiks... hiks... Ibu . . ternyata sesakit ini rasanya " Ucap Salsa dalam tangisannya.
"Nadia...... aku mau kamu, hiks.... "