bercerita tentang seorang ceo kaya raya dan sukses bernama Sagara, dia mencintai seorang gadis bernama Nayla, yang ternyata gadis itu adalah anak dari pria yang membu*nuh ibu kandung Saga.
Bagaimana kisah selanjutnya apakah dia akan terus mempertahankan cinta atau membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pelepasan rindu
" kamu siapa?? " tanya Nayla dengan nada bingung, melihat Nayla yang kebingungan membuat Rina terkejut.
" hah.. apa yang terjadi?? Apa kamu sudah melupakan aku?? Ya Tuhan... jangan jangan kamu beneran lupa ingatan " ucap Rina dengan syok, dia pun memegang kepalanya yang terasa bingung. Rina berjalan mondar mandir disebelah ranjang Nayla dengan panik.
" dokter... dokter... iya dokter dimana dokternya... dia harus segera menolong mu, kamu sudah kehilangan ingatan, ya Tuhan kasian sekali sahabatku ini, tunggu sebentar aku akan memanggil dokter dengan segera " ucap Rina yang masih dalam keadaan panik, pada saat Rina akan keluar tiba tiba Nayla tertawa melihat kepanikan di raut wajah sahabatnya tersebut. Rina menghentikan langkahnya dan segera berbalik kearah Nayla yang tertawa nya semakin kencang..
" ha.. ha.. ha... kamu lucu " ucap Nayla sambil tertawa terbahak dan memegang perutnya yang sakit akibat mentertawakan Rina.
Rina yang panik tiba tiba raut wajahnya berubah menjadi masam dan juga kesal, lalu dia berjalan mendekati Nayla.
" dasar gadis tengik... " umpat Rina yang kesal sambil menoyor kepala Nayla pelan. Nayla masih saja tertawa karena sudah mengerjai temannya tersebut.
" gue kira loe beneran amnesia... tapi gue senang selain loe selamat ternyata loe juga nggak hilang ingatan, sekarang katakan bagaimana loe bisa selamat, dan siapa yang menemukan loe pertama kali " Nayla menceritakan semua hal yang terjadi pada dirinya dimulai saat dia ditebak oleh penjahat dan jatuh terjepit diantara dua batu besar yang bisa dikatakan seperti sebuah dinding yang tinggi, dan lebar jarak antara dinding satu ke dinding lainnya hanya cukup untuk satu badan saja.
Saat mereka masih Asik bercerita dan becanda, pintu ruangan terbuka dari luar dan masuklah Saga, didalam ruangan tersebut selain ada Rina dan Nayla ada juga Galang.
" kalian pasti lelah pergilah istirahat, aku akan menjaga nya sekarang " ucap Saga dengan pandangan lurus kearah Nayla, dipandang seperti itu membuat jantung Nayla berdecak kencang, entah kenapa dia menjadi gugup tak karuan, seperti ada rasa senang ketika melihatnya, namun dia juga sadar kalau dia hanyalah seorang asisten dan dia adalah bos nya tidak mungkin seorang bos bisa suka terhadap asisten nya, apalagi Nayla merasa dia bukan apa apa dibandingkan gadis yang lain yang bekerja di perusahaan Saga.
" Sayang aku lapar lebih baik kita ke kantin setelah itu kita harus mencari tempat menginap untuk kita malam ini " ucap Galang sambil memberikan isyarat pada Rina untuk pergi dari ruangan itu segera, dan beruntungnya Rina paham akan isyarat yang diberikan Galang, apalagi dia juga merasa bersalah ketika dia sudah tahu alasan Saga menyetujui pertunangan tersebut.
" Nay gue cabut dulu ya.. besok gue kemari lagi, kasian ayang gue udah kelaparan " ucap Rina sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya.
" iya iya deh yang lagi pada buncin " ucap Nayla sambil mencebikkan bibirnya, padahal sebenarnya Nayla juga tahu diri nggak mungkin dia menahan Rina untuk menemani nya semalam di rumah sakit.
Setelah Rina dan Galang pergi suasana diruangan itupun kembali sunyi, Nayla merasa canggung dengan situasi nya saat ini, sementara Saga dia merasa kan perih dan juga sakit ketika melihat gadis yang dia rindukan menolak kehadirannya.
" tuan.. kenapa anda diam saja, apakah anda sakit ?? " tanya Nayla yang penasaran, karena sejak kedatangannya pria itu hanya berdiri dan melihat kearah Nayla. Sakit itu yang dirasa Saga sekarang jarak yang diberikan oleh Nayla begitu nyata baginya.
" aku tidak apa-apa hanya ingin melihatmu saja " ucap Saga pelan namun masih bisa didengar oleh Nayla, Saga berjalan mendekati tempat tidur Nayla, sejujurnya saat ini Nayla sedikit takut padanya, dia takut kalau Saga melakukan hal macam macam padanya, apalagi dia ingat terakhir kali Saga menawari nya sebagai mainan nya. Nayla tahu Saga adalah orang yang keras suka bertindak semaunya apapun yang dia inginkan harus didapatkan nya.
Perlahan namun pasti setiap Saga melangkah mendekati Nayla, maka Nayla akan bergeser mundur menjauhi Saga.
Ketakutan mulai menyergap perasaan Nayla, dia takut jika Saga melakukan sesuatu terhadapnya, melihat tatapan sayu dimata Saga membuat Nayla berfikir yang tidak tidak terhadapnya. Seketika Nayla merasa menyesal kenapa dia membiarkan Rina untuk pulang, seharusnya dia meminta Rina untuk menemaninya.
" tuan.. tuan kenapa anda menatap saya seperti itu?? " ucap Nayla dengan gugup.
" Nay... apakah kamu tahu saat ini kamu sedang sakit?? " ucap Saga pelan sambil terus berjalan perlahan menuju ranjang yang ditempati Nayla, ranjang itu memang kecil, tapi jika dipakai tidur berdua juga masih muat kok, dihhh author mikirnya apaan sih. Nayla menelan ludahnya dan dia mengangguk perlahan.
" a.. aku tahu kok, ada seseorang yang menembakku, dan aku terjatuh ke jurang dan terjebak diantara bebatuan disana, dan tubuhku pun masih terasa lemah "
" bukan hanya tubuhmu yang sakit Nay, tapi... pikiranmu juga " ucap Saga yang saat ini sudah duduk dekat dengan Nayla.
" hah... benarkah itu?? "
" kamu... kehilangan sebagian ingatan mu Nay "
" hah... benarkah itu, maksud tuan apakah saya mengalami amnesia ?? Pasti tuan sedang becanda kan?? Mana mungkin aku amnesia, aku masih ingat dengan hal hal yang aku alami " Nayla mencebikkan bibirnya dia berfikir pasti Saga tengah membodohinya, apa dia kira kalau Nayla itu beneran gadis yang mudah dibodohi begitu saja.
Saga begitu merindukan gadis itu, dia ingin sekali memeluk dan mencium gadis itu, entah kenapa hasratnya saat ini tidak bisa dia bendung, rasa ingin memiliki gadis itu begitu besar.
Saga meraih tangan Nayla dan mengenggamnya seolah takut terlepas, dan dia juga mencium tangan Nayla beberapa kali, hal itu tentu saja membuat Nayla menjadi risih, bagaimana pun dia seorang bos, dia tidak patut memperlakukan asisten nya seperti ini.
" tuan.. apa yang anda lakukan " ucap Nayla dengan gugup, dia mencoba menarik tangannya dari genggaman Saga, namun Saga menahannya.
" sayang.. " Nayla merasa merinding ketika Saga memanggilnya seperti itu, dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan bosnya tersebut, apakah saat ini dia mabuk?? Kalau iya itu sangat berbahaya baginya, dia bisa saja lepas kendali dan...
" tuan.. tolong jangan terlalu dekat, mundur tuan tempat ini sangat sempit, tuan... " Nayla mulai panik, apalagi Saga mulai mendekatkan wajahnya kearah wajah Nayla dan dia langsung menc*um Nayla dengan keras, dia seperti ingin menumpahkan segala kerinduannya, kegelisahannya selama ini.
" tuan.. hmmppp... " beberpa kali Nayla mencoba untuk berbicara tapi Saga tidak membiarkan hal itu, dia terus menc*um Nayla dengan ganas. Saga teringat dengan kata kata Juna, jika Nayla melupakan ingatan lama maka ciptakan ingatan yang baru, ya saat ini dia akan menciptakan ingatan yang baru untuk Nayla.
Saga terus mencium Nayla seperti ingin melahap habis bib*rnya, tangannya pun mulai bergerak aktif meraba kearea s*ns*tif Nayla, Saga pernah tidur beberapa kali dengan Nayla dulu, jadi dia tahu bagian tubuh Nayla yang mana saja yang membuat g@*rahnya naik.
Tangan Saga mulai tiba diarea dua gunung kembar milik Nayla dia meremasnya dengan sedikit kuat, c*uman Saga berpindah menelusuri telinga dan mengigit dan menj*latnya, sehingga menimbulkan sensasi panas dalam tubuh Nayla.
" tu.. tuan to.. long hentikan... ahhh.. " tak sadar desahan itu keluar dari mulut Nayla walaupun pelan tapi bisa terdengar jelas oleh Saga, Saga pun menyeringai dan terus melanjutkan aksinya.
Tangan Saga yang berada di payu dara Nayla pun turun dan sampai diantara kedua pah@ Nayla, dia mengelus elus area tersebut diluar celana nya, Nayla masih berusaha melawan semua yang sedang dia rasakan saat ini, saat dia kembali dengan kesadarannya dia pun langsung memberontak kembali, dan kali ini dia pun mencoba mendorong tubuh Saga agar menjauh, diperlakukan seperti itu bukannya membuat Saga menjauh dia malah makin berga*rah, dia sudah dikuasai oleh nafsu tak peduli gadis itu memberontak yang dia inginkan sekarang adalah penyatuan tubuhnya dan tubuh Nayla.
Tangan Nayla yang terus berontak ditahan oleh Saga dan meletakkan nya diatas kepala Nayla, sementara tangan Saga yang terbebas, membuka kancing baju pasien yang Nayla pakai, setelah terbuka diapun langsung menurunkan bra nya Nayla dan langsung melahap benda kenyal tersebut seperti seorang bayi yang sedang kehausan.
" ahhh... tuan.. tolong hentikan... ahh.. " Nayla sangat membenci dengan perasaan yang dia rasakan sekarang ini, mulutnya berkata jangan tapi tubuhnya Merespon baik perlakuan Saga, seolah diapun merindukan s*ntuhan dari Saga.
Tangan Saga pun turun kembali dan mengesek dengan sedikit keras area selang kangan milik Nayla, mendapat serangan di dua titik sens*tif membuat Nayla kewalahan dan tak bisa menahan lagi, hingga akhirnya dalam hitungan kurang dari lima menit, tubuh Nayla mengejang melepaskan sesuatu yang mendesak dari bawah sana, dan saat sesuatu itu lepas diapun merasakan nikmat yang tak bisa digambarkan.
Saga menyunggingkan senyuman nya secara samar saat mengetahui Nayla sudah mendapatkan puncaknya, dia pun melepaskan sedotannya dari payu dari Nayla, dia menaikan lagi kepala dan melihat ke arah wajah Nayla, dia senang melihat keringat yang berada diarea kening Nayla, mata Nayla terpejam seolah masih menikmati sensasi pelepasan pertama nya.
" apa kamu sudah enakkan sekarang sayang, jika sudah sekarang giliran ku "
aminn